Mentan SYL Dorong Petani Tebu di Cirebon Gunakan Taksi Alsintan
loading...
A
A
A
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil mengatakan, masalah pada budidaya tebu di Indonesia saat ini adalah kekurangan tenaga kerja baik dari penanaman sampai panen.
Alat mesin yang dikembangkan untuk tebu mulai dari pembibitan sampai panen, yaitu alat untuk menanam tebu, bongkar ratoon dan rawat ratoon, alat pengkletek dan alat panen.
"Alsintan tebu dari hulu sampai hilir sudah beres. Tinggal nanti bisa diterapkan sebagaimana taksi alsintan, petani tebu bisa menyewa sesuai kebutuhannya,” jelasnya.
Pemerintah mendorong pemanfaatan alsintan dalam usaha tani secara maju, mandiri dan modern.
"Namun dengan kian terbatasnya anggaran pemerintah dari Tahun 2015 yang mencapai Rp 3,5 triliun kini hanya sekitar Rp 300-400 miliar, kami mengajak petani untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) alsintan,” ungkap Ali Jamil.
Ali Jamil menjelaskan, sejak Presiden Jokowi me-launching Program Taksi Alsintan Agustus 2022 lalu di Gresik Jawa Timur. Selanjutnya ditindaklanjuti melalui Permenko Bidang Perekonomian No. 03/2023 Tentang Kredit Usaha Alsintan dan ditindaklanjuti dengan Permentan 21/2023 Tentang Taksi Alat dan Mesin Pertanian, maka Program Taksi Alsintan ini sudah semakin dirasakan oleh masyarakat petani.
"Pemerintah melakukan relaksasi KUR. Jika sebelumnya bunga KUR sebesar 6 persen, kini turun menjadi 3 persen. Begitu juga uang muka pinjaman, turun dari 30 menjadi 20 persen," tuturnya.
Hal ini terbukti dari realisasi pembelian Alsintan melalui pola Kredit Usaha Alsintan ini telah terealisasi sebanyak 442 unit traktor roda empat, 1.388 unit combine harvester, dan 36 unit traktor crawler dengan nilai total sekitar Rp817 miliar.
“Plafon juga dinaikkan menjadi Rp 2 miliar. Dengan nilai kredit yang lebih besar, petani atau pekebun bisa mengadakan unit alsintan besar, seperti alat panen tebu,” jelasnya.
Ali Jamil berharap, ke depan petani/pekebun tidak lagi tergantung dengan pola bantuan pemerintah, termasuk dalam pengadaan alsintan. Selama ini pekebun memang rata-rata sudah mandiri dan tidak tergantung bantuan.
Alat mesin yang dikembangkan untuk tebu mulai dari pembibitan sampai panen, yaitu alat untuk menanam tebu, bongkar ratoon dan rawat ratoon, alat pengkletek dan alat panen.
"Alsintan tebu dari hulu sampai hilir sudah beres. Tinggal nanti bisa diterapkan sebagaimana taksi alsintan, petani tebu bisa menyewa sesuai kebutuhannya,” jelasnya.
Pemerintah mendorong pemanfaatan alsintan dalam usaha tani secara maju, mandiri dan modern.
"Namun dengan kian terbatasnya anggaran pemerintah dari Tahun 2015 yang mencapai Rp 3,5 triliun kini hanya sekitar Rp 300-400 miliar, kami mengajak petani untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) alsintan,” ungkap Ali Jamil.
Ali Jamil menjelaskan, sejak Presiden Jokowi me-launching Program Taksi Alsintan Agustus 2022 lalu di Gresik Jawa Timur. Selanjutnya ditindaklanjuti melalui Permenko Bidang Perekonomian No. 03/2023 Tentang Kredit Usaha Alsintan dan ditindaklanjuti dengan Permentan 21/2023 Tentang Taksi Alat dan Mesin Pertanian, maka Program Taksi Alsintan ini sudah semakin dirasakan oleh masyarakat petani.
"Pemerintah melakukan relaksasi KUR. Jika sebelumnya bunga KUR sebesar 6 persen, kini turun menjadi 3 persen. Begitu juga uang muka pinjaman, turun dari 30 menjadi 20 persen," tuturnya.
Hal ini terbukti dari realisasi pembelian Alsintan melalui pola Kredit Usaha Alsintan ini telah terealisasi sebanyak 442 unit traktor roda empat, 1.388 unit combine harvester, dan 36 unit traktor crawler dengan nilai total sekitar Rp817 miliar.
“Plafon juga dinaikkan menjadi Rp 2 miliar. Dengan nilai kredit yang lebih besar, petani atau pekebun bisa mengadakan unit alsintan besar, seperti alat panen tebu,” jelasnya.
Ali Jamil berharap, ke depan petani/pekebun tidak lagi tergantung dengan pola bantuan pemerintah, termasuk dalam pengadaan alsintan. Selama ini pekebun memang rata-rata sudah mandiri dan tidak tergantung bantuan.