Mendag Zulkifli ke Mahasiswa: Akhiri Kebencian, Demokrasi Kita Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
loading...
A
A
A
MALANG - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut pentingnya mengedepankan politik amar ma'ruf nahi mungkar menjelang Pemilu 2024. Hal ini penting agar bibit - bibit kebencian yang biasanya muncul ketika menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) bisa diminimalisir.
"Masuk tahun politik tahun depan akan Pilpres, kita harus akhiri, kebencian - kebencian, tema - tema yang tidak produktif, demokrasi itu amar ma'ruf nahi mungkar," ucap Zulkifli Hasan, di acara Talkshow bertemakan 'Restorasi SDM Unggul untuk Kemandirian Ekonomi' di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (13/5/2023).
Pria kelahiran Lampung ini mengingatkan ajang kontestasi Pilpres dan Pemilihan Legislatif (Pileg) di 2024 menjadi ajang nahi mungkar atau menegakkan kebenaran dan melarang kesalahan. Maka ia menitipkan pesan sesama kader dan maupun sesama calon legislatif untuk tidak saling mengedepankan ujaran kebencian dan hal-hal negatif, demi capaian targetnya.
Baca juga: Politisi Muda Surabaya Andre Setiawan Mundur dari PSI, Ini Alasannya
"Pilpres Pileg itu awalan nahi mungkar sesama, antar partai antar kandidat itu bukan musuh, tapi teman kolega kita, kader - kader terbaik Indonesia yang bertarung, dan mereka amar makruf nahi mungkar," papar pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Ketum PAN) ini.
Menurutnya, pertarungan yang sehat dalam proses demokrasi politik di Indonesia adalah dengan mengedepankan pertarungan gagasan yang positif. Supaya dari gagasan - gagasan tersebut negara bisa maju, ekonomi bisa tumbuh, dan angka kemiskinan bisa menurun.
"Oleh karena itu proses demokrasi itu memperkuat persatuan, memperkuat persaudaraan kita, kayak akan pertengkaran-pertengkaran yang produktif, pertengkaran gagasan, pikiran-pikiran, bagaimana memutus kemiskinan, bagiamana menjadikan Indonesia negara maju dan seterusnya," bebernya.
Di sisi lain Zulhas juga masih bungkam ketika ditanya perkembangan arah koalisi PAN menjelang Pilpres. Menurutnya, berbicara koalisi dan dukung mendukung secara politik di dalam kampus bukanlah hal yang etis. "Itu lain lagi, kalau di kampus gak boleh prit prit," pungkasnya.
"Masuk tahun politik tahun depan akan Pilpres, kita harus akhiri, kebencian - kebencian, tema - tema yang tidak produktif, demokrasi itu amar ma'ruf nahi mungkar," ucap Zulkifli Hasan, di acara Talkshow bertemakan 'Restorasi SDM Unggul untuk Kemandirian Ekonomi' di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (13/5/2023).
Pria kelahiran Lampung ini mengingatkan ajang kontestasi Pilpres dan Pemilihan Legislatif (Pileg) di 2024 menjadi ajang nahi mungkar atau menegakkan kebenaran dan melarang kesalahan. Maka ia menitipkan pesan sesama kader dan maupun sesama calon legislatif untuk tidak saling mengedepankan ujaran kebencian dan hal-hal negatif, demi capaian targetnya.
Baca juga: Politisi Muda Surabaya Andre Setiawan Mundur dari PSI, Ini Alasannya
"Pilpres Pileg itu awalan nahi mungkar sesama, antar partai antar kandidat itu bukan musuh, tapi teman kolega kita, kader - kader terbaik Indonesia yang bertarung, dan mereka amar makruf nahi mungkar," papar pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Ketum PAN) ini.
Menurutnya, pertarungan yang sehat dalam proses demokrasi politik di Indonesia adalah dengan mengedepankan pertarungan gagasan yang positif. Supaya dari gagasan - gagasan tersebut negara bisa maju, ekonomi bisa tumbuh, dan angka kemiskinan bisa menurun.
"Oleh karena itu proses demokrasi itu memperkuat persatuan, memperkuat persaudaraan kita, kayak akan pertengkaran-pertengkaran yang produktif, pertengkaran gagasan, pikiran-pikiran, bagaimana memutus kemiskinan, bagiamana menjadikan Indonesia negara maju dan seterusnya," bebernya.
Di sisi lain Zulhas juga masih bungkam ketika ditanya perkembangan arah koalisi PAN menjelang Pilpres. Menurutnya, berbicara koalisi dan dukung mendukung secara politik di dalam kampus bukanlah hal yang etis. "Itu lain lagi, kalau di kampus gak boleh prit prit," pungkasnya.
(msd)