Adik Kim Jong-un Punya Pesaing untuk Merebut Kekuasaan, Ini Sosoknya
loading...
A
A
A
SEOUL - Kim Yo-jong, adik diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ramai disebut-sebut sebagai calon pengambilalih kekuasaan sejak rumor sang kakak sakit keras, atau bahkan meninggal dunia.
Namun, ada sosok yang bisa menjadi pesaing kuat untuk merebut kekuasaan jika negara itu tidak menghendaki perempuan sebagai sosok pemimpin.
Sosok pesaing Kim Yo-jong adalah paman Kim Jong-un yang bernama Kim Pyong-il. Dia adalah saudara tiri dari ayah Kim Jong-un; Kim Jong-il.
Sang paman baru-baru ini pulang ke Korut setelah menghabiskan 30 tahun tinggal di luar negeri sebagai diplomat. Para ahli mengatakan kemunculan Kim Pyong-il di panggung politik Korea Utara dapat memperumit suksesi.
Kim Pyong-il telah dianggap sebagai ancaman bahkan oleh ayah Kim Jong-un ketika berkuasa. Itulah yang menjadi salah satu alasan dia menghabiskan waktu begitu lama di luar negeri dengan- menjadi duta besar Korea Utara untuk Finlandia, Bulgaria, Hongaria dan Polandia.
Menurut sejumlah laporan yang diberitakan media Barat, pendiri Korut Kim Il-sung (kakek Kim Jong-un) semasa berkuasa menganggap Kim Pyong-il berpotensi menjadi kepala militer. Sedangkan Kim Jong-il berpotensi mengambil alih partai. Pada akhirnya, Kim Jong-il yang jadi penguasa Korut dan kemudian diteruskan oleh Kim Jong-un hingga sekarang .(BACA JUGA: Hukuman Cambuk untuk Para Kriminal Segera Berakhir di Arab Saudi)
Paman dari diktator Korut itu disebut-sebut telah menjadi tokoh populer di Pyongyang sebelum pengasingannya di luar negeri yang sangat lama. Dia dikenal sebagai tuan rumah pesta di mana orang-orang akan menyebut namanya.
China juga dilaporkan tertarik pada sosok Kim Pyong-il, mengingat dia alternatif jika perubahan rezim terjadi di Korea Utara.
Pria berusia 65 tahun itu kembali ke Pyongyang musim panas lalu setelah pensiun sebagai diplomat dan disebut sebagai tokoh populer karena kemiripannya dengan ayahnya Kim Il-sung.
Masyarakat Korea Utara dibangun di atas sekte kepribadian di sekitar keluarga Kim, dan sesuatu yang tampaknya sepele seperti penampilan kemungkinan akan berpengaruh besar pada para penentu penguasa di rezim Korut.
Kim Yo-jong sendiri saat ini menjadi perempuan paling kuat di Korut. Dia telah diposisikan sebagai "alter ego" Kim Jong-un dalam beberapa tahun terakhir, di mana dia mengambil posisi yang semakin menonjol bersama kakaknya.
Jika Kim Jong-un meninggal ada potensi konflik "Game of Thrones" yang brutal bagi Korut untuk "melahirkan" penggantinya.
Korea Utara, melalui media pemerintah, telah merilis surat apresiasi untuk para pekerja Korut yang diklim ditulis oleh Kim Jong-un. Namun, media pemerintah tidak menunjukkan foto terbaru sang pemimpin. Hal itu membuat misteri kondisi Kim Jong-un semakin dalam.
Profesor John Blaxland, seorang ahli tentang Korea Utara, mengatakan gender atau jenis kelamin Kim Pyong-il dapat membuatnya menjadi pilihan yang lebih disukai daripada keponakannya, Kim Yo-jong.
"Ini perkembangan yang menarik untuk melihat Kim Pyong-il muncul kembali di panggung," katanya kepada ABC, Selasa (28/4/2020).
"Itu tentu akan memperumit aspirasi nyata Kim Yo-jong tetapi menunjuk pada sesuatu yang diharapkan; keengganan pendirian—militer, pemimpin keamanan dan keluarga Kim—untuk berangkat dari kecenderungan patriarkal," ujarnya.
Dr Malcolm Davis, pakar dari Strategic Policy Institute Australia, menambahkan; "Kim Yo-jong jelas akan mengklaim kepemimpinan...tetapi apakah faksi Korea Utara akan menerima pemimpin perempuan...tidak pasti." (BACA JUGA: Rata-rata 2.000 Nyawa Melayang di AS dalam Sehari Akibat Virus Corona)
Namun, para ahli lain tidak setuju bahwa seksisme mungkin berperan dalam menghentikan kenaikan Kim Yo-jong.
Pakar Korea Utara, Sean King, mengatakan pemimpin mana pun harus memiliki hubungan darah, dan saat ini Kim Yo-jong berada di posisi terdepan.
Perempuan berusia 32 tahun ini adalah salah satu pembantu terdekat kakaknya, membantu menumbuhkan citranya dan memainkan peran kunci dalam pertemuan bersejarah Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump.
Seang King berkata; “Dia (Kim Yo-jong) jelas sedang dipersiapkan untuk sesuatu. Jika Kim Pyong-il adalah orang untuk pekerjaan itu, dia kemungkinan besar akan mendapatkannya sebelumnya."
Kim Jong-un memang memiliki anak, tetapi mereka saat ini terlalu kecil untuk memerintah. Kim Jong-un belum terlihat di depan umum sejak 11 April, dan rumor beredar tentang kemungkinan kematiannya.
Laporan dari AS, China, Korea Selatan dan Jepang berspekulasi ada sesuatu yang salah dengan pemimpin Korea Utara, termasuk operasi jantung yang gagal, cedera saat uji coba rudal atau pingsan saat berjalan di pedesaan.
Wartawan China Shijian Xingzou mengatakan "sumber yang sangat kuat" mengatakan kepadanya bahwa pemimpin Korea Utara telah meninggal. Jurnalis ini memiliki 15 juta follower di media sosial China; Weibo, dan dia juga keponakan salah satu menteri luar negeri China.
Korea Selatan, bagaimanapun, bersikeras bahwa Kim Jong-un masih hidup dan sehat. Seoul mengatakan bahwa menghilangnya Kim Jong-un adalah karena dia menghadapi wabah virus corona baru di resor pribadinya di Wonsan.
Trump juga mengatakan bahwa rumor kematian Kim Jong-un adalah laporan yang tidak benar.
Kondisi kesehatan Kim telah lama dipertanyakan, di mana diktator muda itu dikenal sebagai pemakan makanan pesta, peminum berat, dan perokok berat yang berpotensi membuatnya obesitas.
(min)
Namun, ada sosok yang bisa menjadi pesaing kuat untuk merebut kekuasaan jika negara itu tidak menghendaki perempuan sebagai sosok pemimpin.
Sosok pesaing Kim Yo-jong adalah paman Kim Jong-un yang bernama Kim Pyong-il. Dia adalah saudara tiri dari ayah Kim Jong-un; Kim Jong-il.
Sang paman baru-baru ini pulang ke Korut setelah menghabiskan 30 tahun tinggal di luar negeri sebagai diplomat. Para ahli mengatakan kemunculan Kim Pyong-il di panggung politik Korea Utara dapat memperumit suksesi.
Kim Pyong-il telah dianggap sebagai ancaman bahkan oleh ayah Kim Jong-un ketika berkuasa. Itulah yang menjadi salah satu alasan dia menghabiskan waktu begitu lama di luar negeri dengan- menjadi duta besar Korea Utara untuk Finlandia, Bulgaria, Hongaria dan Polandia.
Menurut sejumlah laporan yang diberitakan media Barat, pendiri Korut Kim Il-sung (kakek Kim Jong-un) semasa berkuasa menganggap Kim Pyong-il berpotensi menjadi kepala militer. Sedangkan Kim Jong-il berpotensi mengambil alih partai. Pada akhirnya, Kim Jong-il yang jadi penguasa Korut dan kemudian diteruskan oleh Kim Jong-un hingga sekarang .(BACA JUGA: Hukuman Cambuk untuk Para Kriminal Segera Berakhir di Arab Saudi)
Paman dari diktator Korut itu disebut-sebut telah menjadi tokoh populer di Pyongyang sebelum pengasingannya di luar negeri yang sangat lama. Dia dikenal sebagai tuan rumah pesta di mana orang-orang akan menyebut namanya.
China juga dilaporkan tertarik pada sosok Kim Pyong-il, mengingat dia alternatif jika perubahan rezim terjadi di Korea Utara.
Pria berusia 65 tahun itu kembali ke Pyongyang musim panas lalu setelah pensiun sebagai diplomat dan disebut sebagai tokoh populer karena kemiripannya dengan ayahnya Kim Il-sung.
Masyarakat Korea Utara dibangun di atas sekte kepribadian di sekitar keluarga Kim, dan sesuatu yang tampaknya sepele seperti penampilan kemungkinan akan berpengaruh besar pada para penentu penguasa di rezim Korut.
Kim Yo-jong sendiri saat ini menjadi perempuan paling kuat di Korut. Dia telah diposisikan sebagai "alter ego" Kim Jong-un dalam beberapa tahun terakhir, di mana dia mengambil posisi yang semakin menonjol bersama kakaknya.
Jika Kim Jong-un meninggal ada potensi konflik "Game of Thrones" yang brutal bagi Korut untuk "melahirkan" penggantinya.
Korea Utara, melalui media pemerintah, telah merilis surat apresiasi untuk para pekerja Korut yang diklim ditulis oleh Kim Jong-un. Namun, media pemerintah tidak menunjukkan foto terbaru sang pemimpin. Hal itu membuat misteri kondisi Kim Jong-un semakin dalam.
Profesor John Blaxland, seorang ahli tentang Korea Utara, mengatakan gender atau jenis kelamin Kim Pyong-il dapat membuatnya menjadi pilihan yang lebih disukai daripada keponakannya, Kim Yo-jong.
"Ini perkembangan yang menarik untuk melihat Kim Pyong-il muncul kembali di panggung," katanya kepada ABC, Selasa (28/4/2020).
"Itu tentu akan memperumit aspirasi nyata Kim Yo-jong tetapi menunjuk pada sesuatu yang diharapkan; keengganan pendirian—militer, pemimpin keamanan dan keluarga Kim—untuk berangkat dari kecenderungan patriarkal," ujarnya.
Dr Malcolm Davis, pakar dari Strategic Policy Institute Australia, menambahkan; "Kim Yo-jong jelas akan mengklaim kepemimpinan...tetapi apakah faksi Korea Utara akan menerima pemimpin perempuan...tidak pasti." (BACA JUGA: Rata-rata 2.000 Nyawa Melayang di AS dalam Sehari Akibat Virus Corona)
Namun, para ahli lain tidak setuju bahwa seksisme mungkin berperan dalam menghentikan kenaikan Kim Yo-jong.
Pakar Korea Utara, Sean King, mengatakan pemimpin mana pun harus memiliki hubungan darah, dan saat ini Kim Yo-jong berada di posisi terdepan.
Perempuan berusia 32 tahun ini adalah salah satu pembantu terdekat kakaknya, membantu menumbuhkan citranya dan memainkan peran kunci dalam pertemuan bersejarah Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump.
Seang King berkata; “Dia (Kim Yo-jong) jelas sedang dipersiapkan untuk sesuatu. Jika Kim Pyong-il adalah orang untuk pekerjaan itu, dia kemungkinan besar akan mendapatkannya sebelumnya."
Kim Jong-un memang memiliki anak, tetapi mereka saat ini terlalu kecil untuk memerintah. Kim Jong-un belum terlihat di depan umum sejak 11 April, dan rumor beredar tentang kemungkinan kematiannya.
Laporan dari AS, China, Korea Selatan dan Jepang berspekulasi ada sesuatu yang salah dengan pemimpin Korea Utara, termasuk operasi jantung yang gagal, cedera saat uji coba rudal atau pingsan saat berjalan di pedesaan.
Wartawan China Shijian Xingzou mengatakan "sumber yang sangat kuat" mengatakan kepadanya bahwa pemimpin Korea Utara telah meninggal. Jurnalis ini memiliki 15 juta follower di media sosial China; Weibo, dan dia juga keponakan salah satu menteri luar negeri China.
Korea Selatan, bagaimanapun, bersikeras bahwa Kim Jong-un masih hidup dan sehat. Seoul mengatakan bahwa menghilangnya Kim Jong-un adalah karena dia menghadapi wabah virus corona baru di resor pribadinya di Wonsan.
Trump juga mengatakan bahwa rumor kematian Kim Jong-un adalah laporan yang tidak benar.
Kondisi kesehatan Kim telah lama dipertanyakan, di mana diktator muda itu dikenal sebagai pemakan makanan pesta, peminum berat, dan perokok berat yang berpotensi membuatnya obesitas.
(min)
(vit)