Viral Kasus Perundungan Siswa Difabel di SMPN 3 Wonosari, Begini Faktanya
loading...
A
A
A
”RH tersinggung kemudian menantangnya berkelahi. RH itu anaknya kecil,” terangnya.
RAN kemudian mengejar Rh dan keduanya terlibat perkelahian. RAN sempat memukul RH sehingga bengkak di pelipis kiri. Namun RAN justru mengalami patah jari kelingkingnya usai perkelahian tersebut.
Ada dua versi yang mereka dapat, jari tersebut patah karena memukul muka RH dan satu lagi patah karena dipelintir oleh RH. Usai kejadian pihak sekolah langsung mengantarkan RAH ke rumah sakit.
Sementara RH mendapatkan perawatan dengan dikompres menggunakan es batu di UKS dan kemudian diantarkan pulang. Dia menepis peristiwa tersebut adalah bullying karena perselisihan dua orang siswa yang sama-sama berkebutuhan khusus.
RH sendiri merupakan penyandang disabilitas tunagrahita di mana berdasarkan sertifikat yang dimiliki ternyata kemampuannya setara dengan anak usia 7 Hingga 8 tahun.
“Kami sudah tindaklanjuti dengan melapor ke Dinas Pendidikan, menggalang bantuan ke siswa untuk membantu korban dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial agar membantu pengobatan dari korban,” tambahnya.
Sampai saat ini pihaknya juga berusaha mengumpulkan data berkaitan dengan informasi yang menyebutkan jika korban telah mengalami beberapa kali perundungan. Namun pihak sekolah sudah berusaha keras untuk mencegah aksi perundungan tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sujono Ary Wibowo menambahkan selama ini memang tidak ada kasus Perundingan di sekolahnya apalagi sekolah tersebut termasuk sekolah inklusi.
Di mana ada tiga orang siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah negeri tersebut. Dan semuanya ini memang berjalan dengan lancar. “Kami upayakan yang terbaik untuk siswa. Kami berikan haknya ke siswa,” terangnya.
RAN kemudian mengejar Rh dan keduanya terlibat perkelahian. RAN sempat memukul RH sehingga bengkak di pelipis kiri. Namun RAN justru mengalami patah jari kelingkingnya usai perkelahian tersebut.
Ada dua versi yang mereka dapat, jari tersebut patah karena memukul muka RH dan satu lagi patah karena dipelintir oleh RH. Usai kejadian pihak sekolah langsung mengantarkan RAH ke rumah sakit.
Sementara RH mendapatkan perawatan dengan dikompres menggunakan es batu di UKS dan kemudian diantarkan pulang. Dia menepis peristiwa tersebut adalah bullying karena perselisihan dua orang siswa yang sama-sama berkebutuhan khusus.
RH sendiri merupakan penyandang disabilitas tunagrahita di mana berdasarkan sertifikat yang dimiliki ternyata kemampuannya setara dengan anak usia 7 Hingga 8 tahun.
“Kami sudah tindaklanjuti dengan melapor ke Dinas Pendidikan, menggalang bantuan ke siswa untuk membantu korban dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial agar membantu pengobatan dari korban,” tambahnya.
Sampai saat ini pihaknya juga berusaha mengumpulkan data berkaitan dengan informasi yang menyebutkan jika korban telah mengalami beberapa kali perundungan. Namun pihak sekolah sudah berusaha keras untuk mencegah aksi perundungan tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sujono Ary Wibowo menambahkan selama ini memang tidak ada kasus Perundingan di sekolahnya apalagi sekolah tersebut termasuk sekolah inklusi.
Di mana ada tiga orang siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah negeri tersebut. Dan semuanya ini memang berjalan dengan lancar. “Kami upayakan yang terbaik untuk siswa. Kami berikan haknya ke siswa,” terangnya.