Menggunakan Perahu, Warga Wajo Salat Idul Adha Penuh Keprihatinan
loading...
A
A
A
WAJO - Banjir yang telah beberapa pekan terakhir merendam belasan ribu rumah warga di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, memaksa warga merayakan Idul Adha dengan penuh keprihatinan.
(Baca juga: Balai Wyata Guna Bandung Wisuda Barista Tuna Netra )
Sejak pagi, mereka harus menaiki perahu menerobos genangan air setinggi tiga meter untuk berangkat ke masjid. Suara gema takbir, mengiringi perjalanan mereka membelah ombak danau untuk menuju masjid.
Berbagai kesulitan dan keterbatasan harus dihadapi warga di tengah genangan banjir yang belum juga surut. Setiap hari mereka harus menghadapi resiko bahaya di tengah banjir, termasuk saat berangkat ke masjid untuk salat Idul Adha .
(Baca juga: Kasus Prostitsui Artis VS, Polisi Jerat dengan UU ITE )
Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Walenae dan Danau Tempe, tidak mengurangi kekhusukan warga untuk merayakan Idul Adha di tengah segala keprihatinan.
"Kami berharap segala kesulitan akibat bencana banjir ini segera berlalu. Kami masih bertahan di rumah, dan terpaksa menggunakan perahu untuk ke masjid," ujar korban banjir di Kelurahan Laelo, Abdul Samad.
Berdasarkan pantauan di lokasi banjir, air banjir mulai surut dari delapan meter menjadi tiga meter. Ketinggian air di Bedung Gerak Wajo, turun dari 8,1 meter, menjadi 7,2 meter.
(Baca juga: Balai Wyata Guna Bandung Wisuda Barista Tuna Netra )
Sejak pagi, mereka harus menaiki perahu menerobos genangan air setinggi tiga meter untuk berangkat ke masjid. Suara gema takbir, mengiringi perjalanan mereka membelah ombak danau untuk menuju masjid.
Berbagai kesulitan dan keterbatasan harus dihadapi warga di tengah genangan banjir yang belum juga surut. Setiap hari mereka harus menghadapi resiko bahaya di tengah banjir, termasuk saat berangkat ke masjid untuk salat Idul Adha .
(Baca juga: Kasus Prostitsui Artis VS, Polisi Jerat dengan UU ITE )
Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Walenae dan Danau Tempe, tidak mengurangi kekhusukan warga untuk merayakan Idul Adha di tengah segala keprihatinan.
"Kami berharap segala kesulitan akibat bencana banjir ini segera berlalu. Kami masih bertahan di rumah, dan terpaksa menggunakan perahu untuk ke masjid," ujar korban banjir di Kelurahan Laelo, Abdul Samad.
Berdasarkan pantauan di lokasi banjir, air banjir mulai surut dari delapan meter menjadi tiga meter. Ketinggian air di Bedung Gerak Wajo, turun dari 8,1 meter, menjadi 7,2 meter.
(eyt)