Kelompok Wanita Tani di Cimahi Sulap Gang Sempit Jadi Kampung Anggur Asri
loading...
A
A
A
CIMAHI - Sebuah gang sempit di Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi , mampu disulap menjadi Kampung Anggur. Kreativitas dari pengurus RT bersama Kelompok Wanita Tani (KWT), membuat permukiman padat di Gang Neglasari, RT 02/02 tersebut jadi hijau dan asri.
Di lorong gang yang hanya berukuran sekitar dua meter itu sejak tahun ini telah ditata menjadi Kampung Anggur. Bukan hanya di sepanjang gang, pekarangan atau halaman rumah warga di sekitarnya juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman anggur.
Sehingga jika datang ke tempat ini bisa melihat tanaman anggur berwarna hijau yang merambat melalui rangka baja atau pagar rumah warga. Meskipun dengan lahan yang terbatas karena berada di kawasan perkotaan di dekat Kantor Kecamatan Cimahi Tengah, namun tetap tampak terlihat asri.
"Ide awalnya untuk menata kawasan tapi akhirnya bisa memberikan manfaat ekonomis buat warga," kata salah seorang penggagas Kampung Anggur di Gang Neglasari, RT 02/02, Kelurahan Cimahi, Titan Rochmutoarawan belum lama ini.
Baca juga: 5 Pelajar Madrasah Aliyah Tersesat di Gunung Guntur Garut
Dia menuturkan, ide menyulap lorong gang sempit dan pekarangan rumah warga menjadi Kampung Anggur baru terealisasi. Saat itu para pengurus RT memiliki keinginan untuk membuat Kampung Anggur dengan tujuannya kemandirian ekonomi. Kemudian mengusulkan ke Pemkot Cimahi agar mendapat bantuan pendanaan.
Butuh proses cukup lama untuk memulai menggarap kebun anggur di pemukiman padat itu. Namun latar belakang dirinya yang sempat bergelut di bidang tanaman anggur membuat sedikitnya ada gambaran harus memulai dari mana. Hingga akhirnya di November 2022, Kampung Anggur mulai direalisasikan.
Menurutnya, alasan warga memilih anggur sebagai tanaman yang dikembangkan karena anggur memiliki nilai ekonomi dan estetika yang cukup tinggi. Sehingga dengan nilai ekonomi yang tinggi warga berharap bisa terdongkrak perekonomiannya. Minimalnya warga di wilayah tersebut bisa terbebas dari iuran sampah dan air.
Alasan lainnya karena tanam anggur bisa diatur dimana saja. Termasuk di gang dan pekarangan rumah warga, karena anggur tumbuh dengan cara merambat. Serta tanaman anggur ini bukan hanya buahnya yang bisa dimanfaatkan, tapi juga daunnya pun bisa diolah menjadi berbagai olahan seperti keripik.
"Buah anggur bisa diolah untuk beragam kreasi minuman dan makanan, kemudian daunnya bisa buat olahan kripik, dan bibitnya juga bisa dijual. Jadi semua bagiannya punya nilai ekonomis," kata dia.
Pihaknya juga membentuk KWT yang isinya ibu-ibu, sementarabbapak-bapaknya ikut mengurus secara teknis. Hingga kini sudah ada sekitar 40 jenis buah anggur yang ditanam di lorong gang dan pekarangan rumah warga. Bahkan ada beberapa jenis yang sudah berbuah dan dipanen untuk dikonsumsi warga sekitar.
"Yang ditanam baru ada beberapa, seperti jenis anggur jupiter, ninel, gosbi, akademik, tamaki, sansakerta," sebutnya.
Di lorong gang yang hanya berukuran sekitar dua meter itu sejak tahun ini telah ditata menjadi Kampung Anggur. Bukan hanya di sepanjang gang, pekarangan atau halaman rumah warga di sekitarnya juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman anggur.
Sehingga jika datang ke tempat ini bisa melihat tanaman anggur berwarna hijau yang merambat melalui rangka baja atau pagar rumah warga. Meskipun dengan lahan yang terbatas karena berada di kawasan perkotaan di dekat Kantor Kecamatan Cimahi Tengah, namun tetap tampak terlihat asri.
"Ide awalnya untuk menata kawasan tapi akhirnya bisa memberikan manfaat ekonomis buat warga," kata salah seorang penggagas Kampung Anggur di Gang Neglasari, RT 02/02, Kelurahan Cimahi, Titan Rochmutoarawan belum lama ini.
Baca juga: 5 Pelajar Madrasah Aliyah Tersesat di Gunung Guntur Garut
Dia menuturkan, ide menyulap lorong gang sempit dan pekarangan rumah warga menjadi Kampung Anggur baru terealisasi. Saat itu para pengurus RT memiliki keinginan untuk membuat Kampung Anggur dengan tujuannya kemandirian ekonomi. Kemudian mengusulkan ke Pemkot Cimahi agar mendapat bantuan pendanaan.
Butuh proses cukup lama untuk memulai menggarap kebun anggur di pemukiman padat itu. Namun latar belakang dirinya yang sempat bergelut di bidang tanaman anggur membuat sedikitnya ada gambaran harus memulai dari mana. Hingga akhirnya di November 2022, Kampung Anggur mulai direalisasikan.
Menurutnya, alasan warga memilih anggur sebagai tanaman yang dikembangkan karena anggur memiliki nilai ekonomi dan estetika yang cukup tinggi. Sehingga dengan nilai ekonomi yang tinggi warga berharap bisa terdongkrak perekonomiannya. Minimalnya warga di wilayah tersebut bisa terbebas dari iuran sampah dan air.
Alasan lainnya karena tanam anggur bisa diatur dimana saja. Termasuk di gang dan pekarangan rumah warga, karena anggur tumbuh dengan cara merambat. Serta tanaman anggur ini bukan hanya buahnya yang bisa dimanfaatkan, tapi juga daunnya pun bisa diolah menjadi berbagai olahan seperti keripik.
"Buah anggur bisa diolah untuk beragam kreasi minuman dan makanan, kemudian daunnya bisa buat olahan kripik, dan bibitnya juga bisa dijual. Jadi semua bagiannya punya nilai ekonomis," kata dia.
Pihaknya juga membentuk KWT yang isinya ibu-ibu, sementarabbapak-bapaknya ikut mengurus secara teknis. Hingga kini sudah ada sekitar 40 jenis buah anggur yang ditanam di lorong gang dan pekarangan rumah warga. Bahkan ada beberapa jenis yang sudah berbuah dan dipanen untuk dikonsumsi warga sekitar.
"Yang ditanam baru ada beberapa, seperti jenis anggur jupiter, ninel, gosbi, akademik, tamaki, sansakerta," sebutnya.
(msd)