Kisah TKI Pulang Kampung setelah 22 Tahun Hilang di Suriah, Keluarga di Indramayu Mengira Sudah Meninggal
loading...
A
A
A
INDRAMAYU - Masiroh, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya di Indramayu, Jawa Barat setelah hilang selama 22 tahun di negara Suriah.
Keluarganya di kampung bahkan sempat menganggap Masiroh sudah meninggal dunia karena hilang saat menjadi TKI.
Selain mengalami perlakuan kasar saat bekerja, Masiroh juga tidak menerima gajinya.
Masiroh, warga Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, tiba pulang dalam keadaan sehat.
Abdul Siraj, adik Masiroh menuturkan, keluarga sebelumnya menganggap Masiroh sudah meninggal dunia mengingat Suriah, tempat Masiroh bekerja merupakan negara yang sedang dilanda konflik perang.
Bahkan, keluarga Masiroh sempat menggelar tahlilan untuknya. Kisah tenaga kerja wanita (TKW) berusia 38 tahun ini yang hilang selama 22 tahun di Suriah memilukan. Dia sering berganti majikan dan bahkan sering mengalami perlakuan kasar dari majikannya.
Masiroh menceritakan bahwa ia berangkat mencari nasib ke luar negeri sejak tahun 2001, setelah lulus sekolah dasar.
Keberangkatan Masiroh sebagai pahlawan devisa negara dilakukan secara ilegal, bahkan menggunakan kapal laut.
Sesampainya di Suriah, negara tersebut terlibat dalam konflik perang, dan Masiroh kehilangan paspornya serta sering pindah-pindah majikan hingga empat kali.
Sebelumnya, keluarga Masiroh telah melakukan berbagai cara untuk menemukan keberadaannya, namun tetap tidak berhasil hingga akhirnya dianggap meninggal dunia.
Sekarang, Masiroh sang pahlawan devisa negara telah pulang. Meski begitu, keluarga berharap pemerintah dapat membantu memperjuangkan hak-hak Masiroh selama bekerja di Suriah.
Keluarganya di kampung bahkan sempat menganggap Masiroh sudah meninggal dunia karena hilang saat menjadi TKI.
Selain mengalami perlakuan kasar saat bekerja, Masiroh juga tidak menerima gajinya.
Masiroh, warga Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, tiba pulang dalam keadaan sehat.
Abdul Siraj, adik Masiroh menuturkan, keluarga sebelumnya menganggap Masiroh sudah meninggal dunia mengingat Suriah, tempat Masiroh bekerja merupakan negara yang sedang dilanda konflik perang.
Bahkan, keluarga Masiroh sempat menggelar tahlilan untuknya. Kisah tenaga kerja wanita (TKW) berusia 38 tahun ini yang hilang selama 22 tahun di Suriah memilukan. Dia sering berganti majikan dan bahkan sering mengalami perlakuan kasar dari majikannya.
Masiroh menceritakan bahwa ia berangkat mencari nasib ke luar negeri sejak tahun 2001, setelah lulus sekolah dasar.
Keberangkatan Masiroh sebagai pahlawan devisa negara dilakukan secara ilegal, bahkan menggunakan kapal laut.
Sesampainya di Suriah, negara tersebut terlibat dalam konflik perang, dan Masiroh kehilangan paspornya serta sering pindah-pindah majikan hingga empat kali.
Sebelumnya, keluarga Masiroh telah melakukan berbagai cara untuk menemukan keberadaannya, namun tetap tidak berhasil hingga akhirnya dianggap meninggal dunia.
Sekarang, Masiroh sang pahlawan devisa negara telah pulang. Meski begitu, keluarga berharap pemerintah dapat membantu memperjuangkan hak-hak Masiroh selama bekerja di Suriah.
(shf)