Kisah Penyamaran Kopassus, Jadi Penjual Durian untuk Masuk Markas GAM

Minggu, 16 Juni 2024 - 07:54 WIB
loading...
A A A
"Semua tokoh kunci yang menjadi sasaran berada di Cot Girek. Hingga saya pamit pukul 15.00 mereka masih ada di sana. Saya pun masih sempat memberi informasi terakhir kepada induk pasukan. Hari H dan Jam J serangan ditetapkan," tutur Badri.

Markas GAM di rawa-rawa Cot Girek kemudian diserbu dari semua arah oleh Kopassus. Dalam serangan itu, Gubernur GAM Said Adnan dan ajudannya, yang merupakan seorang desersi TNI, tewas terkena tembakan.

Dalam perjalanan penyamarannya, Badri diuji kesetiaannya oleh para petinggi GAM dengan berbagai cara, termasuk menyembunyikan anggota keluarga mereka. Kepercayaan yang diperolehnya tidak disia-siakan.

Badri berhasil menemukan 125 senapan milik GAM yang diselundupkan dari Thailand dan Malaysia, serta mengungkap sumber keuangan GAM, termasuk perdagangan ganja kering dari Aceh Timur dan Aceh Utara yang dikirim ke Malaysia, serta pajak dari perusahaan besar dan warga setempat.

Pada akhir tahun 2004, tsunami besar melanda Aceh, mengakibatkan kekerasan berangsur surut. Akhirnya, Perjanjian Damai Helsinki pun ditandatangani, mengakhiri konflik panjang di Aceh.

Kisah Sersan Badri menunjukkan betapa tangguhnya prajurit Kopassus dalam menjalankan tugasnya, meskipun harus menyamar sebagai pedagang durian demi membongkar kekuatan musuh dan membawa perdamaian ke Aceh.
(hri)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1404 seconds (0.1#10.140)