Berjibaku di Tengah Hutan, Warga Kalipepe dan Umat Lintas Agama Bersihkan Vihara Era Majapahit
loading...
A
A
A
SEMARANG - Warga Kalipepe, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jateng, bersama umat lintas agama berjibaku di tengah hutan, bergotong royong membersihkan Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti. Pembersihan vihara ini dilakukan menjelang kedatangan para biksu yang tengah melakukan thudong dari Thailand, ke Candi Borobudur.
Vihara kuno ini, dipercaya sebagai tempat pentahbisan biksu pertama di Indonesia di era Kerajaan Majapahit. Rencananya, 32 biksu yang melakukan thudong, akan bermalam dan melaksanakan upacara Pindapatha di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, sebelum meneruskan jalan kaki menuju Candi Borobudur.
"Selain akan bermalam, para biksu asal Thailand, Kamboja, Srilangka, Malaysia, dan Indonesia ini, juga akan melakukan upacara Pindapatha atau penyerahan kebutuhan pokok para biksu dari warga Kota Semarang," ungkap tokoh umat Budha, Rama Pedanda Agung Eko Hartanto.
Persembahan yang akan diserahkan warga Kota Semarang, kepada para biksu yang melaksanakan thudong dalam upacara Pindapatha tersebut, berupa makanan, obat-obatan, jubah, dan dana yang nantinya akan dipakai untuk pembangunan vihara.
Sementara Sekretaris Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang, Wahyudi Santiphalo mengungkapkan, rencananya setelah bermalam di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang, 32 biksu yang melakukan ritual tudhong akan jalan kaki menuju Ambarawa, dan dilanjutkan ke Candi Borobudur, untuk mengikuti upacara puncak perayaan Waisak.
Baca Juga
Vihara kuno ini, dipercaya sebagai tempat pentahbisan biksu pertama di Indonesia di era Kerajaan Majapahit. Rencananya, 32 biksu yang melakukan thudong, akan bermalam dan melaksanakan upacara Pindapatha di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, sebelum meneruskan jalan kaki menuju Candi Borobudur.
"Selain akan bermalam, para biksu asal Thailand, Kamboja, Srilangka, Malaysia, dan Indonesia ini, juga akan melakukan upacara Pindapatha atau penyerahan kebutuhan pokok para biksu dari warga Kota Semarang," ungkap tokoh umat Budha, Rama Pedanda Agung Eko Hartanto.
Persembahan yang akan diserahkan warga Kota Semarang, kepada para biksu yang melaksanakan thudong dalam upacara Pindapatha tersebut, berupa makanan, obat-obatan, jubah, dan dana yang nantinya akan dipakai untuk pembangunan vihara.
Sementara Sekretaris Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang, Wahyudi Santiphalo mengungkapkan, rencananya setelah bermalam di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang, 32 biksu yang melakukan ritual tudhong akan jalan kaki menuju Ambarawa, dan dilanjutkan ke Candi Borobudur, untuk mengikuti upacara puncak perayaan Waisak.
(eyt)