Sejarah dan Asal-usul Batam, Hutan Belantara yang Disulap Jadi Kawasan Perdagangan Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Batam merupakan salah satu pulau yang berada dalam gugusan Kepulauan Riau. Kawasan ini menjadi bagian kepulauan yang ada di antara Selat Malaka dan Singapura.
Dalam gugusan pulau-pulau kecil yang ada di kawasan Selat Malaka, Pulau Batam menjadi salah satu yang paling populer.
Tentunya menarik untuk mengetahui sejarah dan asal usul penamaan Batam. Mengingat dulunya pulau ini bukanlah apa-apa selain wilayah yang banyak terdapat hutan belantara.
Ada beragamnya versi tentang asal-usul penamaan wilayah ini. Dalam “Patahnya Gunung Daik,” tulisan Drs Abdul Razak disebutkan bahwa “Batam” merupakan akronim dari “batu ampa”. Ini merujuk pada cerita si Badang dan Putri Tumasik yang dikenal dalam khazanah hikayat rakyat Melayu.
Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa “Batam” berasal dari kata “Batang.” Konon, ketika pertama kali tanah semenanjung tercipta, kawasan itu terkenal sangat labil. Ketika embusan angin Selatan datang, tanah semenanjung itu terbuai-buai diterpa angin kencang.
Versi lainnya disebutkan dalam hikayat “Dari Nongsa ke Pulau Terong,” yang ditulis Abdul Basyid dan Raja Erwan. Versi ini menyebut, kata ‘Batam’ berasal dari kata pelanduk putih. Kalau ditilik dari akronimnya, kata ‘Batam’ dan ‘pelanduk putih’ memang tidak memiliki korelasi secara tekstual.
Menurut laman Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Batam, Pulau Batam pertama kali dihuni oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi.
Gugusan pulau ini pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah. Wilayah ini juga digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.
Meski begitu, disebutkan bahwa pulau yang kini telah menjadi salah satu kota metropolitan ini adalah wilayah tak berpenghuni yang dipenuhi dengan hutan belantara.
Dalam gugusan pulau-pulau kecil yang ada di kawasan Selat Malaka, Pulau Batam menjadi salah satu yang paling populer.
Tentunya menarik untuk mengetahui sejarah dan asal usul penamaan Batam. Mengingat dulunya pulau ini bukanlah apa-apa selain wilayah yang banyak terdapat hutan belantara.
Asal-usul Nama Batam
Ada beragamnya versi tentang asal-usul penamaan wilayah ini. Dalam “Patahnya Gunung Daik,” tulisan Drs Abdul Razak disebutkan bahwa “Batam” merupakan akronim dari “batu ampa”. Ini merujuk pada cerita si Badang dan Putri Tumasik yang dikenal dalam khazanah hikayat rakyat Melayu.
Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa “Batam” berasal dari kata “Batang.” Konon, ketika pertama kali tanah semenanjung tercipta, kawasan itu terkenal sangat labil. Ketika embusan angin Selatan datang, tanah semenanjung itu terbuai-buai diterpa angin kencang.
Versi lainnya disebutkan dalam hikayat “Dari Nongsa ke Pulau Terong,” yang ditulis Abdul Basyid dan Raja Erwan. Versi ini menyebut, kata ‘Batam’ berasal dari kata pelanduk putih. Kalau ditilik dari akronimnya, kata ‘Batam’ dan ‘pelanduk putih’ memang tidak memiliki korelasi secara tekstual.
Sejarah Batam
Menurut laman Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Batam, Pulau Batam pertama kali dihuni oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi.
Gugusan pulau ini pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah. Wilayah ini juga digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.
Meski begitu, disebutkan bahwa pulau yang kini telah menjadi salah satu kota metropolitan ini adalah wilayah tak berpenghuni yang dipenuhi dengan hutan belantara.