Digelar 200 Tahun Sekali, Ini Makna Upacara Adat yang Turut Didukung Perindo

Jum'at, 08 September 2023 - 15:27 WIB
loading...
Digelar 200 Tahun Sekali, Ini Makna Upacara Adat yang Turut Didukung Perindo
Ribuan warga dari Desa Adat Gegelang, dan Desa Adat Antiga, menggelar upacara Segara Kertih Pura Luhur Puncak Sari Bukit Cemeng di Pantai Mimba, Desa Padang Bai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Foto/iNews TV/Yunda Ariesta
A A A
KARANGASEM - Warga Desa Adat Gagelang, dan Desa Adat Antiga menggelar upacara adat yang hanya digelar 200 tahun sekali di Pantai Mimba, Desa Padang Bai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Selama jalannya upacara adat tersebut, Partai Perindo memberikan dukungan penuh dengan menyediakan mobil ngayah dan ambulans.



Kader Partai Perindo Bali, I Nyoman Widana mengatakan, mobil ngayah dan ambulans disiagakan Partai Perindo, untuk memberikan dukungan agar pelaksanaan upacara adat dapat berjalan dengan lancar. "Dukungan ini diberikan Partai Perindo, selama tiga hari penuh pelaksanaan upacara adat," ungkapnya.



"Mobil ngayah dan ambulans Partai Perindo disediakan untuk membantu warga yang membutuhkan bantuan selama jalannya upacara adat. Termasuk bantuan kesehatan dan kedaruratan, sehingga upacara adat tersebut dapat berjalan lancar," imbuh I Nyoman Widana.



Upacara Segara Kertih Pura Luhur Puncak Sari Bukit Cemeng tersebut, dilaksanakan 7-9 September 2023, dan diikuti oleh ribuan warga. Puncak dari upacara adat ini, dilaksanakan Jumat (8/9/2023) siang.

Digelar 200 Tahun Sekali, Ini Makna Upacara Adat yang Turut Didukung Perindo


Ketua Satu Bidang Parahyangan dan Upacara, Nengah Jimat menyebutkan, upacara ini bermakna sebagai prosesi pembersihan dari segala kekotoran, baik yang bersumber dari pencemaran dan segala tindakan manusia yang kurang baik. "Sehingga kita semua kembali dalam kondisi suci. Upacara adat ini, adalah upacara adat terbesar sepanjang sejarah," ungkapnya.



Pada puncak Karya Segara Kertih, dilakukan berbagai prosesi, salah satunya mempersembahkan berbagai hewan. "Diharapkan, melalui upacara ini kesucian alam semesta dapat terjaga, sehingga manusia dapat terhindar dari marabahaya," pungkas Nengah Jimat.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2105 seconds (0.1#10.140)