Sejarah dan Asal-usul Tasikmalaya, Sang Mutiara dari Priangan Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tasikmalaya adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat , Indonesia. Kota ini memiliki jejak peradaban yang menarik untuk dijelajahi.
Tasikmalaya dijuluki Sang Mutiara dari Priangan Timur. Kota ini memiliki sejarah panjang di balik berdirinya daerah yang berada di bagian barat Pulau Jawa ini. Lantas bagaimana kisahnya?
Berikut sejarah dan asal-usul Tasikmalaya yang menarik untuk diulas.
Pada abad ke VII hingga abad ke XII, di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, terdapat Pemerintahan Kebataraan dengan pusat di sekitar Galunggung. Batara yang memerintah pada masa tersebut adalah Sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang.
Pada tanggal 21 Agustus 1111, Kerajaan Galunggung didirikan dengan penguasa pertamanya bernama Batari Hyang. Ajaran Sang Hyang Siksakandang Karesian dikenal dari Batari Hyang dan masih dijadikan ajaran resmi pada masa Prabu Siliwangi.
Kerajaan Galunggung bertahan hingga 6 raja berikutnya yang merupakan keturunan Batari Hyang. Selanjutnya, terjadi perubahan pemerintahan di Sukakerta dengan ibukota di Dayeuh Tengah, yang merupakan daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran.
Selama masa pemerintahan Prabu Surawisesa, Kerajaan Pajajaran mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Hingga akhirnya, terjadi pergolakan di wilayah Priangan pada awal abad XVII Masehi.
Wirawangsa dari Sukakerta diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura atas jasanya membasmi pemberontakan. Akibatnya, ibu kota negeri Sukapura dipindahkan beberapa kali seiring peristiwa sejarah dan perkembangan wilayah.
Pada akhirnya di tahun 1913, Kabupaten Sukapura berganti nama menjadi Kabupaten Tasikmalaya, dengan tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya.
Hal ini disahkan berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang sebagai tanda upacara penahbisan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.
Terdapat dua penafsiran mengenai asal-usul nama Tasikmalaya. Pada versi pertama, nama ini berasal dari bahasa Sunda dengan penggabungan kata "keusik" yang artinya pasir dan "nglayah" yang artinya tersebar luas.
Oleh karena itu, secara umum, Tasikmalaya diartikan sebagai daerah dengan pasir yang tersebar luas.
Pendapat ini terkait dengan letusan Gunung Galunggung pada tahun 1822 yang sangat mempengaruhi Kabupaten Sukapura.
Waktu letusan terjadi, banyak pasir yang menutupi Sukapura, sehingga daerah tersebut disebut Keusik Ngalayah, dan akhirnya dikenal sebagai Tasikmalaya.
Versi lainnya menjelaskan bahwa asal-usul nama Tasikmalaya berasal dari kata "tasik" yang berarti laut, telaga, atau air yang mengisi wilayah, dan "malaya" yang berarti rangkaian gunung-gunung.
Oleh karena itu, Tasikmalaya dapat dimaknai sebagai daerah dengan gunung-gunung yang berlimpah seperti air laut.
Pendapat ini juga mencatat bahwa letusan gunung membentuk jurang-jurang curam dan membentuk formasi menyerupai sepatu kuda mengarah ke timur Gunung Galunggung.
Demikian informasi mengenai sejarah dan asal usul Tasikmalaya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Tasikmalaya dijuluki Sang Mutiara dari Priangan Timur. Kota ini memiliki sejarah panjang di balik berdirinya daerah yang berada di bagian barat Pulau Jawa ini. Lantas bagaimana kisahnya?
Berikut sejarah dan asal-usul Tasikmalaya yang menarik untuk diulas.
Sejarah Tasikmalaya
Pada abad ke VII hingga abad ke XII, di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, terdapat Pemerintahan Kebataraan dengan pusat di sekitar Galunggung. Batara yang memerintah pada masa tersebut adalah Sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang.
Pada tanggal 21 Agustus 1111, Kerajaan Galunggung didirikan dengan penguasa pertamanya bernama Batari Hyang. Ajaran Sang Hyang Siksakandang Karesian dikenal dari Batari Hyang dan masih dijadikan ajaran resmi pada masa Prabu Siliwangi.
Kerajaan Galunggung bertahan hingga 6 raja berikutnya yang merupakan keturunan Batari Hyang. Selanjutnya, terjadi perubahan pemerintahan di Sukakerta dengan ibukota di Dayeuh Tengah, yang merupakan daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran.
Selama masa pemerintahan Prabu Surawisesa, Kerajaan Pajajaran mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Hingga akhirnya, terjadi pergolakan di wilayah Priangan pada awal abad XVII Masehi.
Wirawangsa dari Sukakerta diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura atas jasanya membasmi pemberontakan. Akibatnya, ibu kota negeri Sukapura dipindahkan beberapa kali seiring peristiwa sejarah dan perkembangan wilayah.
Pada akhirnya di tahun 1913, Kabupaten Sukapura berganti nama menjadi Kabupaten Tasikmalaya, dengan tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya.
Hal ini disahkan berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang sebagai tanda upacara penahbisan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.
Asal-usul Tasikmalaya
Terdapat dua penafsiran mengenai asal-usul nama Tasikmalaya. Pada versi pertama, nama ini berasal dari bahasa Sunda dengan penggabungan kata "keusik" yang artinya pasir dan "nglayah" yang artinya tersebar luas.
Oleh karena itu, secara umum, Tasikmalaya diartikan sebagai daerah dengan pasir yang tersebar luas.
Pendapat ini terkait dengan letusan Gunung Galunggung pada tahun 1822 yang sangat mempengaruhi Kabupaten Sukapura.
Waktu letusan terjadi, banyak pasir yang menutupi Sukapura, sehingga daerah tersebut disebut Keusik Ngalayah, dan akhirnya dikenal sebagai Tasikmalaya.
Versi lainnya menjelaskan bahwa asal-usul nama Tasikmalaya berasal dari kata "tasik" yang berarti laut, telaga, atau air yang mengisi wilayah, dan "malaya" yang berarti rangkaian gunung-gunung.
Oleh karena itu, Tasikmalaya dapat dimaknai sebagai daerah dengan gunung-gunung yang berlimpah seperti air laut.
Pendapat ini juga mencatat bahwa letusan gunung membentuk jurang-jurang curam dan membentuk formasi menyerupai sepatu kuda mengarah ke timur Gunung Galunggung.
Demikian informasi mengenai sejarah dan asal usul Tasikmalaya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
(okt)