Pengungsi Banjir Bandang di Luwu Utara Mulai Terserang Penyakit
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Ratusan pengungsi dari bencana banjir bandang yang menghantam kota Masamba di Luwu Utara, mulai mengalami ganguan kesehatan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara yang dikeluarkan pada Selasa (21/7/2020), beberapa pengsungsi ada yang mengalami sakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa), diare, dermatitis, dan hipertensi.
Dari beberapa penyakit ini, penderita ISPA paling banyak yaitu 247 orang. Disusul dermatitis (151), hipertensi (137), dan diare (35).
Sementara kelompok rentan, seperti ibu hamil, bayi, balita dan lansia, BPBD mencatat masih didominasi lansia dengan jumlah 2.623, disusul balita (2.223), bayi (447) dan bumil (303). Kondisi pengungsi tetap menjadi perhatian pemerintah daerah dengan cara memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, dan melakukan edukasi kepada pengungsi untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, walau berada dalam pengungsian.
“Hidup bersih dan sehat adalah salah satu modal untuk segera bangkit pascabencana. Untuk itu, tim kita dari Dinas Kesehatan setiap hari melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan serta melakukan edukasi kepada para pengungsi untuk tetap disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Luwu Utara, Muslim Muhtar, Selasa (22/7/2020), di Masamba.
Terkait kebutuhan pengungsi yang mendesak, Muslim menyebutkan, penyediaan air bersih masih menjadi prioritas untuk segera diwujudkan. Setelah itu, kata dia, barulah tandon air, pompa air, obat-obatan, suplemen, susu balita, serta pampers balita dan lansia.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan, pakaian dalam wanita, selimut, sarung, pembersih ruangan, masker, genset, penerangan portable, WC postable, dan mobil tangki air bersih.
“Semua kebutuhan para pengungsi ini terus kami upayakan agar para pengungsi tetap bisa hidup layak meski masih di tengah pengungsian, sambil menunggu rumah hunian sementara (huntara) atau rumah khusus, yang sementara juga diupayakan pemerintah agar cepat rampung, dan segera bisa ditempati oleh para pengungsi,” terang Muslim.
Hingga hari ke-9, korban yang meninggal sudah 38 orang, luka-luka 106 orang dan 10 orang hilang.
Lihat Juga: Tim SAR Gabungan Terus Cari 3 Korban Tersisa Banjir Bandang Ternate, Anjing Pelacak Dikerahkan
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara yang dikeluarkan pada Selasa (21/7/2020), beberapa pengsungsi ada yang mengalami sakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa), diare, dermatitis, dan hipertensi.
Dari beberapa penyakit ini, penderita ISPA paling banyak yaitu 247 orang. Disusul dermatitis (151), hipertensi (137), dan diare (35).
Sementara kelompok rentan, seperti ibu hamil, bayi, balita dan lansia, BPBD mencatat masih didominasi lansia dengan jumlah 2.623, disusul balita (2.223), bayi (447) dan bumil (303). Kondisi pengungsi tetap menjadi perhatian pemerintah daerah dengan cara memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, dan melakukan edukasi kepada pengungsi untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, walau berada dalam pengungsian.
“Hidup bersih dan sehat adalah salah satu modal untuk segera bangkit pascabencana. Untuk itu, tim kita dari Dinas Kesehatan setiap hari melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan serta melakukan edukasi kepada para pengungsi untuk tetap disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Luwu Utara, Muslim Muhtar, Selasa (22/7/2020), di Masamba.
Terkait kebutuhan pengungsi yang mendesak, Muslim menyebutkan, penyediaan air bersih masih menjadi prioritas untuk segera diwujudkan. Setelah itu, kata dia, barulah tandon air, pompa air, obat-obatan, suplemen, susu balita, serta pampers balita dan lansia.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan, pakaian dalam wanita, selimut, sarung, pembersih ruangan, masker, genset, penerangan portable, WC postable, dan mobil tangki air bersih.
“Semua kebutuhan para pengungsi ini terus kami upayakan agar para pengungsi tetap bisa hidup layak meski masih di tengah pengungsian, sambil menunggu rumah hunian sementara (huntara) atau rumah khusus, yang sementara juga diupayakan pemerintah agar cepat rampung, dan segera bisa ditempati oleh para pengungsi,” terang Muslim.
Hingga hari ke-9, korban yang meninggal sudah 38 orang, luka-luka 106 orang dan 10 orang hilang.
Lihat Juga: Tim SAR Gabungan Terus Cari 3 Korban Tersisa Banjir Bandang Ternate, Anjing Pelacak Dikerahkan
(agn)