Top! Begini Riwayat Ganjar Tindak Tegas Pungli dan Berantas Budaya Tak Elok di Sekolah
loading...
A
A
A
"Infak opo. Enggak bayar tuh titik, jangan dikasih nama yang lain. Enggak bayar SPP, bayar infaq yo ora. Gratis itu harus tis. Itu kalau tidak jadi pungli."
"Enggak bayar, (tapi) infak, infak'e luwih gede seko SPP, yo ora entuk (Infaqnya lebih besar dari SPP ya tidak boleh). SD gratis, SMP gratis, SMA wae tak gratiske kok (SMA saja saya gratiskan)," tegas Ganjar.
Hal ini disampaikan Ganjar Pranowo saat pelaksanaan PPDB tingkat SMA/SMK tahun ajaran 2022/2023. "Semua pihak harus bisa menjaga integritas masing-masing. Tidak hanya dari pihak sekolah dan guru, orang tua calon siswa juga harus menjaga integritasnya, jangan lagi ada budaya 'titip'," tegas Ganjar.
Ganjar menegaskan, agar semua pihak menjalankan perannya masing-masing dengan baik. Dengan begitu, budaya 'titip' yang merusak integritas para pihak dapat dieliminir.
“Mari kita dampingi anak-anak kita, jaga integritas dan nggak usah titip-titip. Lakukan semuanya dengan benar. Sehingga anak merasa layak belajar di sekolah itu semua proses harus dilakukan dengan baik dan benar tanpa ada kecurangan,” kata Ganjar saat kunjungan kerja di Kabupaten Karanganyar, Rabu (15/6/2022).
"Terus soal nanti utangnya gimana, saya bilang yang membereskan Gubernur, tapi jangan ditahan," terangnya, Selasa 8 September 2020.
Kata Ganjar, kasus serupa tidak hanya terjadi di Solo, melainkan juga pernah terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
"Sebenarnya, itu enggak semuanya ditahan juga, ada yang kita temukan ternyata siswanya belum cap jempol, waktu pembagian tidak datang. Maka, suasana kebatinannya di publik lapornya ke saya beda. Tapi ada yang ditahan betul," kata Ganjar.
Sekali lagi Ganjar menegaskan kepada semua kepala sekolah, agar tak menahan ijazah siswa yang telah lulus (alumni) karena alasan belum menyelesaikan administrasi. Jika masih ada sekolah yang menahan ijazah atas alasan uang, Ganjar menegaskan, maka ia tidak segan untuk mencopot kepala sekolah dari jabatannya.
"Tidak ada lagi sekarang. Semua yang lapor ke saya itu langsung saya minta ambil ijazahnya, ngomong sama kepala sekolahnya. Biasanya kalau WA ke saya, tunjukkan WA-nya itu. Kalau ijazah tidak dikasih karena alasan uang, lapor saya, saya copot kepala sekolahnya. Sekarang hampir semua yang ada itu keluar," kata Ganjar Pranowo.
"Enggak bayar, (tapi) infak, infak'e luwih gede seko SPP, yo ora entuk (Infaqnya lebih besar dari SPP ya tidak boleh). SD gratis, SMP gratis, SMA wae tak gratiske kok (SMA saja saya gratiskan)," tegas Ganjar.
4. Ganjar Warning Sekolah dan Guru saat PPDB: Gak Ada Titip-titipan
Ganjar Pranowo mewanti-wanti pihak sekolah maupun guru untuk menghilangkan budaya 'titip' calon siswa saat pelaksanaan proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Selain mewanti-wanti pihak sekolah, panitia dan guru, Ganjar juga memberi pesan tegas soal menghilangkan budaya 'titip' kepada orang tua calon siswa.Hal ini disampaikan Ganjar Pranowo saat pelaksanaan PPDB tingkat SMA/SMK tahun ajaran 2022/2023. "Semua pihak harus bisa menjaga integritas masing-masing. Tidak hanya dari pihak sekolah dan guru, orang tua calon siswa juga harus menjaga integritasnya, jangan lagi ada budaya 'titip'," tegas Ganjar.
Ganjar menegaskan, agar semua pihak menjalankan perannya masing-masing dengan baik. Dengan begitu, budaya 'titip' yang merusak integritas para pihak dapat dieliminir.
“Mari kita dampingi anak-anak kita, jaga integritas dan nggak usah titip-titip. Lakukan semuanya dengan benar. Sehingga anak merasa layak belajar di sekolah itu semua proses harus dilakukan dengan baik dan benar tanpa ada kecurangan,” kata Ganjar saat kunjungan kerja di Kabupaten Karanganyar, Rabu (15/6/2022).
5. Ancam Copot Kepala Sekolah Penahan Ijazah Siswa
Pada medio 2020, Ganjar Pranowo mendapat aduan dari warga di Solo, perihal ijazah sang anak yang ditahan karena belum melunasi pembayaran sekolah. Sontak, Ganjar marah dan meminta sekolah untuk tak menahan ijazah siswa yang belum menyelesaikan pembayaran administrasi."Terus soal nanti utangnya gimana, saya bilang yang membereskan Gubernur, tapi jangan ditahan," terangnya, Selasa 8 September 2020.
Kata Ganjar, kasus serupa tidak hanya terjadi di Solo, melainkan juga pernah terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
"Sebenarnya, itu enggak semuanya ditahan juga, ada yang kita temukan ternyata siswanya belum cap jempol, waktu pembagian tidak datang. Maka, suasana kebatinannya di publik lapornya ke saya beda. Tapi ada yang ditahan betul," kata Ganjar.
Sekali lagi Ganjar menegaskan kepada semua kepala sekolah, agar tak menahan ijazah siswa yang telah lulus (alumni) karena alasan belum menyelesaikan administrasi. Jika masih ada sekolah yang menahan ijazah atas alasan uang, Ganjar menegaskan, maka ia tidak segan untuk mencopot kepala sekolah dari jabatannya.
"Tidak ada lagi sekarang. Semua yang lapor ke saya itu langsung saya minta ambil ijazahnya, ngomong sama kepala sekolahnya. Biasanya kalau WA ke saya, tunjukkan WA-nya itu. Kalau ijazah tidak dikasih karena alasan uang, lapor saya, saya copot kepala sekolahnya. Sekarang hampir semua yang ada itu keluar," kata Ganjar Pranowo.