Balita Meninggal Terlambat Ditangani, Perindo: Fasilitas Kesehatan Daerah Terpencil Harus Ditingkatkan

Kamis, 06 Juli 2023 - 20:10 WIB
loading...
Balita Meninggal Terlambat Ditangani, Perindo: Fasilitas Kesehatan Daerah Terpencil Harus Ditingkatkan
Juru bicara nasional Partai Perindo Ike Julies Tiati menyatakan prihatin atas meninggalnya balita akibat terlambat mendapat pertolongan medis di Empat Lawang, Sumnsel. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Juru bicara nasional Partai Perindo Ike Julies Tiati menyatakan prihatin atas kejadian yang dialami pasangan asal Desa Muara Karang, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Marthadinata dan Rika. Pasangan suami istri ini harus kehilangan anak mereka, MTA, akibat terlambat mendapatkan pertolongan medis.

Diketahui, MTA meninggal dunia dalam perjalanan saat dibawa orang tuanya untuk mendapatkan pengobatan. Sayangnya, kebun yang berada jauh dari pemukiman mengharuskan keduanya menggendong anak mereka menuju puskesmas.



Selain itu, lokasi itu sulit dijangkau oleh kendaraan dan susah mendapatkan sinyal telepon.

"Saya sangat prihatin mendengar situasi Marthadinata, Rika, dan putri mereka, MTA. Sangat tragis dan menyedihkan mendengar cerita ini. Kehilangan anak adalah hal yang paling menyakitkan bagi orang tua," kata Ike Julies Tiati kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).

Ike Julies Tiati --yang dikenal publik sebagai mantan news anchor dengan nama Ike Suharjo itu merupakan Bacaleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Sumatera Selatan II (Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Prabumulih, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Lahat, dan Empat Lawang) itu-- menyebutkan, situasi ini menyoroti pentingnya aksesibilitas layanan kesehatan dan infrastruktur di daerah terpencil seperti Desa Muara Karang.

Sayangnya, karena lokasi yang sulit dijangkau oleh kendaraan dan minimnya sinyal telepon, kemungkinan untuk mendapatkan pertolongan medis secara cepat dan tepat menjadi terbatas.



"Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya peningkatan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, termasuk pembenahan infrastruktur transportasi dan akses komunikasi. Upaya ini akan membantu masyarakat setempat mendapatkan akses lebih mudah ke fasilitas medis dan dukungan ketika menghadapi situasi darurat," ucap Ike.

Menurut politisi Partai Perindo--partai yang ditetapkan KPU bernomor urut 16 pada kertas suara Pemilu 2024 itu--, kisah sedih meninggalnya MTA ini harus menjadi kasus yang terakhir kalinya.

Kedua orang tua balita harus membawa balitanya ke desa lain supaya bisa mendapatkan pertolongan kesehatan. Hal ini menjadi ironi sebab masyarakat desa sulit mendapatkan akses kesehatan karena belum tersebar merata ke seluruh desa.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan, jumlah puskesmas yang tersedia per tahun 2022 hanya sebanyak 230. Jumlah ini justru menurun jauh dari dua tahun sebelumnya yaitu 343 pada tahun 2020 dan 345 pada tahun 2021.

Bagi Ike, menurunnya jumlah puskesmas di Sumatera Selatan merupakan suatu ironi. Bukan tanpa sebab, seharusnya jumlah Puskesmas terus ditambah untuk terciptanya akses kesehatan yang merata di desa-desa.

Hal yang sama ditemukan di Kabupaten Empat Lawang yang merupakan kabupaten tempat kejadian meninggalnya balita tersebut. Per tahun 2022, jumlah puskesmas berkurang menjadi 6 puskesmas dari tahun sebelumnya yang berjumlah 10 puskesmas. Dengan total 10 kecamatan, 9 kelurahan, dan 147 desa, jumlah puskesmas yang tersedia jauh dari cukup.

"Jika 1 kecamatan memiliki 1 puskesmas, berarti ada 4 kecamatan di Kabupaten Empat Lawang yang belum memiliki puskesmas. Ditambah dengan luasnya wilayah dan jalur kendaraan yang sulit, akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan terdekat akan semakin sulit dan membuat masyarakat semakin menderita," ujar Ike.

Dengan begitu, Ike menyebutkan perlu adanya kepedulian pemerintah daerah untuk menambah fasilitas kesehatan yang memadai di Kabupaten Empat Lawang.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)