Direktur RSUD Sidikalang Ungkap Kronologi Pasien Rujukan yang Meninggal
loading...
A
A
A
SIDIKALANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidikalang memberikan klarifikasi mengenai pasien rujukan RSUD Sidikalang yang meninggal dunia.
Direktur RSUD Sidikalang, dr. Sugito Panjaitan menerangkan Tim medis RSUD Sidikalang sudah melakukan upaya maksimal sesuai prosedur dalam penanganan pasien Ny. LB, namun Tuhan mempunyai rencana lain sehingga pasien Ny. LB wafat dalam perawatan.
"Kami atas nama manajemen RSUD Sidikalang menyampaikan duka cita atas meninggalnya Ny. LB, semoga Almarhum mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan YME," ujar Sugito, Jumat (1/05/2020).
Direktur RSUD Sidikalang dr. Sugito Panjaitan, menyampaikan adapun kronologi penanganan terhadap pasien yang bersangkutan Ny. LB. sebagai berikut bermula saat Pasien datang pada tanggal 29 April 2020 pukul 10.30 WIB dan tiba di IGD RSUD Sidikalang ditangani oleh dr. Hizkia, diantar oleh Perawat Klinik Katholik karena pasien sudah dilakukan perawatan dimulai dari tanggal 25 April 2020 di klinik tersebut.
Kemudian, pasien diterima di IGD RSUD Sidikalang pukul 10.30 WIB dengan keluhan sesak nafas yang dialami pasien ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien juga merasakan susah bernafas. Pasien sudah pernah berobat ke Penang sekitar bulan Februari 2020 dan dikatakan ada saraf terjepit dan kekurangan cairan.
Setelah pasien di ruang pemeriksaan di IGD, pasien dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen dalam darah. Kemudian dipasangkan oksigen masker serta dilakukan nebul Combiven 1 respul. (Baca juga : Peran Polri Dinilai Penting dalam Proses Penanganan Corona )
Lalu, pada Pukul 10.40 WIB dibuat permintaan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien. Pada pukul 10.50 WIB dilakukan EKG terhadap pasien. Pada pukul 11.00 WIB dilakukan permintaan pemeriksaan foto thoraks. Diberitahukan oleh petugas IGD kepada petugas radiologi bahwa pasien akan dilakukan pemeriksaan thoraks foto tetapi oleh petugas radiologi bahwa ruangan sedang dilakukan sterilisasi karena baru saja melakukan pemeriksaan radiologi terhadap pasien dari ruang isolasi.
Dibutuhkan waktu 30 menit untuk sterilisasi ruangan tersebut. Pukul 11.30 WIB pasien masuk ke ruangan radiologi dan hasil foto rontgen thoraks keluar pukul 11.45 WIB. Pukul 12.30 WIB hasil laboratorium sudah keluar. Pukul 13.05 WIB dilakukan konsul kepada Dokter Zulfahmi Zulfa,Sp.PD. Pada pukul 13.25 WIB kesadaran pasien semakin menurun, Pada pukul 13.35 WIB dilakukan konsul kembali dan dianjurkan untuk dirujuk karena mengalami serangan stroke sehingga pasien perlu dilakukan pemeriksaan lanjut berupa CT Scan, ICU maupun ventilator dibawah pemeriksaan dokter spesialis saraf. Lalu dilakukan informed concern terhadap suami pasien bahwa pasien akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut diatas.
dr Sugito Penjaitan melanjutkan keterangnnya bawah pada saat itu, dilakukan kembali penjelasan tentang kondisi pasien bahwa pasien harus dirujuk dan keluarga mengatakan ingin berunding terlebih dahulu. Pada pukul 15.55 WIB keluarga setuju untuk dirujuk, kemudian petugas IGD melakukan koordinasi untuk mempersiapkan proses rujukan.
Berselang beberapa waktu kemudian, pada pukul 16.00 WIB dilakukan konsul terhadap dokter spesialis paru untuk dilakukan Rapid Test Covid 19 sebagai syarat untuk merujuk pasien ke rumah sakit tujuan. Pada pukul 16.00 Wib perawat IGD menghubungi beberapa Rumah Sakit diantaranya RS. Efarina, RS. Herna dan RS. Columbia namun belum mendapat konfirmasi untuk menerima pasien. Pukul 16.26 hasil Rapid Test keluar dengan hasil Rapid Test Non Reaktif. Baru pada pukul Pukul 17.41 WIB rumah sakit umum Mitra Sejati mengkonfirmasi bahwa rumah sakit umum tersebut bersedia menerima pasien. Pukul 18.05 pasien berangkat menuju rumah sakit umum Mitra Sejati didampingi suami dan perawat rujuk.
"Tidak lama kemudian, pihak keluarga tiba-tiba menelefon perawat rujuk dan meminta pasien dibawa ke rumah sakit Siloam, perawat dan supir menjelaskan bahwa rujukan awal adalah rumah sakit umum Mitra Sejati. Namun, karena sudah menjadi keputusan bersama keluarga, Pada pukul 20.35 WIB pasien akhirnya dibawa ke rumah sakit Siloam karena permintaan mereka adalah pasien umum," terang Sugito Panjaitan.
Kemudian, pada Pukul 21.05 WIB pasien tiba di rumah sakit Siloam, Pukul 22.05 WIB pasien dinyatakan exitus dihadapan keluarga, dokter dan perawat Siloam. Pukul 22.35 WIB pasien dibawa kembali ke sidikalang oleh ambulance rumah sakit umum sidikalang.
"Dari kronologis diatas, bahwa tidak benar terjadi keterlambatan penanganan terhadap pasien sesuai dengan pemberitaan yang beredar di salah satu media. Penanganan medis telah dilakukan dengan semaksimal mungkin oleh petugas medis RSUD Sidikalang. Seluruh manajemen RSUD Sidikalang menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya pasien dan mendoakan semoga arwah almarhum diterima disisi Tuhan dan kiranya keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tutup dr. Sugito.
Direktur RSUD Sidikalang, dr. Sugito Panjaitan menerangkan Tim medis RSUD Sidikalang sudah melakukan upaya maksimal sesuai prosedur dalam penanganan pasien Ny. LB, namun Tuhan mempunyai rencana lain sehingga pasien Ny. LB wafat dalam perawatan.
"Kami atas nama manajemen RSUD Sidikalang menyampaikan duka cita atas meninggalnya Ny. LB, semoga Almarhum mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhan YME," ujar Sugito, Jumat (1/05/2020).
Direktur RSUD Sidikalang dr. Sugito Panjaitan, menyampaikan adapun kronologi penanganan terhadap pasien yang bersangkutan Ny. LB. sebagai berikut bermula saat Pasien datang pada tanggal 29 April 2020 pukul 10.30 WIB dan tiba di IGD RSUD Sidikalang ditangani oleh dr. Hizkia, diantar oleh Perawat Klinik Katholik karena pasien sudah dilakukan perawatan dimulai dari tanggal 25 April 2020 di klinik tersebut.
Kemudian, pasien diterima di IGD RSUD Sidikalang pukul 10.30 WIB dengan keluhan sesak nafas yang dialami pasien ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien juga merasakan susah bernafas. Pasien sudah pernah berobat ke Penang sekitar bulan Februari 2020 dan dikatakan ada saraf terjepit dan kekurangan cairan.
Setelah pasien di ruang pemeriksaan di IGD, pasien dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen dalam darah. Kemudian dipasangkan oksigen masker serta dilakukan nebul Combiven 1 respul. (Baca juga : Peran Polri Dinilai Penting dalam Proses Penanganan Corona )
Lalu, pada Pukul 10.40 WIB dibuat permintaan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien. Pada pukul 10.50 WIB dilakukan EKG terhadap pasien. Pada pukul 11.00 WIB dilakukan permintaan pemeriksaan foto thoraks. Diberitahukan oleh petugas IGD kepada petugas radiologi bahwa pasien akan dilakukan pemeriksaan thoraks foto tetapi oleh petugas radiologi bahwa ruangan sedang dilakukan sterilisasi karena baru saja melakukan pemeriksaan radiologi terhadap pasien dari ruang isolasi.
Dibutuhkan waktu 30 menit untuk sterilisasi ruangan tersebut. Pukul 11.30 WIB pasien masuk ke ruangan radiologi dan hasil foto rontgen thoraks keluar pukul 11.45 WIB. Pukul 12.30 WIB hasil laboratorium sudah keluar. Pukul 13.05 WIB dilakukan konsul kepada Dokter Zulfahmi Zulfa,Sp.PD. Pada pukul 13.25 WIB kesadaran pasien semakin menurun, Pada pukul 13.35 WIB dilakukan konsul kembali dan dianjurkan untuk dirujuk karena mengalami serangan stroke sehingga pasien perlu dilakukan pemeriksaan lanjut berupa CT Scan, ICU maupun ventilator dibawah pemeriksaan dokter spesialis saraf. Lalu dilakukan informed concern terhadap suami pasien bahwa pasien akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut diatas.
dr Sugito Penjaitan melanjutkan keterangnnya bawah pada saat itu, dilakukan kembali penjelasan tentang kondisi pasien bahwa pasien harus dirujuk dan keluarga mengatakan ingin berunding terlebih dahulu. Pada pukul 15.55 WIB keluarga setuju untuk dirujuk, kemudian petugas IGD melakukan koordinasi untuk mempersiapkan proses rujukan.
Berselang beberapa waktu kemudian, pada pukul 16.00 WIB dilakukan konsul terhadap dokter spesialis paru untuk dilakukan Rapid Test Covid 19 sebagai syarat untuk merujuk pasien ke rumah sakit tujuan. Pada pukul 16.00 Wib perawat IGD menghubungi beberapa Rumah Sakit diantaranya RS. Efarina, RS. Herna dan RS. Columbia namun belum mendapat konfirmasi untuk menerima pasien. Pukul 16.26 hasil Rapid Test keluar dengan hasil Rapid Test Non Reaktif. Baru pada pukul Pukul 17.41 WIB rumah sakit umum Mitra Sejati mengkonfirmasi bahwa rumah sakit umum tersebut bersedia menerima pasien. Pukul 18.05 pasien berangkat menuju rumah sakit umum Mitra Sejati didampingi suami dan perawat rujuk.
"Tidak lama kemudian, pihak keluarga tiba-tiba menelefon perawat rujuk dan meminta pasien dibawa ke rumah sakit Siloam, perawat dan supir menjelaskan bahwa rujukan awal adalah rumah sakit umum Mitra Sejati. Namun, karena sudah menjadi keputusan bersama keluarga, Pada pukul 20.35 WIB pasien akhirnya dibawa ke rumah sakit Siloam karena permintaan mereka adalah pasien umum," terang Sugito Panjaitan.
Kemudian, pada Pukul 21.05 WIB pasien tiba di rumah sakit Siloam, Pukul 22.05 WIB pasien dinyatakan exitus dihadapan keluarga, dokter dan perawat Siloam. Pukul 22.35 WIB pasien dibawa kembali ke sidikalang oleh ambulance rumah sakit umum sidikalang.
"Dari kronologis diatas, bahwa tidak benar terjadi keterlambatan penanganan terhadap pasien sesuai dengan pemberitaan yang beredar di salah satu media. Penanganan medis telah dilakukan dengan semaksimal mungkin oleh petugas medis RSUD Sidikalang. Seluruh manajemen RSUD Sidikalang menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya pasien dan mendoakan semoga arwah almarhum diterima disisi Tuhan dan kiranya keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tutup dr. Sugito.
(nfl)