Wali Kota Eri Cahyadi Ajak Keturunan Hasan Gipo-KH Mas Mansur Bangun Kota Lama Surabaya

Senin, 22 April 2024 - 07:02 WIB
loading...
Wali Kota Eri Cahyadi...
Halalbihalal Insan Keturunan Sagipodi (IKSA) di Surabaya, Minggu (21/4/2024). Foto/MPI/Masdarul Khoiri
A A A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak keturunan Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU pertama) - KH Mas Mansur (pendiri PW Muhammadiyah Jatim) untuk membangun kota lama Surabaya.

"Saya mengapresiasi kegiatan keturunan Gipo dalam Yayasan Insan Keturunan Sagipodin (IKSA) yang selama ini membangun Arek Suroboyo, semoga kita bisa sinergi terus membangun Kota Lama," katanya dalam sambutan pada Halalbihalal IKSA di Surabaya, Minggu (21/4/2024).



Eri Cahyadi menilai Halalbihalal merupakan momentum semangat Arek-arek Surabaya dalam berkegiatan dan membangun kota.

"Semoga kegiatan ini membawa berkah dan kita dapat meningkatkan sinergi," katanya tentang pembangunan, khususnya tiga zona Kota Lama Surabaya (Arab, Pecinan, Eropa).



Ketua Yayasan IKSA HA Wachid Zein menyampaikan terima kasih atas atensi Wali Kota Eri Cahyadi terhadap keturunan Sagipodin.

"Terima kasih atas perhatian Pak Wali kepada Gipo, terima kasih juga telah membangun Langgar Gipo. Langgar itu merupakan salah satu dari empat aset yang dimiliki Keluarga Gipo, khususnya H Tarmidzi," katanya.



Selain Langgar Gipo, aset lain milik H Tarmidzi Gipo adalah 223 meter persegi tanah makam di Rangkah yang diserobot orang untuk rumah liar, makam Ampel (sisi timur Masjid Ampel) seluas 9x19 m2 yang dihuni makam bertumpuk-tumpuk hingga ditutup, dan aset rumah di kawasan Ketapang, Ampel, Surabaya.

Merespons aset Gipo yang lain, Staf Ahli Wali Kota Tomi Ardiyanto menyarankan Yayasan IKSA bersurat kepada wali kota terkait pemanfaatan aset yang ada.

"Kalo aset itu didukung dengan bukti pendukung yang kuat, Insya Allah kami siap membantu, karena pemkot punya tim hukum, tim pembangunan, dan seterusnya," katanya.

Sebelumnya (27/3/2024), Eri Cahyadi saat bertemu Ketua Yayasan IKSA HS Wachid Zein, menyampaikan rencana pemkot melakukan penataan terhadap kawasan kota lama.

Kawasan tersebut memiliki banyak bangunan antik dengan berbagai jenis gaya arsitektur, karena itu penataan kota lama Surabaya adalah tetap mempertahankan nilai-nilai sejarah dari bangunan-bangunan tersebut.

Nantinya, revitalisasi kota lama akan terbagi dalam tiga zona, yaitu zona Eropa, Pecinan, dan Arab.

Tiga zona tersebut akan dibuat terintegrasi untuk menawarkan destinasi wisata sejarah yang memiliki nuansa tematik.

"Insya Allah di akhir bulan Mei 2024, kita akan melakukan peresmian kota lama. Kawasan ini cukup luas, mulai dari Jembatan Merah ke Kembang Jepun yang masuk dalam kawasan Pecinan, lalu zona Eropa yang merupakan perkantoran lama di Surabaya, dan zona Arab di Ampel, termasuk Langgar Gipo di Ampel," kata Wali Kota.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2782 seconds (0.1#10.140)