Kopi Arabika Kedung Malang Purbalingga, Bisa Sejajar dengan Kopi Mancanegara
loading...
A
A
A
PURBALINGGA - Jika selama ini Kabupaten Purbalingga lebih terkenal dengan produksi knalpot kendaraan berkualitas, ternyata ada komoditas lain yang juga tak kalah kualitasnya, yakni kopi arabika Gunung Malang.
Di kalangan pecinta kopi di Purbalingga, kopi arabika Gunung Malang sudah menunjukkan kualitasnya. Bahkan, permintaan dari pecinta kopi dari luar daerah cukup tinggi.
Kualitas kopi arabika Gunung Malang dibenarkan Trias Adi Pramono dari komunitas pegiat kopi ‘Ruang Kopi Purbalingga’. Permintaan kopi Gunung Malang cukup tinggi tapi kemampuan produksi petani kopi masih terbatas.
“Kopi arabika Gunung Malang sudah dikenal di kalangan pecinta kopi. Banyak kedai kopi di Purbalingga selalu kehabisan stok kopi arabika Gunung Malang,” kata Trias usai memanen kopi di kebun kopi Dusun Gunung Malang, Minggu (26/07/2020).
“Kopi Gunung Malang laris di kedai – kedai kopi, hanya saja permintan tinggi dari para pecinta kopi belum bisa dicukupi. Jika produksi kopi bisa digenjot lagi dan stabil, tentu berpengaruh terhadap pendapatan para petani,” tambah trias.
Hal ini dibenarkan Suyatno Karsum, salah satu petani kopi setempat. Karsum memberikan alasan keterbatasan lahan menjadi slah satu faktor penyebab produksi kopi dari Gunung Malang masih belum stabil.
“Petani kopi di Dusun Gunung Malang jumlahnya tak lebih dari 157 orang dengan total luas kebun 63 hektare lahan ditanam kopi. Lahan yang ditanam kopi tidak ngumpul jadi satu, namun menyebar dan ditanam diantara tanaman sayuran,” kata Karsum.
Kopi arabika dari Gunung Malang mudah diterima di kalangan pecinta kopi karena rasa kopinya yang khas. Ditanam dan tumbuh di ketinggian 1400 – 1700 mdpl di lereng Gunung Slamet, memiliki perpaduan rasa manis, pahit, dan asam yang menyatu.
Melihat potensi kopi gunung malang bisa menjadi salah satu komoditas andalan, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi memberikan semangat kepada para petani. (Baca juga: Ipar Jokowi Mundur dari Cabup Nasdem di Pilkada Gunungkidul, Ada Apa?)
Pemkab Purbalingga, kata dia, akan memberikan bantuan berupa bibit kopi agar kopi Gunung Malang semakin dikenal oleh masyarakat luas . (Baca juga: Corona Menggila, Pemkab Gunungkidul Imbau Warga Tak Keluar DIY)
"Terlebih ini sudah banyak permintaan baik dari Purbalingga maupun dari luar Purbalingga sehingga apapun harus kita dukung. Apalagi, Gunung Malang juga potensi alamnya luar biasa. Udaranya sejuk dan pemandangannya luar biasa indah di kaki Gunung Slamet. Kita wacanakan Gunung Malang menjadi salah satu tempat wisata edukasi khusus kopi sehingga, kopi Arabika Gunung Malang bisa dikenal luas hingga mancanegara," pungkas bupati.
Di kalangan pecinta kopi di Purbalingga, kopi arabika Gunung Malang sudah menunjukkan kualitasnya. Bahkan, permintaan dari pecinta kopi dari luar daerah cukup tinggi.
Kualitas kopi arabika Gunung Malang dibenarkan Trias Adi Pramono dari komunitas pegiat kopi ‘Ruang Kopi Purbalingga’. Permintaan kopi Gunung Malang cukup tinggi tapi kemampuan produksi petani kopi masih terbatas.
“Kopi arabika Gunung Malang sudah dikenal di kalangan pecinta kopi. Banyak kedai kopi di Purbalingga selalu kehabisan stok kopi arabika Gunung Malang,” kata Trias usai memanen kopi di kebun kopi Dusun Gunung Malang, Minggu (26/07/2020).
“Kopi Gunung Malang laris di kedai – kedai kopi, hanya saja permintan tinggi dari para pecinta kopi belum bisa dicukupi. Jika produksi kopi bisa digenjot lagi dan stabil, tentu berpengaruh terhadap pendapatan para petani,” tambah trias.
Hal ini dibenarkan Suyatno Karsum, salah satu petani kopi setempat. Karsum memberikan alasan keterbatasan lahan menjadi slah satu faktor penyebab produksi kopi dari Gunung Malang masih belum stabil.
“Petani kopi di Dusun Gunung Malang jumlahnya tak lebih dari 157 orang dengan total luas kebun 63 hektare lahan ditanam kopi. Lahan yang ditanam kopi tidak ngumpul jadi satu, namun menyebar dan ditanam diantara tanaman sayuran,” kata Karsum.
Kopi arabika dari Gunung Malang mudah diterima di kalangan pecinta kopi karena rasa kopinya yang khas. Ditanam dan tumbuh di ketinggian 1400 – 1700 mdpl di lereng Gunung Slamet, memiliki perpaduan rasa manis, pahit, dan asam yang menyatu.
Melihat potensi kopi gunung malang bisa menjadi salah satu komoditas andalan, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi memberikan semangat kepada para petani. (Baca juga: Ipar Jokowi Mundur dari Cabup Nasdem di Pilkada Gunungkidul, Ada Apa?)
Pemkab Purbalingga, kata dia, akan memberikan bantuan berupa bibit kopi agar kopi Gunung Malang semakin dikenal oleh masyarakat luas . (Baca juga: Corona Menggila, Pemkab Gunungkidul Imbau Warga Tak Keluar DIY)
"Terlebih ini sudah banyak permintaan baik dari Purbalingga maupun dari luar Purbalingga sehingga apapun harus kita dukung. Apalagi, Gunung Malang juga potensi alamnya luar biasa. Udaranya sejuk dan pemandangannya luar biasa indah di kaki Gunung Slamet. Kita wacanakan Gunung Malang menjadi salah satu tempat wisata edukasi khusus kopi sehingga, kopi Arabika Gunung Malang bisa dikenal luas hingga mancanegara," pungkas bupati.
(boy)