Cara Penularan Cacar Monyet: Hubungan Seksual dan Sentuhan Kulit
loading...
A
A
A
BANDUNG - Cacar monyet tak hanya menular melalui hubungan seksual, tetapi juga sentuhan kulit antara pengidap dengan warga lainnya. Masyarakat diminta melaporkan jika terjadi kontak dengan pengidap.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani menjelaskan, cacar monyet atau monkeypox tidak hanya bisa menular dengan berhubungan seksual.
Selama seseorang melakukan sentuhan kulit dengan pasien cacar monyet seperti bersalaman, potensi penularannya juga bisa terjadi.
Bahkan jika orang tersebut pernah terkena cacar air, bukan berarti kebal terhadap cacar monyet.
"Kalau masalah jenis virus, ini ortopox. Kalau misal ada yang sudah pernah kerna cacar air, dia masih bisa tertular cacar monyet," ucapnya.
Oleh karena itu, demi bisa memutuskan mata rantai penularan, Ira mengimbau agar masyarakat tetap menjaga jarak, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta rajin cuci tangan.
"Kalau harus mengurus orang-orang dengan monkeypox, bisa pakai handscoon, tidak bersentuhan kulit dengan kulit secara langsung. Setelah itu langsung cuci tangan," tuturnya.
"Tingkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Barang-barang tidak dipakai bersama, tidak tidur dan makan bersama," sambungnya.
Meski harus waspada, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dengan adanya kasus positif cacar monyet di Kota Bandung. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah masyarakat secara dini mengenali tanda dan kecurigaan cacar monyet.
Ira menyebutkan, cacar monyet sebenarnya mirip cacar air. Bisa dinyatakan sembuh jika sudah tidak menularkan lagi. Seperti keropengnya sudah rontok dan hanya tersisa bekas. Penularannya pun melalui skin to skin.
"Bedanya kalau cacar air itu isinya air. Sedangkan monkeypox ini isinya nanah. Kalau sudah tidak ada keluhan yang sangat menggangu, bisa 2 minggu sembuh. Tapi, kalau imunnya rendah, bisa lebih lama," terang Ira.
Dia mengimbau bagi orang yang memiliki kontak erat dengan pasien monkeypox sebaiknya hindari bersentuhan secara langsung.
Pasien juga bisa mencegah penularan dengan menggunakan baju panjang, asal jangan tergesek kulit untuk menghindari infeksi sekunder.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani menjelaskan, cacar monyet atau monkeypox tidak hanya bisa menular dengan berhubungan seksual.
Selama seseorang melakukan sentuhan kulit dengan pasien cacar monyet seperti bersalaman, potensi penularannya juga bisa terjadi.
Bahkan jika orang tersebut pernah terkena cacar air, bukan berarti kebal terhadap cacar monyet.
"Kalau masalah jenis virus, ini ortopox. Kalau misal ada yang sudah pernah kerna cacar air, dia masih bisa tertular cacar monyet," ucapnya.
Oleh karena itu, demi bisa memutuskan mata rantai penularan, Ira mengimbau agar masyarakat tetap menjaga jarak, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta rajin cuci tangan.
"Kalau harus mengurus orang-orang dengan monkeypox, bisa pakai handscoon, tidak bersentuhan kulit dengan kulit secara langsung. Setelah itu langsung cuci tangan," tuturnya.
"Tingkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Barang-barang tidak dipakai bersama, tidak tidur dan makan bersama," sambungnya.
Meski harus waspada, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dengan adanya kasus positif cacar monyet di Kota Bandung. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah masyarakat secara dini mengenali tanda dan kecurigaan cacar monyet.
Ira menyebutkan, cacar monyet sebenarnya mirip cacar air. Bisa dinyatakan sembuh jika sudah tidak menularkan lagi. Seperti keropengnya sudah rontok dan hanya tersisa bekas. Penularannya pun melalui skin to skin.
"Bedanya kalau cacar air itu isinya air. Sedangkan monkeypox ini isinya nanah. Kalau sudah tidak ada keluhan yang sangat menggangu, bisa 2 minggu sembuh. Tapi, kalau imunnya rendah, bisa lebih lama," terang Ira.
Dia mengimbau bagi orang yang memiliki kontak erat dengan pasien monkeypox sebaiknya hindari bersentuhan secara langsung.
Pasien juga bisa mencegah penularan dengan menggunakan baju panjang, asal jangan tergesek kulit untuk menghindari infeksi sekunder.
(shf)