Penyuluh di Sumatera Utara Ikuti Pelatihan TOT Proyek SIMURP
loading...
A
A
A
SUMATERA UTARA - Para penyuluh pertanian di Sumatera Utara mengikuti Pelatihan Training of Trainer (TOT) Proyek SIMURP selama 4 hari, 21-24 Juli 2020. Pelatihan dilaksanakan di UPT Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara.
Pelatihan TOT diikuti para penyuluh pendamping di lokasi proyek SIMURP, koordinator BPP, penyuluh pertanian kabupaten dan provinsi, petugas proyek SIMURP kabupaten dan provinsi yang berjumlah 38 orang.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap penyuluh bisa menyerap banyak pengetahuan dari kegiatan ini.
"Penyuluh adalah garda terdepan pertanian Indonesia. Penyuluh berperan untuk mendampingi petani di lapangan memberikan masukan agar pertanian berjalan lancar dan produktivitas tidak terganggu," tuturnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan Proyek SIMURP harus mampu memperkuat BPP. Sebab, program utama Kementerian Pertanian dilaksanakan di BPP.
"Oleh karena itu, BPP yang telah menerima sarana IT tahun 2019 dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam menyediakan data-data pertanian yang terkoneksi dengan AWR Kementerian Pertanian," katanya.
Dedi Nursyamsi juga berharap pelatihan TOT memberikan manfaat kepada penyuluh dalam meningkatkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, caranya dengan cerdas memanfaatkan iklim.
"Misalnya bagaimana pertanian hanya memerlukan air sedikit tetapi produktivitasnya tetap tinggi. Cara lainnya adalah dengan menghemat pupuk. Apalagi pupuk juga menjadi faktor pengungkit produktivitas yang luar biasa. Pupuk menjadi faktor penting untuk produksi,” tutur Dedi Nursyamsi.
Sementara Kabidluh Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara, Taufik Batubara, yang hadir di pelatihan TOT mewakili Kepala Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara, menjelaskan tentang 5 peran BPP.
“BPP rumahnya penyuluh, dan penerapan teknologi ke depannya BPP akan ramai karena adanya teknologi. Penyuluh harus memanfaatkan pelatihan ini dan bersungguh.sungguh untuk belajar agar dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatannya. Penyuluh dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agliculture (CSA),” jelasnya.
Ditambahkanya, BPP berperan sebagai Pusat Data dan Informasi, BPP harus punya data-data yang berkaitan dengan kondisi BPP misalnya luas areal, jumlah poktan, gapoktan, komoditas. kemudian BPP juga menjadi gerakan pembangunan Pertanian, pusat pembelajaran, dengan memanfaatkan demplot dan penelitian.
BPP juga diisebutnya menjadi pusat pengembangan jejaring kemitraan, ada jejaring kemitraan antara petani, penyuluh, pengusaha yang bergerak di bidang kemitraaan, dan Pusat Konsultasi Agribisnis, dimana peran penyuluh harus kuat, petani melakukan konsultasi kepada penyuluh.
Dengan demikian, BPP harus didukung dengan sarana IT. Ke depan konsep e-penyuluh akan dibangun tower menggunakan kabel non fiber untuk mendukung jaringan dan diusulkan anggarannya tahun 2021.
Dengan pelatihan ini, Taufik Batubara meminta penyuluh dapat memanfaatkan untuk belajar sungguh-sungguh. Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian.
Selanjutnya, peserta menerima materi pembelajaran di kelas yang disampaikan oleh fasilitator yang terdiri dari widyaiswara, penyuluh, dosen yang telah mendapatkan pelatihan TOM. Peserta mendapatkan pembelajaran teori di kelas selama 2 hari dan praktek lapangan di lokasi BPP kabupaten Delisedang dan Kabupaten Serdang Bedagai selama 2 hari. (SD/EZ)
Pelatihan TOT diikuti para penyuluh pendamping di lokasi proyek SIMURP, koordinator BPP, penyuluh pertanian kabupaten dan provinsi, petugas proyek SIMURP kabupaten dan provinsi yang berjumlah 38 orang.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap penyuluh bisa menyerap banyak pengetahuan dari kegiatan ini.
"Penyuluh adalah garda terdepan pertanian Indonesia. Penyuluh berperan untuk mendampingi petani di lapangan memberikan masukan agar pertanian berjalan lancar dan produktivitas tidak terganggu," tuturnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan Proyek SIMURP harus mampu memperkuat BPP. Sebab, program utama Kementerian Pertanian dilaksanakan di BPP.
"Oleh karena itu, BPP yang telah menerima sarana IT tahun 2019 dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam menyediakan data-data pertanian yang terkoneksi dengan AWR Kementerian Pertanian," katanya.
Dedi Nursyamsi juga berharap pelatihan TOT memberikan manfaat kepada penyuluh dalam meningkatkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, caranya dengan cerdas memanfaatkan iklim.
"Misalnya bagaimana pertanian hanya memerlukan air sedikit tetapi produktivitasnya tetap tinggi. Cara lainnya adalah dengan menghemat pupuk. Apalagi pupuk juga menjadi faktor pengungkit produktivitas yang luar biasa. Pupuk menjadi faktor penting untuk produksi,” tutur Dedi Nursyamsi.
Sementara Kabidluh Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara, Taufik Batubara, yang hadir di pelatihan TOT mewakili Kepala Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara, menjelaskan tentang 5 peran BPP.
“BPP rumahnya penyuluh, dan penerapan teknologi ke depannya BPP akan ramai karena adanya teknologi. Penyuluh harus memanfaatkan pelatihan ini dan bersungguh.sungguh untuk belajar agar dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatannya. Penyuluh dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agliculture (CSA),” jelasnya.
Ditambahkanya, BPP berperan sebagai Pusat Data dan Informasi, BPP harus punya data-data yang berkaitan dengan kondisi BPP misalnya luas areal, jumlah poktan, gapoktan, komoditas. kemudian BPP juga menjadi gerakan pembangunan Pertanian, pusat pembelajaran, dengan memanfaatkan demplot dan penelitian.
BPP juga diisebutnya menjadi pusat pengembangan jejaring kemitraan, ada jejaring kemitraan antara petani, penyuluh, pengusaha yang bergerak di bidang kemitraaan, dan Pusat Konsultasi Agribisnis, dimana peran penyuluh harus kuat, petani melakukan konsultasi kepada penyuluh.
Dengan demikian, BPP harus didukung dengan sarana IT. Ke depan konsep e-penyuluh akan dibangun tower menggunakan kabel non fiber untuk mendukung jaringan dan diusulkan anggarannya tahun 2021.
Dengan pelatihan ini, Taufik Batubara meminta penyuluh dapat memanfaatkan untuk belajar sungguh-sungguh. Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian.
Selanjutnya, peserta menerima materi pembelajaran di kelas yang disampaikan oleh fasilitator yang terdiri dari widyaiswara, penyuluh, dosen yang telah mendapatkan pelatihan TOM. Peserta mendapatkan pembelajaran teori di kelas selama 2 hari dan praktek lapangan di lokasi BPP kabupaten Delisedang dan Kabupaten Serdang Bedagai selama 2 hari. (SD/EZ)
(srf)