10 Fakta Kematian Mahasiswa IPB Galang Edhi di Pulau Sempu Malang
loading...
A
A
A
”Ya (komunikasinya) minta didoakan, pesannya sudah sampai, semua sehat-sehat, saya nggak tahunya dia jadi ketua kelompok itu,” ucap Isnaryo, saat ditemui di RS Saiful Anwar, Malang.
Semasa hidupnya, Galang juga disebut Isnaryo sebagai anak yang rajin beribadah dan terkenal pintar. Sosoknya juga terkenal memiliki kedekatan dengan ibunya. Bahkan ketika datang pertama kali di Pulau Sempu, Malang, ibunya-lah yang dikabari pertama.
Pencarian Galang melibatkan tim dari Basarnas Trenggalek dan tim gabungan dari kepolisian, TNI, PMI, Polairud, BPBD, dan beberapa relawan SAR yang ada di wilayah Malang selatan.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan kapal boat yang menyisir titik terluar Pulau Sempu. Petugas sempat menemui kendala karena hampir di seluruh kawasan Pulau Sempu tidak ada sinyal komunikasi yang dapat diakses.
“Kendala pencarian faktor cuaca serta keterbatasan sinyal, namun kita terus mengupayakan pencarian melalui jalur darat maupun perairan,” terang Kasi Humas Polres Malang Ipda Muhammad Adnan.
Selama penelitian pun personel Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu juga melakukan pendampingan kepada 20 mahasiswa tersebut, dalam rangka pemantauan kawasan, selama mahasiswa itu ada di Pulau Sempu sejak 20 Desember lalu.
”Ada 4 personel kami yang melakukan pendampingan kepada para mahasiswa tersebut,” ujar Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu BBKSDA Jawa Timur, Purwanto.
Kasi Konservasi BKSDA Jawa Timur IV Mamat Ruhimat menjelaskan, status cagar alam membuat Pulau Sempu tidak sembarang orang bisa masuk berwisata. Hal berbeda bila mereka datang bermaksud melakukan penelitian, maka pihaknya wajib memfasilitasi pulau di bawah pengelolaan BKSDA Jawa Timur.
Selain itu, akses masuk ke Pulau Sempu hanyalah melalui Pantai Sendangbiru, yang menjadi akses dermaga pelabuhan para nelayan.
Fajar Rizki, teman korban mengungkapkan, saat hari Rabu kemarin itu Galang memutuskan berpisah dari rombongan, dan mengambil sampel penelitian sendiri. Ia memang bersama tiga orang temannya khusus meneliti mengenai herpetofauna.
”Tim herpetofauna ini terdiri tiga orang untuk pengambilan datanya dibagi dua jalur, otomatis tiga orang dibagi dua jalur, dan Galang saat hari H ini ingin mengambil data sendiri, dua orang lain di bagian luar,” tuturnya.
Setelah dilakukan pencarian hampir dua hari, keberadaan Galang akhirnya ditemukan. Ia ditemukan di kawasan Teluk Semut, oleh nelayan setempat dan dilaporkan ke tim pencari gabungan.
”Mendapat info dari nelayan sekitar pukul 07.30 WIB, bahwa ada jenazah di sekitar Teluk Semut,” ucap Kepala Basarnas Surabaya Muhammad Hariyadi.
Lokasi penemuan jasad korban berada di perairan Cagar Alam Pulau Sempu. Lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari Dermaga Pantai Sendangbiru, yang membuat tim gabungan melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu.
”Korban diduga terpeleset dan kemudian jatuh ke telaga. Di situ lokasinya banyak karang-karang,” kata Kasatpolairud Polres Malang AKP Slamet Subagyo, saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (29/12/2023).
Semasa hidupnya, Galang juga disebut Isnaryo sebagai anak yang rajin beribadah dan terkenal pintar. Sosoknya juga terkenal memiliki kedekatan dengan ibunya. Bahkan ketika datang pertama kali di Pulau Sempu, Malang, ibunya-lah yang dikabari pertama.
6. Cuaca dan ketiadaan jaringan jadi kendala pencarian
Pencarian Galang melibatkan tim dari Basarnas Trenggalek dan tim gabungan dari kepolisian, TNI, PMI, Polairud, BPBD, dan beberapa relawan SAR yang ada di wilayah Malang selatan.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan kapal boat yang menyisir titik terluar Pulau Sempu. Petugas sempat menemui kendala karena hampir di seluruh kawasan Pulau Sempu tidak ada sinyal komunikasi yang dapat diakses.
“Kendala pencarian faktor cuaca serta keterbatasan sinyal, namun kita terus mengupayakan pencarian melalui jalur darat maupun perairan,” terang Kasi Humas Polres Malang Ipda Muhammad Adnan.
7. Tak sembarangan bisa masuk Pulau Sempu
Selama penelitian pun personel Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu juga melakukan pendampingan kepada 20 mahasiswa tersebut, dalam rangka pemantauan kawasan, selama mahasiswa itu ada di Pulau Sempu sejak 20 Desember lalu.
”Ada 4 personel kami yang melakukan pendampingan kepada para mahasiswa tersebut,” ujar Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu BBKSDA Jawa Timur, Purwanto.
Kasi Konservasi BKSDA Jawa Timur IV Mamat Ruhimat menjelaskan, status cagar alam membuat Pulau Sempu tidak sembarang orang bisa masuk berwisata. Hal berbeda bila mereka datang bermaksud melakukan penelitian, maka pihaknya wajib memfasilitasi pulau di bawah pengelolaan BKSDA Jawa Timur.
Selain itu, akses masuk ke Pulau Sempu hanyalah melalui Pantai Sendangbiru, yang menjadi akses dermaga pelabuhan para nelayan.
8. Korban putuskan berpisah dari rombongan
Fajar Rizki, teman korban mengungkapkan, saat hari Rabu kemarin itu Galang memutuskan berpisah dari rombongan, dan mengambil sampel penelitian sendiri. Ia memang bersama tiga orang temannya khusus meneliti mengenai herpetofauna.
”Tim herpetofauna ini terdiri tiga orang untuk pengambilan datanya dibagi dua jalur, otomatis tiga orang dibagi dua jalur, dan Galang saat hari H ini ingin mengambil data sendiri, dua orang lain di bagian luar,” tuturnya.
9. Korban ditemukan tewas di hari ketiga
Setelah dilakukan pencarian hampir dua hari, keberadaan Galang akhirnya ditemukan. Ia ditemukan di kawasan Teluk Semut, oleh nelayan setempat dan dilaporkan ke tim pencari gabungan.
”Mendapat info dari nelayan sekitar pukul 07.30 WIB, bahwa ada jenazah di sekitar Teluk Semut,” ucap Kepala Basarnas Surabaya Muhammad Hariyadi.
Lokasi penemuan jasad korban berada di perairan Cagar Alam Pulau Sempu. Lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari Dermaga Pantai Sendangbiru, yang membuat tim gabungan melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu.
10. Penyebab dugaan Galang tewas
”Korban diduga terpeleset dan kemudian jatuh ke telaga. Di situ lokasinya banyak karang-karang,” kata Kasatpolairud Polres Malang AKP Slamet Subagyo, saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (29/12/2023).