PLN Investigasi Tewasnya Pekerja Bangunan di Bandung Barat, Begini Faktanya

Sabtu, 02 Maret 2024 - 19:02 WIB
loading...
PLN Investigasi Tewasnya Pekerja Bangunan di Bandung Barat, Begini Faktanya
PLN angkat bicara terkait tewasnya M Didin Najmudin, buruh bangunan di Perumahan Graha Bukit Raya I, Cilame, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - PLN angkat bicara terkait tewasnya M Didin Najmudin (39), buruh bangunan di Perumahan Graha Bukit Raya I, Blok E3, RT 07/21, Desa Cilame, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Pekerja bangunan asal asal Kampung Cilimus, RT 03/11, Desa Tanjungjaya Kecamatan Cihampelas, KBB itu awalnya diduga tewas karena tersengat aliran listrik pada Selasa (27/2/2024) pukul 17.30 WIB saat membetulkan atap rumah di tempatnya bekerja.


TL Keselamatan, Kesehatan, Kerja, dan Lingkungan (K3L) PLN ULP Cimahi Kota, Adeng Ganda mengatakan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan petugas di lapangan, kemungkinan besar korban meninggal dunia bukan akibat tersengat aliran listrik, namun karena petir.

"Kemungkinan terkena petir karena korban langsung meninggal. Kalau tersengat listrik paling pingsan karena tegangan listrik di rumah itu hanya 220 volt, jadi tidak mungkin langsung meninggal," jelas Adeng saat dihubungi, Sabtu (2/3/2024).

Dugaan korban tersambar petir tersebut, jelas Adeng, diperkuat dengan keterangan rekan kerja korban dan anak pemilik rumah yang sempat mendengar suara petir sesaat sebelum korban terkapar lemah di lokasi kejadian.

Peristiwa itu terjadi saat korban dan teman kerjanya sedang bekerja merenovasi rumah milik Agus Jamaludin saat kondisi hujan deras. Kemudian korban memasang bondek untuk menutupi genting menggunakan seng agar tidak bocor.



"Jadi, pas korban ke atas bangunan untuk benerin yang bocor, barengan dengan adanya petir sangat besar. Lalu korban berteriak dan langsung meninggal, setelah itu rekan korban lari ke bawah," beber Adeng.

Menurutnya, jika ada kabel listrik yang terkelupas dan mengenai seng dan spandek, seharusnya saat terpasang sudah bisa menghantarkan aliran listrik di lokasi kejadian.

"Jadi sebelum hujan pun pasti sudah terhantar aliran listriknya karena seng dan spandek sebagai konduktor atau penghantar, itu pun tegangannya hanya 220 volt sangat kecil," tegas dia.

Atas hal tersebut, Adeng menduga korban tewas bukan karena tersengat aliran listrik dan kondisi ini juga diperkuat dengan tidak adanya bekas luka sengatan listrik pada tubuh korban.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3407 seconds (0.1#10.140)