Tipu Daya VOC Belanda Kuras Ribuan Benda Pusaka Harta Karun Mataram

Sabtu, 22 Juni 2024 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Kekalahan ini memaksa tiga putra Untung Surapati mundur dari medan perang. Sunan Amangkurat III yang mendengar kekalahan pasukan dan mundurnya putra-putra Untung Surapati, mengungsi ke puncak Bukit Dungul bersama pasukannya.

Kekalahan di Malang menandakan bahwa Amangkurat III tidak memiliki kekuatan lagi. Pasukan Pasuruhan yang diharapkan dapat melindunginya dari serangan Kartasura telah hancur lebur. Akhirnya, Amangkurat III meminta pengikutnya untuk menyerah kepada Kartasura dan VOC.

Amangkurat III mengirim surat kepada VOC untuk menyatakan penyerahannya. VOC kemudian menjanjikan bahwa ia akan diangkat kembali sebagai raja di Kartasura. Namun, VOC ternyata memiliki rencana lain.

Tak lama setelah itu, Adipati Blitar, utusan Sunan Pakubuwana, datang ke Bukit Dungul untuk meminta seluruh pusaka Kasunanan Kartasura dari Amangkurat III. Pusaka-pusaka tersebut termasuk baju Kiai Gondil, keris Kiai Balabar, dan bende Kiai Becak.

Amangkurat III berjanji akan mengembalikan pusaka-pusaka itu jika ia kembali ke Kartasura. Usai pertemuan dengan Adipati Blitar, Amangkurat III pergi menghadap pimpinan VOC di Surabaya.

Namun, di Surabaya, ia menyadari bahwa ia telah ditipu. Alih-alih dibawa ke Semarang untuk dijadikan raja lagi, ia ditangkap dan dibawa ke penjara di Batavia.

Di penjara Batavia, Amangkurat III menghabiskan waktu sebelum akhirnya dibawa ke Srilanka bersama seluruh pusaka Kasunanan Kartasura yang 'diambil' VOC.

Sunan Amangkurat III menghabiskan sisa hidupnya di Srilanka dan meninggal pada 1734 Masehi. Di sisi lain, keturunan Untung Surapati melarikan diri ke hutan belantara untuk menghindari pengejaran pasukan lawan.

Peristiwa ini menandakan berakhirnya kekuasaan Untung Surapati dan putra-putranya di Pasuruhan secara tragis.

Dengan tipu daya yang licik, VOC tidak hanya mengakhiri perlawanan Amangkurat III tetapi juga berhasil menguras ribuan benda pusaka harta karun Mataram, meninggalkan jejak sejarah yang kelam dalam perjuangan melawan penjajahan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2156 seconds (0.1#10.140)
pixels