Geruduk Kantor Polsek Bontoala, Belasan Warga Tuntut Keadilan Atas Tewasnya Remaja

Selasa, 10 Oktober 2023 - 07:05 WIB
loading...
Geruduk Kantor Polsek Bontoala, Belasan Warga Tuntut Keadilan Atas Tewasnya Remaja
Belasan warga menggeruduk Kantor Polsek Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (9/10/2023) malam. Foto/Abdoellah Nicolha/MPI
A A A
MAKASSAR - Belasan warga menggeruduk Kantor Polsek Bontoala, Kota Makassar , Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (9/10/2023) malam. Kedatangan mereka untuk menuntut keadilan atas kematian seorang remaja yang dinilai janggal pada 4 Agustus 2023 lalu.

Berdasarkan pantauan mereka meneriakkan keadilan dan menuntut polisi segera mengungkap kejanggalan kematian korban bernama Muhammad Refan (16) yang diduga tewas dikeroyok.

Belasan warga ini adalah kerabat korban, mereka menduga kematiannya karena dikeroyok apalagi penanganannya dinilai lamban karena kasus ini telah dilaporkan 2 bulan lalu.

Sahabat dan kerabat korban ini terus meneriakkan meminta keadilan atas kematian almarhum Muhammad Refan (16) yang diduga tewas karena dianiaya. Diketahui Refan merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Refan saat itu masih duduk di Kelas Sembilan di salah satu sekolah menengah pertama di Makassar.



Diketahui Polsek Bontoala yang menangani kasus kematian warga Jalan Kubis ini, Muhammad Refan awalnya tewas karena mengalami kecelakaan tunggal saat berboncengan empat di Jalan Veteran Utara, depan Pasar Kalimbu, Kecamatan Bontoala.

Dalam rekaman video korban tak sadarkan diri saat di lokasi kejadian, ketika berada di rumah sakit dari mulut korban mengeluarkan darah dan mata kanannya lebam.

Namun dari hasil penyelidikan polisi korban dinyatakan tewas karena kecelakaan tunggal, meski orang tua dan kerabatnya menduga tewas karena dikeroyok, namun hingga kini polisi belum menemukan bukti terkait adanya tindak pidana dalam kasus kematian almarhum Muhammad Refan.

“Walau pun begitu polisi tetap akan melanjutkan penyelidikan berdasarkan keterangan 8 saksi yang telah diperiksa.

Ibu korban, Irayanti menyebutkan, pihaknya menuntut keadilan atas kematian putranya, karena dinilai janggal dan diduga dianiaya. Dia pun berharap polisi segera bertindak mengungkap dan menangkap para pelaku.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1735 seconds (0.1#10.140)