Pohon Dewandaru Awal Mula Mitos Pesugihan di Gunung Kawi

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 06:30 WIB
loading...
Pohon Dewandaru Awal Mula Mitos Pesugihan di Gunung Kawi
Mitos pesugihan di kawasan Gunung Kawi diduga tak bisa lepas dari pohon dewandaru. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Mitos pesugihan di kawasan Gunung Kawi diduga tak bisa lepas dari pohon dewandaru. Pohon ini memang tumbuh di Gunung Kawi, terutama di dua lokasi yakni di Keraton Gunung Kawi dan Pesarean Gunung Kawi.

Di Keraton Gunung Kawi, pohon dewandaru konon begitu dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Bahkan dari pantauan di lokasi keraton, pohon tersebut diberikan penanda khusus dengan penutup kain bermotif kotak-kotak ala catur di batangnya.



Lokasi berada di samping makam Toenggol Manik Djaja Ningrat dan Toenggol Wati, dan di samping bangunan keraton. Pohon dewandaru juga tumbuh di area samping Pesanggrahan Gunung Kawi.

Jono pemandu wisata keraton menjelaskan, bila pohon dewandaru memang dipercaya sebagai pohon keberuntungan. Tak ayal pengunjung biasanya juga berdoa atau sekedar berdiam diri di sekitar pohon.

”Biasanya tujuan apa ada yang di sekitar pohon, katanya mengundang keberkahan, keberuntungan,” ucap Jono kepada wartawan.

Selain di Keraton Gunung Kawi, pohon dewandaru juga tumbuh di kawasan Pesarean Gunung Kawi. Di kawasan pesarean ini pohon juga konon dianggap memberikan berkah dan keberuntungan tersendiri bagi para pengunjung yang datang.



”Dari ceritanya pohon Dewandaru itu dari tongkat Eyang Djoego yang ditancapkan. Sering buahnya dinantikan karena dipercaya membawa keberuntungan, berbuah biasanya pada Bulan Desember,” kata Kadir, salah satu pemandu wisata di pesarean.

Biasanya para pengunjung disebut Kadir, juga berdoa di sekitar pohon dewandaru itu. Hal ini yang diduga menimbulkan mitos adanya pesugihan dari pohon dewandaru tersebut.

Kepala Desa (Kades) Wonosari Suwito mengatakan, bila selain berdoa dan berziarah di makam Eyang Djoego, pengunjung biasanya acap kali duduk dan berdiam diri berdoa di pohon dewandaru.

”Di sini kan ziarah, di makam Mbah Eyang Jugo, kalau setelah ziarah ya ada yang duduk-duduk di Dewandaru itu, ngalap berkah itu,” ucap Suwito.

Tetapi Suwito menepis bila pohon dewandaru itu merupakan cikal bakal stigma dan mitos pesugihan uang ada di kawasan Gunung Kawi. Baginya dan penduduk sekitar diakui tidak ada ritual-ritual atau aktivitas pesugihan, apalagi hingga memakan tumbal.

”Kalau ada orang rumor pesugihan ya di luar seperti itu. Ya kita kan sendiri nggak tahu, saya kecil di sini sudah lama, rumor-rumor di luar seperti itu. Tapi nggak ada namanya pesugihan tumbal, tahu seperti itu ya mohon maaf,” tuturnya.

Hal serupa ditegaskan oleh pengelola Pesarean Gunung Kawi melalui juru bicaranya Alie Zainal Abidin, yang menegaskan tidak ada aktivitas pesugihan di pesarean. Sebab di pesarean merupakan makam tokoh agama Eyang Djoego yang bernama asli Kyai Zakaria II.

“Pihak pengelola Pesarean itu tidak pernah memfasilitasi, memberikan arahan bagi kelompok-kelompok atau orang-orang tertentu menjalankan ritual-ritual tertentu, dengan domba dan sebagainya apapun istilahnya yang saya sebut mengerikan,” kata Alie.

”Pihak pengelola tidak pernah memberikan fasilitas ke orang-orang ataupun kelompok-kelompok yang melakukan praktek-praktik semacam itu, jadi hanya pada pariwisata wisata religi dan budaya,” pungkasnya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8084 seconds (0.1#10.140)