Gedung Sate Memanas! Massa Mahasiswa Bakar Ban dan Lempar Bom Molotov
loading...
A
A
A
BANDUNG - Suasana panas terjadi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, saat ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Barat, menggelar aksi demonstrasi, Jumat (29/9/2023). Para mahasiswa menyalakan flare, dan melemparkan bom molotov ke halaman Gedung Sate.
Para peserta demonstrasi tersebut, meluapkan emosinya setelah tidak ada satupun pejabat di Pemprov Jabar menemui mereka untuk berdialog. Selain flare dan bom molotov, peserta aksi demonstrasi juga melemparkan cat, serta petasan ke arah Gedung Sate.
Para mahasiswa peserta demonstrasi yang tertahan di depan pagar Gedung Sate, juga membakar sepandung serta ban bekas. Mereka melakukan orasi, menuntut penuntasan sejumlah kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), hingga konflik lahan di Pulau Rempang dan Dago Elos.
Koordinator aksi, Arya mengatakan, aksi demonstrasi ini sengaja digelar untuk menyikapi berbagai persoalan negara. "Kami menuntut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat terkait penuntasan pelanggaran HAM yang hingga kini kami nilai belum banyak perkembangannya," tegasnya.
Selain itu, menurut Arya, para mahasiswa juga menuntut penuntasan kasus konflik lahan di Pulau Rempang, dan Dago Elos, di mana warga menjadi korban penggusuran, sehingga terancam tak memiliki tempat tinggal lagi.
Persoalan sampah di Jawa Barat, menurut Arya juga harus menjadi perhatian pemerintah, karena saat ini banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang telah penuh sampah, sehingga kini terjadi krisis tempat sampah.
Demonstrasi yang digelar mahasiswa sejak siang tersebut, masih terus berlangsung hingga malam. Polisi telah memasang water barrier, dan kawat berduri di depan Gedung Sate untuk menahan gerakan massa.
Para peserta demonstrasi tersebut, meluapkan emosinya setelah tidak ada satupun pejabat di Pemprov Jabar menemui mereka untuk berdialog. Selain flare dan bom molotov, peserta aksi demonstrasi juga melemparkan cat, serta petasan ke arah Gedung Sate.
Para mahasiswa peserta demonstrasi yang tertahan di depan pagar Gedung Sate, juga membakar sepandung serta ban bekas. Mereka melakukan orasi, menuntut penuntasan sejumlah kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM), hingga konflik lahan di Pulau Rempang dan Dago Elos.
Koordinator aksi, Arya mengatakan, aksi demonstrasi ini sengaja digelar untuk menyikapi berbagai persoalan negara. "Kami menuntut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat terkait penuntasan pelanggaran HAM yang hingga kini kami nilai belum banyak perkembangannya," tegasnya.
Selain itu, menurut Arya, para mahasiswa juga menuntut penuntasan kasus konflik lahan di Pulau Rempang, dan Dago Elos, di mana warga menjadi korban penggusuran, sehingga terancam tak memiliki tempat tinggal lagi.
Persoalan sampah di Jawa Barat, menurut Arya juga harus menjadi perhatian pemerintah, karena saat ini banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang telah penuh sampah, sehingga kini terjadi krisis tempat sampah.
Demonstrasi yang digelar mahasiswa sejak siang tersebut, masih terus berlangsung hingga malam. Polisi telah memasang water barrier, dan kawat berduri di depan Gedung Sate untuk menahan gerakan massa.
(eyt)