Pandemi, Minat Warga Bandung Beli Property di Australia Tinggi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Minat warga Bandung membeli properti di Australia, khususnya Sydney dan Melbourne masih cukup besar. Kendati sempat melandai akibat pandemi, minat membeli properti diperkirakan akan kembali menggeliat pada new normal.
"Mungkin lebih tepatnya selama pandemi Covid ini konsumen Bandung menunda pembelian properti di Australia.Tapi kami yakin, nanti akan kembali naik seiring new normal. Karena, selama ini pun pasar Bandung selalu antusias dengan properti Australia," ujar Sales Manager Crown Group Indonesia Reiza Arief, Rabu (12/8/2020). (Baca: Bisnis Hotel di Jawa Barat Anjlok 17,74% Akibat Corona)
Menurut dia, respon pasar Bandung sangat bagus. Bandung selalu menjadi target pasar Crow dan realisasinya selalu di atas ekapektasi. Karakter pasar Bandung hampir sama dengan Jakarta. Umumnya masyarakat Bandung mencari properti yang aman, mudah tersewa, dan mudah mendapatkan pinjaman perbankan. Bahkan, repeat order konsumen Bandung cukup tinggi.
Reiza menjelaskan, pertimbangan lain yang digunakan masyarakat Bandung dalam membeli produk properti di Australia, adalah harga yang hampir setara dengan di Bandung. Menurutnya, dengan harga yang sama, konsumen Bandung akan mendapatkan spesifikasi properti di Australia yang hampir setara dengan di Bandung.
"Umumnya lokasi properti yang dipilih adalah Sydney dan Melbourne. Hampir 40 persen warga Australia tinggal di dua kota ini. Keduanya juga merupakan kota ekonomi terbesar di Australia," katanya. (Baca: Begini Kondisi Bisnis Hotel di Jawa Barat Sejak Pandemi)
Selain itu, kata dia, kedua kota ini juga merupakan tujuan pendidikan favorit. Iklim ekonomi dan politiknya juga relatif stabil. Sehingga membuat konsumen relatif merasa lebih aman untuk membeli properti di kedua kota tersebut.
Sementara itu, Direktur Pemasaran & Penjualan Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo mengatakan, dia optimistis, pembelian properti oleh konsumen Indonesia tahun ini akan melebihi Sydney. Karena, Melbourne cukup familiar bagi masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan.
Tyas mengatakan, melbourne yang merupakan ibukota negara bagian Victoria adalah merupakan kota dengan pertumbuhan jiwa tercepat di Australia semenjak 2011. Rata-rata pertumbuhan penduduknya mencapai 2,55 persen per tahun. (Baca: Ingin Bisnis Properti Tetap Jalan Saat Pandemi, Ikuti Lima Langkah Ini)
Dalam 12 bulan terakhir, kata dia, pertumbuhan di kota terbesar kedua di Australia tersebut mencapai 2,65 persen Penduduk Melbourne diperkirakan akan mencapai 5 juta jiwa pada tahun 2030. “Tidak mengherankan, karena Melbourne juga menjadi Worlds Most Liveable Cities selama 2 tahun terakhir oleh Economist Intelligence Unit (EIU) Global Liveability Index," kata Tyas.
Proyek perdana Crown Group di Melbourne ini merupakan hunian vertikal karya Koichi Takada. Hunian tersebut terinspirasi dari bentuk lipatan pita ini yang menginterpretasikan kawasan Southbank sebagai distrik seni terkenal di Melbourne.
"Mungkin lebih tepatnya selama pandemi Covid ini konsumen Bandung menunda pembelian properti di Australia.Tapi kami yakin, nanti akan kembali naik seiring new normal. Karena, selama ini pun pasar Bandung selalu antusias dengan properti Australia," ujar Sales Manager Crown Group Indonesia Reiza Arief, Rabu (12/8/2020). (Baca: Bisnis Hotel di Jawa Barat Anjlok 17,74% Akibat Corona)
Menurut dia, respon pasar Bandung sangat bagus. Bandung selalu menjadi target pasar Crow dan realisasinya selalu di atas ekapektasi. Karakter pasar Bandung hampir sama dengan Jakarta. Umumnya masyarakat Bandung mencari properti yang aman, mudah tersewa, dan mudah mendapatkan pinjaman perbankan. Bahkan, repeat order konsumen Bandung cukup tinggi.
Reiza menjelaskan, pertimbangan lain yang digunakan masyarakat Bandung dalam membeli produk properti di Australia, adalah harga yang hampir setara dengan di Bandung. Menurutnya, dengan harga yang sama, konsumen Bandung akan mendapatkan spesifikasi properti di Australia yang hampir setara dengan di Bandung.
"Umumnya lokasi properti yang dipilih adalah Sydney dan Melbourne. Hampir 40 persen warga Australia tinggal di dua kota ini. Keduanya juga merupakan kota ekonomi terbesar di Australia," katanya. (Baca: Begini Kondisi Bisnis Hotel di Jawa Barat Sejak Pandemi)
Selain itu, kata dia, kedua kota ini juga merupakan tujuan pendidikan favorit. Iklim ekonomi dan politiknya juga relatif stabil. Sehingga membuat konsumen relatif merasa lebih aman untuk membeli properti di kedua kota tersebut.
Sementara itu, Direktur Pemasaran & Penjualan Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo mengatakan, dia optimistis, pembelian properti oleh konsumen Indonesia tahun ini akan melebihi Sydney. Karena, Melbourne cukup familiar bagi masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan.
Tyas mengatakan, melbourne yang merupakan ibukota negara bagian Victoria adalah merupakan kota dengan pertumbuhan jiwa tercepat di Australia semenjak 2011. Rata-rata pertumbuhan penduduknya mencapai 2,55 persen per tahun. (Baca: Ingin Bisnis Properti Tetap Jalan Saat Pandemi, Ikuti Lima Langkah Ini)
Dalam 12 bulan terakhir, kata dia, pertumbuhan di kota terbesar kedua di Australia tersebut mencapai 2,65 persen Penduduk Melbourne diperkirakan akan mencapai 5 juta jiwa pada tahun 2030. “Tidak mengherankan, karena Melbourne juga menjadi Worlds Most Liveable Cities selama 2 tahun terakhir oleh Economist Intelligence Unit (EIU) Global Liveability Index," kata Tyas.
Proyek perdana Crown Group di Melbourne ini merupakan hunian vertikal karya Koichi Takada. Hunian tersebut terinspirasi dari bentuk lipatan pita ini yang menginterpretasikan kawasan Southbank sebagai distrik seni terkenal di Melbourne.
(don)