Antisipasi Kasus Cacar Monyet, Dinkes Bandung Minta RS dan Puskesmas Waspada
loading...
A
A
A
BANDUNG - Lima kasus cacar monyet atau Monkey Pox (Mpox) ditemukan di Jawa Barat yakni Kota Bandung, Kota dan Kabupaten Cirebon, Kota Depok dan Kota Bekasi. Dari lima kasus itu, satu di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
Terkait maraknya kasus cacar monyet, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung sudah menyiapkan langkah antisipatif. Salah satunya dengan mengirimkan surat edaran kewaspadaan ke rumah sakit dan puskesmas.
"Langkah antisipasi yang telah Dinkes lakukan adalah dengan membuat surat edaran terkait kewaspdaan kasus tersebut ke rumah sakit dan puskesmas," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Yuli Irnawaty, dalam pesan singkatnya via WhatsApp, Sabtu (18/11/2023).
Menurut Yuli, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan kasus cacar monyet di Kabupaten Bandung. Apabila ditemukan, dia mengimbau agar rumah sakit atau puskesmas segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan.
"Apabila menemukan kasus yang mempunyai gejala menyerupai cacar monyet kami mengimbau untuk segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan," kata Yuli.
Lebih lanjut Yuli mengatakan, saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung terus melakukan penyulihan dan sosialisasi terkait penyakit cacar monyet kepada masyarakat.
"Dinkes telah melakukan berbagai penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar monyet," tutup Yuli.
Dilansir dari alodokter, cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus.
Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox.
Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit.
Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.
Terkait maraknya kasus cacar monyet, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung sudah menyiapkan langkah antisipatif. Salah satunya dengan mengirimkan surat edaran kewaspadaan ke rumah sakit dan puskesmas.
"Langkah antisipasi yang telah Dinkes lakukan adalah dengan membuat surat edaran terkait kewaspdaan kasus tersebut ke rumah sakit dan puskesmas," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Yuli Irnawaty, dalam pesan singkatnya via WhatsApp, Sabtu (18/11/2023).
Menurut Yuli, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan kasus cacar monyet di Kabupaten Bandung. Apabila ditemukan, dia mengimbau agar rumah sakit atau puskesmas segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan.
"Apabila menemukan kasus yang mempunyai gejala menyerupai cacar monyet kami mengimbau untuk segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan," kata Yuli.
Lebih lanjut Yuli mengatakan, saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung terus melakukan penyulihan dan sosialisasi terkait penyakit cacar monyet kepada masyarakat.
"Dinkes telah melakukan berbagai penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar monyet," tutup Yuli.
Dilansir dari alodokter, cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus.
Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox.
Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit.
Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama.
(hri)