Kisah Pasukan Elite Mongol Kesulitan Menembus Hutan Rawa Pulau Jawa dan Siasat Jitu Raden Wijaya
loading...
A
A
A
PASUKAN elite Mongol pernah mengalami kekalahan saat berusaha menguasai Pulau Jawa. Mereka kesulitan menembus medan hutan dan rawa dan serangan mematikan dari pasukan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.
Siasat jitu Raden Wijaya yang didukung pasukan dari Madura usai menyerang Kerajaan Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang berhasil membuat pasukan Mongol kalang kabut.
Hingga akhirnya salah satu pemimpin pasukan Mongol. Kau Shing melarikan diri dan memilih pulang dengan pasukannya ke negerinya.
Sementara itu Shih Pi dan Ike Mese, pemimpin pasukan Mongol lain yang ada di Kediri diserang secara mendadak oleh gabungan pasukan Madura dan Majapahit, kemudian memperoleh banyak dukungan dari masyarakat sekitarnya.
Alhasil pasukan Mongol ini harus melayani serangan secara terus-menerus di sepanjang perjalanan dari Kediri menuju ke Canggu. Karena serangan ini pasukan Mongol hanya bisa bertahan, dan mundur supaya tidak menderita kerugian yang lebih banyak lagi.
Shih Pi berpikir dengan jatuhnya Kediri tidak ada lagi tujuan yang harus dicapai oleh pasukan besar ini. Pada perjalanan mundur ke Canggu dilaporkan bahwa kerugian paling banyak diderita oleh pasukan berkuda andalan Mongol.
Medan tanah Jawa yang berawa-rawa dengan di kelilingi hutan membuat pasukan berkuda yang ditakuti di medan perang Eropa, tak berdaya jadi bulan-bulanan lawannya.
Di balik pimpinan Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya (Raka pertama Kerajaan Majapahit) dan Arya Wiraraja tersebut, tentara Mongol benar-benar dibuat tak berdaya.
Dilaporkan pasukan berkuda Mongol menderita kerugian sebanyak 50.000 prajurit gugur. Oleh karena itu, setelah sampai di Ujung Galuh dengan membawa Raja Jayakatwang dan putranya sebagai tawanan. Pada tanggal 24 April 1293 Shih Pi memerintahkan untuk membunuh kedua orang tersebut.
Seketika itu juga pasukan gabungan ini untuk mengangkat jangkar meninggalkan kekalahan di tanah Jawa sambil membawa 100 tawanan, peta, daftar penduduk, surat-surat bertulis emas dari Bali dan barang berharga senilai 500.000 tahil perak.
Saat itu menandai tanah Jawa selamat dari penjajahan Kekaisaran Mongol. Sesampai di Mongol sendiri, Kubilai Khan sebagai Kaisar agung sangat dipermalukan sehingga Shih Pi kemudian mendapat hukuman atas kekalahan ini.
Siasat jitu Raden Wijaya yang didukung pasukan dari Madura usai menyerang Kerajaan Kediri di bawah pimpinan Jayakatwang berhasil membuat pasukan Mongol kalang kabut.
Hingga akhirnya salah satu pemimpin pasukan Mongol. Kau Shing melarikan diri dan memilih pulang dengan pasukannya ke negerinya.
Sementara itu Shih Pi dan Ike Mese, pemimpin pasukan Mongol lain yang ada di Kediri diserang secara mendadak oleh gabungan pasukan Madura dan Majapahit, kemudian memperoleh banyak dukungan dari masyarakat sekitarnya.
Alhasil pasukan Mongol ini harus melayani serangan secara terus-menerus di sepanjang perjalanan dari Kediri menuju ke Canggu. Karena serangan ini pasukan Mongol hanya bisa bertahan, dan mundur supaya tidak menderita kerugian yang lebih banyak lagi.
Shih Pi berpikir dengan jatuhnya Kediri tidak ada lagi tujuan yang harus dicapai oleh pasukan besar ini. Pada perjalanan mundur ke Canggu dilaporkan bahwa kerugian paling banyak diderita oleh pasukan berkuda andalan Mongol.
Medan tanah Jawa yang berawa-rawa dengan di kelilingi hutan membuat pasukan berkuda yang ditakuti di medan perang Eropa, tak berdaya jadi bulan-bulanan lawannya.
Di balik pimpinan Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya (Raka pertama Kerajaan Majapahit) dan Arya Wiraraja tersebut, tentara Mongol benar-benar dibuat tak berdaya.
Dilaporkan pasukan berkuda Mongol menderita kerugian sebanyak 50.000 prajurit gugur. Oleh karena itu, setelah sampai di Ujung Galuh dengan membawa Raja Jayakatwang dan putranya sebagai tawanan. Pada tanggal 24 April 1293 Shih Pi memerintahkan untuk membunuh kedua orang tersebut.
Seketika itu juga pasukan gabungan ini untuk mengangkat jangkar meninggalkan kekalahan di tanah Jawa sambil membawa 100 tawanan, peta, daftar penduduk, surat-surat bertulis emas dari Bali dan barang berharga senilai 500.000 tahil perak.
Saat itu menandai tanah Jawa selamat dari penjajahan Kekaisaran Mongol. Sesampai di Mongol sendiri, Kubilai Khan sebagai Kaisar agung sangat dipermalukan sehingga Shih Pi kemudian mendapat hukuman atas kekalahan ini.
(shf)