10 Fakta Kematian Mahasiswa IPB Galang Edhi di Pulau Sempu Malang

Sabtu, 30 Desember 2023 - 06:04 WIB
loading...
10 Fakta Kematian Mahasiswa IPB Galang Edhi di Pulau Sempu Malang
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Galang Edhi Swasono (20) yang tewas di Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Foto/IG @edisuwasono
A A A
MALANG - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) sempat hilang saat penelitian akhirnya ditemukan tewas. Korban diketahui bernama Galang Edhi Swasono (20) warga RT 3 RW 4 Desa Gunung Langit, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kematian mahasiswa IPB ini cukup mengejutkan apalagi saat itu ia tengah melakukan penelitian di Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Berikut fakta-fakta dibalik kematian Galang Edhi Swasono, yang dirangkum SINDOnews.

1. Sempat Dinyatakan hilang


Galang Edhi Swasono sempat dinyatakan hilang kontak usai direncanakan mengambil beberapa sampel mengenai herpetofauna atau hewan melata seperti amfibi dan reptil. Galang, sedianya mengambil sampel di Telaga Lele, Rabu(27/12/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.

Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Purwanto mengungkapkan, seharusnya Galang kembali ke camp utama bersama rombongan lainnya pada pukul 11.00 WIB.

”Seharusnya Galang kembali ke rombongan, namun sampai pukul 11.30 WIB korban belum kembali ke timnya,” ucap Purwanto.

Kemudian tim memutuskan untuk melakukan pencarian. Namun hingga pukul 23.00 WIB Rabu malam (27/12/2023), belum ada tanda - tanda dari Galang Edhi Swasono. Bahkan aktivitas pencarian sepanjang Kamis ini dilaporkan juga belum membuahkan hasil.

2. Teliti Satwa dan ekosistem di Pulau Sempu


Galang Edhi Swasono merupakan mahasiswa semester 5 jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB. Ia bersama rombongan tengah melakukan tugas penelitian mengenai ekosistem lingkungan di Cagar Alam Pulau Sempu.

”Ada tujuh objek penelitian yang dilaksanakan mahasiswa IPB di kawasan Pulau Sempu, di antaranya Fauna, Burung, Mangrove, Herpetofauna, dan Goa,” kata Purwanto, Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

Di sisi lain, Fajar Rizki, rekan korban yang juga sesama mahasiswa IPB menuturkan, bila objek penelitian yang diambil oleh Galang yakni ular dan kadal yang menjadi bagian dari satwa herpetofauna.

3. Korban Ketua Tim Ekspedisi Penelitian


Galang Edhi Swasono diketahui merupakan ketua tim ekspedisi rombongan penelitian dari IPB. Total ada 28 peserta mahasiswa semester 5 dan tiga orang mahasiswa dari kakak tingkat Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan.

”Yang datang 28 orang peserta dan 3 pendamping dari senior atau kakak tingkat, pesertanya dari jurusan yang sama semua, semua semester 5 IPB. Galang itu ketua tim ekspedisinya,” kata Fajar Rizki.

Hal ini juga dibenarkan ayah korban Isnaryo, yang Juag baru mengetahui anaknya merupakan ketua tim ekspedisi setelah mendapat kabar anaknya hilang pada Kamis (28/12/2023) kemarin.

4. Korban Terkenal Pintar, Smart, dan Kekinian


Sosok Galang Edhi diungkap oleh ayahnya Isnaryo. Mahasiswa berusia 20 tahun ini terkenal dengan seseorang yang suka melakukan penelitian dan sering diajak penelitian oleh pihak kampusnya. Tak heran bila dalam ekspedisi di Cagar Alam Pulau Sempu, ia menjadi ketua tim.

”Memang anaknya sering ikut penelitian dari kampusnya, termasuk di Pulau Sempu Malang itu juga dia aktif penelitian sama kampus, akhirnya ikut sama teman-temannya,” ucap Isnaryo, laki-laki berusia 66 tahun ini.

5. Minta didoakan dan sosok religius


Isnaryo, ayah korban mengungkapkan, bahwa anaknya terakhir kali berkomunikasi pada 25 Desember 2023 lalu. Saat itu Galang berkomunikasi dengan ibunya, yang memang intens memantau perkembangan Galang.

”Ya (komunikasinya) minta didoakan, pesannya sudah sampai, semua sehat-sehat, saya nggak tahunya dia jadi ketua kelompok itu,” ucap Isnaryo, saat ditemui di RS Saiful Anwar, Malang.

Semasa hidupnya, Galang juga disebut Isnaryo sebagai anak yang rajin beribadah dan terkenal pintar. Sosoknya juga terkenal memiliki kedekatan dengan ibunya. Bahkan ketika datang pertama kali di Pulau Sempu, Malang, ibunya-lah yang dikabari pertama.

6. Cuaca dan ketiadaan jaringan jadi kendala pencarian


Pencarian Galang melibatkan tim dari Basarnas Trenggalek dan tim gabungan dari kepolisian, TNI, PMI, Polairud, BPBD, dan beberapa relawan SAR yang ada di wilayah Malang selatan.

Pencarian dilakukan dengan menggunakan kapal boat yang menyisir titik terluar Pulau Sempu. Petugas sempat menemui kendala karena hampir di seluruh kawasan Pulau Sempu tidak ada sinyal komunikasi yang dapat diakses.

“Kendala pencarian faktor cuaca serta keterbatasan sinyal, namun kita terus mengupayakan pencarian melalui jalur darat maupun perairan,” terang Kasi Humas Polres Malang Ipda Muhammad Adnan.

7. Tak sembarangan bisa masuk Pulau Sempu


Selama penelitian pun personel Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu juga melakukan pendampingan kepada 20 mahasiswa tersebut, dalam rangka pemantauan kawasan, selama mahasiswa itu ada di Pulau Sempu sejak 20 Desember lalu.

”Ada 4 personel kami yang melakukan pendampingan kepada para mahasiswa tersebut,” ujar Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu BBKSDA Jawa Timur, Purwanto.

Kasi Konservasi BKSDA Jawa Timur IV Mamat Ruhimat menjelaskan, status cagar alam membuat Pulau Sempu tidak sembarang orang bisa masuk berwisata. Hal berbeda bila mereka datang bermaksud melakukan penelitian, maka pihaknya wajib memfasilitasi pulau di bawah pengelolaan BKSDA Jawa Timur.

Selain itu, akses masuk ke Pulau Sempu hanyalah melalui Pantai Sendangbiru, yang menjadi akses dermaga pelabuhan para nelayan.

8. Korban putuskan berpisah dari rombongan


Fajar Rizki, teman korban mengungkapkan, saat hari Rabu kemarin itu Galang memutuskan berpisah dari rombongan, dan mengambil sampel penelitian sendiri. Ia memang bersama tiga orang temannya khusus meneliti mengenai herpetofauna.

”Tim herpetofauna ini terdiri tiga orang untuk pengambilan datanya dibagi dua jalur, otomatis tiga orang dibagi dua jalur, dan Galang saat hari H ini ingin mengambil data sendiri, dua orang lain di bagian luar,” tuturnya.

9. Korban ditemukan tewas di hari ketiga


Setelah dilakukan pencarian hampir dua hari, keberadaan Galang akhirnya ditemukan. Ia ditemukan di kawasan Teluk Semut, oleh nelayan setempat dan dilaporkan ke tim pencari gabungan.

”Mendapat info dari nelayan sekitar pukul 07.30 WIB, bahwa ada jenazah di sekitar Teluk Semut,” ucap Kepala Basarnas Surabaya Muhammad Hariyadi.

Lokasi penemuan jasad korban berada di perairan Cagar Alam Pulau Sempu. Lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari Dermaga Pantai Sendangbiru, yang membuat tim gabungan melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu.

10. Penyebab dugaan Galang tewas


”Korban diduga terpeleset dan kemudian jatuh ke telaga. Di situ lokasinya banyak karang-karang,” kata Kasatpolairud Polres Malang AKP Slamet Subagyo, saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (29/12/2023).

Dugaan jatuhnya korban kemudian ditelan ombak di batu karang itu diperkuat dengan hasil pemeriksaan ke jasad korban saat ditemukan. Saat itu petugas menemukan sejumlah luka di tubuh mahasiswa berusia 20 tahun tersebut.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2049 seconds (0.1#10.140)