70 Difabel dan ABK Karanganom Klaten Dibimbing di Inklusi Center
loading...
A
A
A
KLATEN - Difabel dan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah kini tidak lagi menjadi beban di tengah-tengah keluarga. Hal itu setelah adanya pengembangan program inklusi sosial.
Mereka memiliki harapan baru untuk bisa mandiri bahkan berprestasi seperti impian masyarakat pada umumnya. Hingga saat ini sudah ada 70 anak difabel dan ABK yang didampingi dan dibina di Inklusi Center Kecamatan Karanganom - Bhakti Negeri (ICKK-BN).
“Mereka tidak hanya berasal dari Kecamatan Karanganom saja, tapi tersebar di Kecamatan Ngawen, Ceper, Tulung, bahkan ada dari luar yaitu Kecamatan Musuk dan Mojosongo dari Kabupaten Boyolali,” ujar Ketua ICKK-BN, Sri Mulyo dalam keterangannya, Minggu (24/9/2023).
Berbagai pelayanan yang diberikan kepada para difabel dan ABK ini berupa terapi, sanggar belajar dan bermain hingga pembinaan beberapa jenis cabang olahraga. Di antaranya seperti tenis meja, panahan atletik dan lainnya.
Semua kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu di Aula Kecamatan Karanganom. Kepada mereka diberikan pendampingan sampai ada perubahan.
Dia mencontohkan ABK yang belum bisa adaptif, dituntun hingga terlihat mulai ada perubahan. Kepada mereka dikasih belajar bermain dulu dan belajar kemandirian seperti mandi sendiri, makan sendiri, dan melepas baju sendiri.
“Setelah 2-3 bulan, yang awalnya di rumah saja, tapi setelah diberikan pendampingan, baik anak dan orang tuanya sangat merasakan adanya adanya perubahan perilaku yang membuat para ABK ini termotivasi untuk semangat lagi. Begitu juga yang terapi, anak yang tadinya belum bisa jalan setelah mengikuti terapi jadi termotivasi untuk semangat jalan,” tuturnya.
Mereka memiliki harapan baru untuk bisa mandiri bahkan berprestasi seperti impian masyarakat pada umumnya. Hingga saat ini sudah ada 70 anak difabel dan ABK yang didampingi dan dibina di Inklusi Center Kecamatan Karanganom - Bhakti Negeri (ICKK-BN).
“Mereka tidak hanya berasal dari Kecamatan Karanganom saja, tapi tersebar di Kecamatan Ngawen, Ceper, Tulung, bahkan ada dari luar yaitu Kecamatan Musuk dan Mojosongo dari Kabupaten Boyolali,” ujar Ketua ICKK-BN, Sri Mulyo dalam keterangannya, Minggu (24/9/2023).
Berbagai pelayanan yang diberikan kepada para difabel dan ABK ini berupa terapi, sanggar belajar dan bermain hingga pembinaan beberapa jenis cabang olahraga. Di antaranya seperti tenis meja, panahan atletik dan lainnya.
Semua kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu di Aula Kecamatan Karanganom. Kepada mereka diberikan pendampingan sampai ada perubahan.
Dia mencontohkan ABK yang belum bisa adaptif, dituntun hingga terlihat mulai ada perubahan. Kepada mereka dikasih belajar bermain dulu dan belajar kemandirian seperti mandi sendiri, makan sendiri, dan melepas baju sendiri.
“Setelah 2-3 bulan, yang awalnya di rumah saja, tapi setelah diberikan pendampingan, baik anak dan orang tuanya sangat merasakan adanya adanya perubahan perilaku yang membuat para ABK ini termotivasi untuk semangat lagi. Begitu juga yang terapi, anak yang tadinya belum bisa jalan setelah mengikuti terapi jadi termotivasi untuk semangat jalan,” tuturnya.