Miris! Kekeringan Landa Madina, Warga Terpaksa Menggali Sungai Demi Mendapatkan Air Bersih
loading...
A
A
A
MANDAILING NATAL - Kekeringan melanda Desa Mompang Julu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Akibatnya, warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur-sumur mereka sudah mengering.
Bahkan, Sungai Aek Puran yang mengalir di Desa Mompang Julu, juga turut mengering. Selama ini, air sungai tersebut menjadi andalan warga untuk mendapatkan air bersih ketika sumur-sumur mereka mengalami kekeringan.
Warga terpaksa menggali aliran Sungai Aek Puran, dan membuat cekungan di aliran sungai tersebut, agar bisa mendapatkan air bersih. Salah seorang warga Desa Mompang Julu, Nurmala Sari mengaku, terpaksa menggali aliran sungai karena sudah tidak ada air bersih.
"Kami mengalami kekeringan sekitar satu bulan terakhir. Sudah tidak ada hujan, dan kondisi cuaca sangat panas. Terpaksa kami cari air di aliran sungai ini, dengan cara menggalinya lalu mengambil sedikit demi sedikit air yang tertampung di dalam galian itu," ungkapnya.
Warga setempat menyebut galian untuk menampung air sungai di tengah aliran Sungai Aek Puran tersebut, sebagai sumur zamzam. Mereka setiap hari membawa timba, untuk mengambil air di tengah sungai yang mengering tersebut, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Biasanya air di dalam galian itu mulai penuh pada sore hari. Lalu kami ambil dengan timba, dan dibawa pulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama kekeringan ini, kami berharap mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah," pungkas Nurmala Sari.
Bahkan, Sungai Aek Puran yang mengalir di Desa Mompang Julu, juga turut mengering. Selama ini, air sungai tersebut menjadi andalan warga untuk mendapatkan air bersih ketika sumur-sumur mereka mengalami kekeringan.
Warga terpaksa menggali aliran Sungai Aek Puran, dan membuat cekungan di aliran sungai tersebut, agar bisa mendapatkan air bersih. Salah seorang warga Desa Mompang Julu, Nurmala Sari mengaku, terpaksa menggali aliran sungai karena sudah tidak ada air bersih.
"Kami mengalami kekeringan sekitar satu bulan terakhir. Sudah tidak ada hujan, dan kondisi cuaca sangat panas. Terpaksa kami cari air di aliran sungai ini, dengan cara menggalinya lalu mengambil sedikit demi sedikit air yang tertampung di dalam galian itu," ungkapnya.
Warga setempat menyebut galian untuk menampung air sungai di tengah aliran Sungai Aek Puran tersebut, sebagai sumur zamzam. Mereka setiap hari membawa timba, untuk mengambil air di tengah sungai yang mengering tersebut, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Biasanya air di dalam galian itu mulai penuh pada sore hari. Lalu kami ambil dengan timba, dan dibawa pulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama kekeringan ini, kami berharap mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah," pungkas Nurmala Sari.
(eyt)