Lahir Anak kedua, Bobby Nasution: Saya Ingin Terus Belajar Menjadi Orangtua yang Baik

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 22:11 WIB
loading...
Lahir Anak kedua, Bobby Nasution: Saya Ingin Terus Belajar Menjadi Orangtua yang Baik
Keluarga bahagia Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu bersama kedua anknya. (Foto/Ist)
A A A
Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu saat ini sedang diliputi rasa bahagia dan syukur atas kelahiran anak keduanya berjenis kelamin laki-laki. Kini lengkaplah keluarga ini memilik sepasang anak perempuan dan laki-laki.

Dengan memiliki anak yang kedua ini maka orangtua dituntut lebih bersabar lagi mendidik dan mengasuh anak. Lalu bagaimana Bobby mengasuh dua buah hatinya itu. Apakah treatment-nya sama mengasuh anak perempuan dengan anak laki-laki. Ini penjelasan Bobby sekaligus harapannya untuk kedua anaknya itu.

Bagaimana Mas Booby rasanya setelah sekarang punya dua anak?

Rasanya senang. Masih belajar lagi menjadi orangtua, dua orang anak. Dulu menjadi ayah anak perempuan, sekarang menjadi orangtua yang mempunyai anak perempuan dan laki-laki. Treatmentnya pasti ada sedikit berbeda.

Untuk kondisi Mbak Kahiyang ada perawatan khusus, sebelum atau sesudah persalinan?

Perawatan khusus tidak ada. Karena kelahiran yang kedua ini sebenarnya kalau dihitung minggu sebenarnya agak terlalu cepat. Sebenarnya (tanggal) belasan bulan Agustus, (itu) kata dokter. Karena posisi bayinya saat itu sudah mau keluar. Satu hari sebelum kelahiran kontraksi-kontraksi terus. Karena pertimbangan medis, ya udah, disuruh lahiran, sementara treatment khusus gak ada. (BACA JUGA: Presiden Jokowi Dikaruniai Cucu Keempat)

Banyak yang ingin tahu tentang adiknya Sedah Mirah Nasution. Selain nama belakang Nasution, kira-kira punya info gak yang bisa dibagi, tentang makna nama yang dipersiapkan?

Anak cowok, pasti namanya laki-laki itu, ke depannya bakal jadi seorang pemimpin. Setidaknya nanti menjadi pemimpin di keluarga. Contoh saya juga, cowok satu-satunya dalam keluarga. Sebelum saya memimpin keluarga kecil saya saat ini, (dahulu) ayah saya dipanggil Tuhan, saya sebagai anak paling kecil, laki-laki sendiri, harus menjadi seorang pemimpin keluarga saya waktu itu.

Jadi, belajarnya tentunya awal pendidikan diberikan orangtua sedari kecil sampai besar, sampai sekarang pendidikan yang baik. Pendidikan di rumah, sampai pemberian nama.Impian kita, tentunya dari nama, anak laki-laki kita ini harus menjadi laki-laki yang kokoh, adil dan bisa dijunjung.

Adiknya Sedah Mirah Nasution pembawa marga. Gimana respons keluarga di Medan atau respons masyarakat Medan yang siapa tahu ada pesan khusus ke Bang Bobby soal pembawa marga ini.

Yang pasti kalau dari keluarga inti, karena mendadak kelahirannya, keluarga banyak di Medan. Pas yang menemani sekarang ini jauh agak berkurang dari lahiran Sedah Mirah Nasution kemarin. Karena Sedah kemarin itu, memang pas due date-nya. Jadi sudah dipersiapkan kumpul keluarga. (BACA JUGA: Optimalkan Perkembangan Anak lewat Pendekatan DIR Floortime)

Kelahiran sekarang sedikit (keluarga yang datang). Karena kondisi sekarang ini, agak susah berkumpul, agak susah terbang ke sana ke sini. Jadi cuma berdua saja sama Ayang (sapaan akrab Kahiyang Ayu), walaupun mertua, Bapak sama Ibu menemani pasca-melahirkan. Kalau keluarga di Medan masih belum bisa menemani. Tapi, keluarga menelepon. Udak-udak (paman dari saudara lelaki dari bapak) kita mengucapin selamat. Tentunya, selamat (lantaran) sudah ada penerus marga kita.

Apakah ada acara adat untuk menyambut kelahiran si adik?

Haruslah nanti kita adati. Tapi harus kita ikuti kondisi sekarang ini (protokol kesehatan). Yang pasti tidak dalam waktu dekat kita buat acara adat.

Kemarin dokter bilang, untuk Sedah Mirah Nasution sendiri kan full ASI nih, nah untuk adiknya apakah akan begitu juga?

Kalau untuk ASI, begitu lahir, saya nemani di dalam (ruang bersalin), begitu lahir itu kan memang langsung skin to skin. Langsung diajari bagaimana nyedot ASI, sekitar tiga jam langsung sedikit-sedikit bisa. Begitu juga dengan Sedah, seperti itu. Tidak lepas dari peran ayah dan ibunya.

Untuk menjadi seorang ayah, menurut saya ya, dibilang susah tidak terlalu susah, dibilang gampang juga tidak segampang itu. Yang bagi kita itu simple, bagi perkembangan anak, perkembangan mental seorang anak dan istri, itu belum tentu simple.

Contoh yang tadi saya bilang. Jika menemani istri lahiran, mungkin bagi kita simple. Megangi tangan istri saat dia berjuang melahirkan seorang anak. Kita berada di sebelahnya simple. Cuma, bagi mental si ibu, mental anaknya, pasti bakal berbeda. Hal-hal kecil itu mungkin perlu disadari para suami untuk menjadikan keluarganya itu makin erat hubungannya. Selain itu engga perlu hal-hal besar untuk merayakan kelahiran. Boleh, tapi bukan seperti itulah. Untuk membangkitkan harmonisasi dan kekuatan di rumah tangga, itu yang penting.

Apa yang sudah Mbak Kahiyang dan Mas Bobby siapkan untuk mainan pertama si adik?

Nah itu dia. Kita belajar, beberapa kali baca-baca artikel ataupun konsultasi ke dokter anak ataupun penggiat atau pemerhati parenting ibu dan anak, mainan pertama anak itu harus orangtuanya. Bukan mainan dalam bentuk benda. Orangtuanya harus menemani dia main, apapun bentuk mainannya. (BACA JUGA: Pentingnya Memberikan Vaksin Lengkap untuk Perlindungan Optimal Anak)

Pegang-pegang plastik saja bisa jadi mainan baginya. Tapi, bagaimana kita menjadikannya mainan yang aman tidak digigit-gigit, tidak diletakkan di lantai karena bisa berbahaya. Hal-hal sepele seperti itu harus (dipahami) dari orangtuanya dulu. Jadi, mainan, sekolah, karakter, ilmu dia yang pertama itu harus dari orangtuanya.

Lalu kamarnya adik kira-kira nuansanya apa ya?

Kamar ya? Sampai sekarang Sedah juga masih tidur sama-sama. Tidak seperti kebiasanorang barat, anak punya kamar sendiri, tidur sendiri. Kita inikan orang timur, sampai SD mungkin masih tidur sama-sama. Kebanyakan seperti itu ya. Kami juga sama istri sudah sepakat kemarin. Tidur sama-sama, sekarang kita tidur berempat. Tapi, disediakan boks untuk ganti popok, ganti baju. Tidak ada nuansa khusus.

Netizen juga tanya ni Mas Bobby. Gimana reaksi pertama Sedah setelah punya adik, apakah cemburu atau ikut senang, atau gimana?

Pertama senang. Excaited mau mencium-cium. Namanya anak-anak, belum tahu itu. Kadang ciumnya sambil dipeluk, sambil ditekan. Namanya dia excited, dicium, dipeluk. Seperti foto yang saya posting instagram pertama, Sedah lagi gendong bantal guling. Itu sebenarnya dia pengen gendong adiknya. Cuma, dia masih umur dua tahun, masih khawatir kita.

Apalagi adiknya masih umur dua hari. Pasti dia senang. Tinggal kita sebagai orangtua mengajari: ada anak pertama, ada anak kedua, pastinya perhatian kita tidak boleh tiba-tiba langsung ke adiknya.Yang masih bayi kita perhatikan (lebih), kadang-kadang orangtua gitu. Ada anak yang masih baru lahir diperhatikan khusus. Itu yang membuat cemburu dan mental tadi dan karakternya jadi sedikit berubah lagi.

Jadi dokternya sampaikan, kalau bisa perhatiannya tetap. Sebenarnya, anak yang kecil itu perhatiannya bukan tidak full. Tapi, aktivitasnya masih kebanyakan tidur. Jadi itu sudah sangat cukup diperhatikan. Jadi dia tidak menganggap adiknya sebagai musuh baru dalam keluarga, dia tidak cemburu. Saat mamanya lagi menyusui, kita sebagai ayah menemani kakaknya.

Nanti si adik bakal memanggil apa sama Sedah? Panggil kakak, atau mbak?

Sudah, sebenarnya ini kan lagi diajarin. Kemarin itu, Sedah masih dalam posisi anak pertama kami. Di keluarga kecil ini, dia anak pertama, tapi di keluarga besar, abang sepupunya ada dua. Ada Jan Etes, Khalib abang-abangnya. Jadi dia dipanggil adik. Sejauh ini sampai sekarang masih menamai dirinya adik. Dia masih menyebutkan dirinya adik. Tapi, sudah kita ajarkan, dia manggil dirinya kakak. Karena sudah ada adik baru yang harusnya lebih tepat dikasih nama adik.Dia masih belajar lah. Kadang-kadang dia manggil dirinya adik, kadang-kadang kakak Sedah dengan logat Medannya.
(vit)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1973 seconds (0.1#10.140)