5 Fakta Raden Pandji Soeroso, Gubernur Pertama Jawa Tengah yang Bergelar Pahlawan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Raden Pandji Soeroso tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Dia dikenal sebagai seorang politisi dan aktivis yang turut berjuang demi bangsa Indonesia melalui pemikiran-pemikirannya.
Soeroso lahir di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada 3 November 1893. Selama hidupnya, dia dikenal sebagai sosok berpikiran maju dan pemberani.
Untuk mengenalnya lebih jauh, simak sederet fakta Raden Pandji Soeroso berikut ini.
Pandji Soeroso pernah menempuh pendidikan di Kweekschool, sekolah pendidikan guru buatan Hindia Belanda. Saat menimba ilmu di sini, jiwa pejuangnya sudah mulai terlihat.
Suatu hari, Soeroso memimpin teman-temannya untuk melakukan demonstrasi kepada sekolah. Hal ini menjadi bentuk protes atas tindakan diskriminatif kepala sekolah yang berasal dari Belanda.
Baca Juga: Raden Pandji Soeroso, Pemberani yang Dipercaya Menjadi Gubernur Pertama Jawa Tengah
Akibatnya, Soeroso dikeluarkan dari Kweekschool. Setelahnya, dia pergi ke Surabaya untuk belajar jurnalistik.
Semangat menentang Belanda semakin berkobar di hati Soeroso. Melalui pengetahuan jurnalistik yang didapat, dia mulai menulis dan menyerang Pemerintah Kolonial meski secara halus.
Pada tahun 1915, Soeroso menjadi Ketua Sarekat Islam cabang Probolinggo dan Kraksaan. Dia bersama para anggota pengurus lain memfokuskan organisasi pada gerakan nasional dan perbaikan ekonomi rakyat.
Sekitar 1921, Soeroso terpilih sebagai Ketua Personil Pabrik Bond Mojokerto. Dia pernah memimpin pemogokan buruh di Pabrik Gula milik seorang Belanda.
Soeroso lahir di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada 3 November 1893. Selama hidupnya, dia dikenal sebagai sosok berpikiran maju dan pemberani.
Untuk mengenalnya lebih jauh, simak sederet fakta Raden Pandji Soeroso berikut ini.
Fakta Raden Pandji Soeroso
1. Lantang Menentang Belanda
Pandji Soeroso pernah menempuh pendidikan di Kweekschool, sekolah pendidikan guru buatan Hindia Belanda. Saat menimba ilmu di sini, jiwa pejuangnya sudah mulai terlihat.
Suatu hari, Soeroso memimpin teman-temannya untuk melakukan demonstrasi kepada sekolah. Hal ini menjadi bentuk protes atas tindakan diskriminatif kepala sekolah yang berasal dari Belanda.
Baca Juga: Raden Pandji Soeroso, Pemberani yang Dipercaya Menjadi Gubernur Pertama Jawa Tengah
Akibatnya, Soeroso dikeluarkan dari Kweekschool. Setelahnya, dia pergi ke Surabaya untuk belajar jurnalistik.
Semangat menentang Belanda semakin berkobar di hati Soeroso. Melalui pengetahuan jurnalistik yang didapat, dia mulai menulis dan menyerang Pemerintah Kolonial meski secara halus.
2. Aktif di Organisasi Pergerakan Nasional
Pada tahun 1915, Soeroso menjadi Ketua Sarekat Islam cabang Probolinggo dan Kraksaan. Dia bersama para anggota pengurus lain memfokuskan organisasi pada gerakan nasional dan perbaikan ekonomi rakyat.
Sekitar 1921, Soeroso terpilih sebagai Ketua Personil Pabrik Bond Mojokerto. Dia pernah memimpin pemogokan buruh di Pabrik Gula milik seorang Belanda.