Jejak Sejarah dan Profil Pondok Pesantren Annuqayah yang Dikunjungi Mahfud MD saat Pulang ke Madura

Senin, 20 November 2023 - 08:50 WIB
loading...
A A A
Terletak di Desa Guluk-guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, pesantren ini memiliki arti khusus dalam perjalanan spiritual dan intelektual Mahfud MD

Nama "Annuqayah" berasal dari sistem klasikal pesantren, diperkenalkan sekitar tahun 1933, yang diambil dari sebuah kitab karangan Assuyuthi yang berisi 14 cabang ilmu pengetahuan.

Selain itu, "Annuqayah" juga memiliki makna "bersih," menggambarkan harapan agar santri Annuqayah tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan tetapi juga menjaga kebersihan hati.

Terletak di daerah dengan tanah yang sulit, pesantren ini diinisiasi oleh Kiai Moh. Syarqawi, seorang ulama yang memiliki perjalanan pendidikan yang panjang, termasuk di Makkah.

Pesantren ini terus berkembang di bawah kepemimpinan Kiai Syarqawi dan kemudian putranya, Kiai Bukhari, membentuk hubungan yang lebih akrab dengan masyarakat sekitar seiring berjalannya waktu.

Pada tahun 1917, KH Moh Ilyas kembali ke Guluk-Guluk untuk melanjutkan perjuangan ayahnya setelah menimba ilmu di berbagai pesantren dan tinggal di Mekah.

Pada masa kepemimpinan Kiai Ilyas, Annuqayah mengalami banyak perkembangan dalam pendekatan masyarakat, sistem pendidikan, dan hubungan dengan pemerintah.

Federasi Pesantren dan Pemeliharaan Lingkungan


Annuqayah menjadi pionir dalam pembentukan "federasi pesantren" ketika daerah Lubangsa yang didirikan oleh Kiai Syarqawi tidak mampu menampung santri yang semakin bertambah.

Inisiatif ini memicu pendirian pesantren-pesantren baru seperti Latee, yang kini menjadi bagian dari pesantren federasi Annuqayah. Hingga kini, Annuqayah menampung lebih dari 6.000 santri dari berbagai jenjang pendidikan.

Setelah meninggalnya Kiai Ilyas pada 1959, kepemimpinan di Annuqayah diambil alih oleh kolektif para kiai sepuh generasi ketiga.

Di bawah pimpinan KH Moh Amir Ilyas dan dilanjutkan oleh KH Ahmad Basyir AS, pesantren ini tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikan Islam tetapi juga sebagai lembaga yang sangat peduli terhadap lingkungan.

Pada tahun 1981, Presiden Soeharto mengakui kontribusi Annuqayah dalam pelestarian lingkungan dengan menganugerahi hadiah Kalpataru.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2119 seconds (0.1#10.140)