Mahasiswa PTIK Cari Solusi Penanganan Miras Oplosan di Bontang

Selasa, 18 Desember 2018 - 13:51 WIB
Mahasiswa PTIK Cari Solusi Penanganan Miras Oplosan di Bontang
Mahasiswa PTIK Cari Solusi Penanganan Miras Oplosan di Bontang
A A A
BONTANG - Sejumlah mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Angkatan 75 melakukan pengabdian masyarakat di Bontang, Kalimantan Timur.Mereka ikut membantu mencari solusi atas maraknya miras oplosan di sana.Para mahasiswa ini dibawah asuhan Dosen Pembimbing Kombes Dwiyono dan Dosen Chairul Ketua PTIK, Irjen Pol R. Sigit Tri Hardjanto mengatakan, pendidikan tinggi merupakan lembaga yang bertujuan mencetak mahasiswa yang berwawasan akademik dan berkepribadian serta kepedulian pada lingkungannya.Menurut dia, PTIK merupakan bagian dari lembaga Pendidikan Tinggi Akademik Kepolisian yang punya kewajiban melaksanakan tujuan tersebut yang tercermin dalam kurikulum. “Pelaksanaan kurikulum tersebut salah satunya adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa angkatan 75 sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,” kata Tri Hardjanto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (18/12/2018).
Oleh karena itu, Tri meminta para mahasiswa dapat melaksanakan pengabdian masyarakat dengan memberikan solusi terbaik terhadap persoalan sosial sehingga bisa dioperasionalkan oleh pemerintah daerah. “Dan menjadi way out bagi penyelesaian permasalahan di masyarakat,” ujarnya.

Dosen Pembimbing PTIK Kombes Pol Dwiyono mengatakan, mahasiswa Angkatan 75 ini mengembangkan berbagai aktivitas melalui program penyuluhan dan problem solving di masyarakat. “Bontang dipilih karena wilayah tersebut marak perilaku menyimpang remaja dengan miras oplosan yang dikenal Koteng (Komix dan Kratingdaeng) dan Aldo (alkohol doang),” kata Dwiyono.

Padahal, Pemkot Bontang telah melakukan berbagai upaya memberantas miras oplosan. Misalnya melalui media rumah singgah. “Sementara, operasi kerja sama kepolisian bersama polisi pamong praja dilakukan terus menerus untuk mencari pelaku kenakalan remaja tersebut dalam kerangka pembinaan tapi hasilnya belum optimal,” ujarnya.

Dwiyono berharap mahasiswa Angkatan 75 bisa memecahkan masalah di Kota Bontang tersebut. Tentu perlu kerja sama antara kepolisian, pemda, DPRD, tokoh masyarakat dalam mencari strategi penanganan perilaku menyimpang remaja itu.

“Studi menggali berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku meminum minuman keras oplosan menjadi fokus problem solving. Kemudian masukan untuk menyusun regulasi peraturan wali kota yang menyangkut miras oplosan,” jelasnya.

Di samping itu, kegiatan preemtif dan preventif dilaksanakan secara simultan melalui program penyuluhan tentang miras oplosan ke sekolah-sekolah dan patroli malam untuk menangkap pelaku miras oplosan. “Selain itu, pemasangan spanduk imbauan dan sosialisasi kepada pedagang obat dan apotek, dialog interaktif melalui radio serta diskusi dengan karang taruna,” tandasnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5707 seconds (0.1#10.140)