Lahir Anak kedua, Bobby Nasution: Saya Ingin Terus Belajar Menjadi Orangtua yang Baik
loading...
A
A
A
Yang pasti kalau dari keluarga inti, karena mendadak kelahirannya, keluarga banyak di Medan. Pas yang menemani sekarang ini jauh agak berkurang dari lahiran Sedah Mirah Nasution kemarin. Karena Sedah kemarin itu, memang pas due date-nya. Jadi sudah dipersiapkan kumpul keluarga. (BACA JUGA: Optimalkan Perkembangan Anak lewat Pendekatan DIR Floortime)
Kelahiran sekarang sedikit (keluarga yang datang). Karena kondisi sekarang ini, agak susah berkumpul, agak susah terbang ke sana ke sini. Jadi cuma berdua saja sama Ayang (sapaan akrab Kahiyang Ayu), walaupun mertua, Bapak sama Ibu menemani pasca-melahirkan. Kalau keluarga di Medan masih belum bisa menemani. Tapi, keluarga menelepon. Udak-udak (paman dari saudara lelaki dari bapak) kita mengucapin selamat. Tentunya, selamat (lantaran) sudah ada penerus marga kita.
Apakah ada acara adat untuk menyambut kelahiran si adik?
Haruslah nanti kita adati. Tapi harus kita ikuti kondisi sekarang ini (protokol kesehatan). Yang pasti tidak dalam waktu dekat kita buat acara adat.
Kemarin dokter bilang, untuk Sedah Mirah Nasution sendiri kan full ASI nih, nah untuk adiknya apakah akan begitu juga?
Kalau untuk ASI, begitu lahir, saya nemani di dalam (ruang bersalin), begitu lahir itu kan memang langsung skin to skin. Langsung diajari bagaimana nyedot ASI, sekitar tiga jam langsung sedikit-sedikit bisa. Begitu juga dengan Sedah, seperti itu. Tidak lepas dari peran ayah dan ibunya.
Untuk menjadi seorang ayah, menurut saya ya, dibilang susah tidak terlalu susah, dibilang gampang juga tidak segampang itu. Yang bagi kita itu simple, bagi perkembangan anak, perkembangan mental seorang anak dan istri, itu belum tentu simple.
Contoh yang tadi saya bilang. Jika menemani istri lahiran, mungkin bagi kita simple. Megangi tangan istri saat dia berjuang melahirkan seorang anak. Kita berada di sebelahnya simple. Cuma, bagi mental si ibu, mental anaknya, pasti bakal berbeda. Hal-hal kecil itu mungkin perlu disadari para suami untuk menjadikan keluarganya itu makin erat hubungannya. Selain itu engga perlu hal-hal besar untuk merayakan kelahiran. Boleh, tapi bukan seperti itulah. Untuk membangkitkan harmonisasi dan kekuatan di rumah tangga, itu yang penting.
Apa yang sudah Mbak Kahiyang dan Mas Bobby siapkan untuk mainan pertama si adik?
Nah itu dia. Kita belajar, beberapa kali baca-baca artikel ataupun konsultasi ke dokter anak ataupun penggiat atau pemerhati parenting ibu dan anak, mainan pertama anak itu harus orangtuanya. Bukan mainan dalam bentuk benda. Orangtuanya harus menemani dia main, apapun bentuk mainannya. (BACA JUGA: Pentingnya Memberikan Vaksin Lengkap untuk Perlindungan Optimal Anak)
Kelahiran sekarang sedikit (keluarga yang datang). Karena kondisi sekarang ini, agak susah berkumpul, agak susah terbang ke sana ke sini. Jadi cuma berdua saja sama Ayang (sapaan akrab Kahiyang Ayu), walaupun mertua, Bapak sama Ibu menemani pasca-melahirkan. Kalau keluarga di Medan masih belum bisa menemani. Tapi, keluarga menelepon. Udak-udak (paman dari saudara lelaki dari bapak) kita mengucapin selamat. Tentunya, selamat (lantaran) sudah ada penerus marga kita.
Apakah ada acara adat untuk menyambut kelahiran si adik?
Haruslah nanti kita adati. Tapi harus kita ikuti kondisi sekarang ini (protokol kesehatan). Yang pasti tidak dalam waktu dekat kita buat acara adat.
Kemarin dokter bilang, untuk Sedah Mirah Nasution sendiri kan full ASI nih, nah untuk adiknya apakah akan begitu juga?
Kalau untuk ASI, begitu lahir, saya nemani di dalam (ruang bersalin), begitu lahir itu kan memang langsung skin to skin. Langsung diajari bagaimana nyedot ASI, sekitar tiga jam langsung sedikit-sedikit bisa. Begitu juga dengan Sedah, seperti itu. Tidak lepas dari peran ayah dan ibunya.
Untuk menjadi seorang ayah, menurut saya ya, dibilang susah tidak terlalu susah, dibilang gampang juga tidak segampang itu. Yang bagi kita itu simple, bagi perkembangan anak, perkembangan mental seorang anak dan istri, itu belum tentu simple.
Contoh yang tadi saya bilang. Jika menemani istri lahiran, mungkin bagi kita simple. Megangi tangan istri saat dia berjuang melahirkan seorang anak. Kita berada di sebelahnya simple. Cuma, bagi mental si ibu, mental anaknya, pasti bakal berbeda. Hal-hal kecil itu mungkin perlu disadari para suami untuk menjadikan keluarganya itu makin erat hubungannya. Selain itu engga perlu hal-hal besar untuk merayakan kelahiran. Boleh, tapi bukan seperti itulah. Untuk membangkitkan harmonisasi dan kekuatan di rumah tangga, itu yang penting.
Apa yang sudah Mbak Kahiyang dan Mas Bobby siapkan untuk mainan pertama si adik?
Nah itu dia. Kita belajar, beberapa kali baca-baca artikel ataupun konsultasi ke dokter anak ataupun penggiat atau pemerhati parenting ibu dan anak, mainan pertama anak itu harus orangtuanya. Bukan mainan dalam bentuk benda. Orangtuanya harus menemani dia main, apapun bentuk mainannya. (BACA JUGA: Pentingnya Memberikan Vaksin Lengkap untuk Perlindungan Optimal Anak)