Temui Warga Malang, Mahfud MD Singgung Kekuasaan Tak Pernah Abadi

Rabu, 07 Februari 2024 - 15:07 WIB
loading...
A A A
”Bersatunya beberapa kelompok primordial, itu sejarah kita jangan dilupakan, agama banyak, bersatu, keyakinan banyak lalu bersatu mendirikan negara Indonesia. Oleh sebab itu pertama kali kita ingat NKRI ini dibangun berdasarkan persatuan,” jelasnya.

Mantan Menkopolhukam ini menjelaskan, kekuasaan itu tidak akan abadi. Bahkan orang yang pernah berkuasa dan dinyatakan hebat sejak zaman Fir'aun akan jatuh juga. Hal itu sudah menjadi takdir Tuhan dan tercantum dalam Kitab Suci Alquran.

”Sehebat apapun, sekuat apapun, pada saatnya akan berhenti dari jabatannya, jabatan itu bergilir menurut sejarah, lihat sejarah Fir'aun, semua orang takut bahkan sampai menyamakan dirinya dengan Tuhan, pada saatnya dia habis juga,” paparnya.

Mahfud mencontohkan tokoh-tokoh besar dunia, seperti Stalin yang berkuasa di Uni Soviet dan Adolf Hitler, yang berkuasa di Jerman, akhirnya juga jatuh meski telah membangun kekuasaan dan kekuatan agar tidak bisa menandinginya.

Bahkan kedua tokoh itu dicap sebagai aib negara, karena menjalankan kekuasaannya dengan sewenang-wenang dan melaksanakan tugas dengan jahat.

”Bagi mereka yang jatuh meninggalkan kenangan manis ketika memerintah menjalankan tugas dengan baik, akan tercatat sebagai aib bagi negara kalau dia melaksanakan tugas dengan jahat, sewenang-wenang, anti kemanusiaan, dan anti demokrasi," terangnya.

Ia membandingkan dengan para pemimpin besar dunia seperti Mahatma Gandhi di India, yang menjadi pejuang kemerdekaan India, memimpin negara, dengan penuh kasih kemanusiaan, dan memperjuangkan rakyatnya.

Maka mereka dikenang oleh rakyatnya dan dunia sebagai pejuang kemerdekaan yang penuh rasa kasih sayang. Sehingga harus ingat sejarah, karena kehidupan ini berputar, siapa yang merasa kuat sekarang pada saatnya akan lemah.

”Saudara lihat Pak Harto (Soeharto Presiden Indonesia ke-2), kurang apa Pak Harto, dulu kalau Pak Harto berjalan, Pak Harto berdehem, hem! Orang se-indonesia akan ikut berdehem, karena saking berwibawanya dan kuatnya Pak Harto,”bebernya.

Pria 66 tahun ini menuturkan, Soeharto di akhir-akhir pemerintahannya anti demokrasi, yang membuat rakyat bergerak. Maka inilah yang disebut Mahfud, seorang penguasa janganlah sewenang-wenang, karena sejarah sudah mengajarkan kepada siapapun.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)