Tim Pemulasaraan Jenazah COVID-19 RSUD Tasikmalaya Tulis Kekecewaan di Hazmat

Kamis, 20 Agustus 2020 - 10:37 WIB
loading...
Tim Pemulasaraan Jenazah COVID-19 RSUD Tasikmalaya Tulis Kekecewaan di Hazmat
Ada yang berbeda pada Hazmat atau baju Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai oleh petugas instalasi pemulasaraan jenazah COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soekardjo Kota Tasikmalaya. iNews TV/Asep
A A A
Ada yang berbeda pada Hazmat atau baju Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai oleh petugas instalasi pemulasaraan jenazah COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Jika biasanya Hazmat berwarna putih ini polos, tetapi pada giat pemulasaraan jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dilakukan Kamis (20/8/2020) dini hari tadi terdapat tulisan yang menunjukan rasa kekecewaan.

Tulisan yang dicoretkan di bagian punggung dengan menggunakan spidol warna hitam ini, bertuliskan nada sindiran dan kekecewaan soal upah yang tak kunjung cair sejak pertama kali mereka mengurus jenazah COVID-19 di Kota Tasikmalaya. Padahal, tenaga medis lain seperti perawat sudah mendapat honor.

"Tulisan yang kami buat di bagian punggung ini sebagai bentuk sindiran kepada yang berwenang agar segera mencairkan upah atau insentif. Karena sudah tidak adil, kenapa perawat sudah cair, tapi kenapa kami dengan tim ambulancs belum juga cair," kata seorang petugas Pemulasaraan Jenazah Covid-19 RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya, Yuri Rahman, saat ditemui Kamis (20/8/2020).

Menurut Yuri, para pemangku kebijakan dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya harus melihat kinerja para pengurus jenazah COVID-19 yang sudah menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Kota Tasikmalaya, yang notabene risikonya dinilai tinggi.

"Kami minta para pejabat yang berwenang bisa melihat kerja kami yang sudah menjadi garda terdepan. Kami ini risikonya lebih tinggi, kontak erat langsung dengan jenazah. Jangan sampai menyepelekan keringat orang lain," ucap Yuri. (Baca: Pasien PDP Corona di RSUD Tasikmalaya Meninggal Dunia).

Yuri menambahkan, mereka dan rekan petugas pemulasaraan jenazah lainnya tidak mau dipandang sebelah mata dalam penanganan Covid-19 di Kota Tasikmalaya. Jika berbicara soal keikhalasan dalam bekerja, mereka sangat ikhlas. Namun, jika tenaga medis lain sudah mendapatkan insentif, tentu ada kecemburuan sosial.

"Kami dengan kawan-kawan bekerja ikhlas, tapi gak mau lah dipandang sebelah mata. Kenapa tenaga medis lain katanya sudah turun insentif, kenapa kami belum dapat juga sepeserpun," pungkas Yuri.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2992 seconds (0.1#10.140)