Jaringan GUSDURian Indonesia: Demokrasi dan Integritas Pemilu Terancam

Jum'at, 09 Februari 2024 - 21:08 WIB
loading...
A A A
Kedua, lanjut Alissa, jaringan GUSDURian menuntut para penyelenggara negara dari pusat hingga daerah, khususnya presiden sebagai kepala negara, para penegak hukum dan kejaksaan untuk tetap menjaga integritas, kejuruan, dan sikap netral agar proses pemilu dapat berlangsung demokratis, jujur, adil, dan bermartabat.

"Penyalahgunaan kekuasaan dalam pemilu adalah penanda akan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan setelah pemilu," tuturnya.

"Tiga, kami mengajak masyarakat untuk menggunakan hak politiknya dengan memilih sesuai hati nurani atas pertimbangan rekam jejak, bukan karena intimidasi, paksaan maupun iming-iming materi," sambung Alissa.

Keempat, Alissa meminta para penyelenggara pemilu untuk menjaga integritas, keadilan dan profesionalisme selama penyelanggaraan pemilu.

Alissa juga mengajak para tokoh agama untuk tetap menjadi teladan moral serta turut mengawal penyelenggaraan pemilu agar tetap berpijak pada moralitas, etika, nilai-nilai kejuruan, dan kemanusiaan.

"Pemuka agama juga menjalankan peran untuk membimbing umatnya untuk ikut menjaga pemilu dalam berbagai bentuk, mulai dari menghindari ujaran kebencian hingga terlibat pengawasan pemilu di lingkungan masing-masing," ujarnya.

Selanjutnya, Alissa mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengawal dan memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung adil, bersih, jujur dan bermartabat, sesuai dengan demokrasi dan konstitusi.

"Terakhir, kami mengimbau semua pihak untuk menjaga situasi damai dan mencegah segala potensi konflik kekerasan," pungkasnya.

Adapun, acara ini digelar secara hybrid dan diikuti oleh sekitar 182 jaringan GUSDURian di seluruh Indonesia.
(shf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2674 seconds (0.1#10.140)