Asal Usul Nama dan Sejarah Sukoharjo, Berawal dari Pelarian Pasukan Mbah Brewok

Senin, 08 Mei 2023 - 22:57 WIB
loading...
Asal Usul Nama dan Sejarah Sukoharjo, Berawal dari Pelarian Pasukan Mbah Brewok
Nama Sukoharjo asal usulnya diambil dari kata Suko yang merupakan salah satu nama pohon yang ditemui oleh Mbah Suro Manggolo Yudo saat memimpin pasukannya. Foto/Ilustrasi/iNews
A A A
SUKOHARJO memiliki asal usul dan sejarahnya tersendiri. Sukoharjo berbatasan dengan Desa Banaran Kulon di sebelah timur, Desa Banaran Wetan di sebelah utara, Desa Bandungan di sebelah barat, dan Desa Ngudikan di sebelah selatan.

Nama Sukoharjo asal usulnya diambil dari kata Suko. Kata Suko merupakan salah satu nama pohon yang ditemui oleh Mbah Suro Manggolo Yudo pada saat beliau sedang beristirahat di tengah perjalanannya menyusuri dan membabat Dusun Tukdadap, Dusun Plosorejo, Dusun Nganginan, dan Dusun Wakung.



Asal usul nama Sukoharjo juga berasal dari kata Harjo yang berarti tentram, damai, dan ramai. Hal ini disebabkan karena Sukoharjo pasalnya merupakan wilayah padat penduduk yang ramai dengan masyarakat yang tentram dan damai.

Desa Sukoharjo saat itu dijadikan tempat tinggal Mbah Suro Manggolo Yudo atau yang dikenal oleh masyarakat sebagai Mbah Brewok, setelah lelah membabat dusun-dusun yang kini menjadi bagian dari Desa Sukoharjo. Tentunya setelah itu, daerah ini memiliki kisah sejarahnya tersendiri.

Sejarah Sukoharjo dimulai dari pelarian prajurit Grobogan Jawa Tengah, tepatnya dari Kerajaan Mataram yang sampai ke daerah barat Kabupaten Nganjuk.

Pelarian prajurit ini dipimpin oleh Mbah Suro Manggolo Yudo yang disebut juga Mbah Brewok.



Mbah Brewok akhirnya mencari penghidupan di dekat sumur yang berada di barat Kabupaten Nganjuk. Mbah Brewok melakukan pembabatan hutan bersama anak buahnya dan tempat itu sekarang dinamakan sebagai Dusun Tukdadap.

Sayangnya, setelah menetap di Dusun Tukdadap, mereka terpaksa pindah karena banjir dan berjalan sedikit ke selatan. Mbah Brewok dan anak buahnya sudah beberapa kali membabat hutan dan menyinggahinya seperti yang mereka lakukan di Dusun Tukdadap.

Tempat tersebut saat itu dinamakan menjadi Dusun Plosorejo, Dusun Nganginan, hingga ke Dusun Wakung. Saat perjalanannya menuju Dusun Wakung Mbah Brewok menemukan pohon suko dan beristirahat di bawahnya.

Saat beristirahat sambil sedikit demi sedikit membabat hutan untuk dijadikan tempat singgah, Mbah Brewok mendengar suara nyaring burung kutut yang berbunyi, “Kung.. Kung.. Kung”. Hingga akhirnya tempat terakhir yang Mbah Brewok singgahi diberi nama Dusun Wakung.

Dusun Wakung kini menjadi tempat terakhir dari perjalanan Mbah Brewok mencari tempat singgah setelah menyusuri hutan dan membabatnya untuk dijadikan tempat singgah. Mbah Brewok dan anak buahnya memutuskan untuk menetap di Dusun Wakung yang memiliki banyak pohon suko.

Dusun Wakung tak lama kemudian menjadi ramai dan Mbah Brewok memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Desa Sukoharjo. Mbah Brewok pun atas kegigihannya mampu mempersatukan empat dusun dalam satu desa yang kemudian semakin ramai dan tentram sampai saat ini.

Pada tanggal 16 Februari 1874, Sunan Pakubuwono IX dan Residen Surakarta, Keucheneus membuat perjanjian. Berdasarkan surat perjanjian tersebut sekarang ditetapkan bahwa Kamis, 7 Mei 1874 menjadi tanggal berdirinya Kabupaten Sukoharjo

Sukoharjo juga menjadi tempat lahirnya sebuah hasil karya khas indonesia yang bernama batik keris. Batik Keris merupakan sebuah perusahaan batik yang didirikan di Kelurahan Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Indonesia pada tahun 1946 oleh Kasoem Tjokrosaputro (Kwee Som Tjiok).

Perusahaan ini umumnya menghasilkan berbagai macam produk tekstil, seperti baju dan produk kerajinan tangan. Saat ini Batik Keris memiliki lebih dari 125 gerai di seluruh Indonesia. (MG/Ayu Yunita Rahmawati)
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1920 seconds (0.1#10.140)