Menggembirakan! Ekonomi Sulut Tumbuh 5,26 Persen
loading...
A
A
A
MANADO - Kabar menggembirakan datang dari Sulawesi Utara (Sulut). Pasca pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi di Sulut, terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Sulut pada triwulan pertama tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,26 persen secara tahunan atau year on year (y-o-y).
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 13,17 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,74 persen.
"Perekonomian Sulut, berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan pertama tahun 2023 mencapai Rp39,61 triliun, dan atas dasar harga konstan mencapai Rp23,82 triliun," kata Kepala BPS Sulut, Asim Saputra.
Meski mengalami pertumbuhan, ekonomi Sulut pada triwulan pertama tahun 2023 justru mengalami kontraksi sebesar -8,24 persen secara quartal (q-to-q). Dari sisi produksi, hampir semua lapangan usaha mengalami kontraksi dibanding triwulan sebelumnya, kecuali lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 1,75 persen.
"Sementara dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami kontraksi dibanding triwulan sebelumnya, kecuali komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 12 persen," kata Asim.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 13,17 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,74 persen.
"Perekonomian Sulut, berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan pertama tahun 2023 mencapai Rp39,61 triliun, dan atas dasar harga konstan mencapai Rp23,82 triliun," kata Kepala BPS Sulut, Asim Saputra.
Baca Juga
Meski mengalami pertumbuhan, ekonomi Sulut pada triwulan pertama tahun 2023 justru mengalami kontraksi sebesar -8,24 persen secara quartal (q-to-q). Dari sisi produksi, hampir semua lapangan usaha mengalami kontraksi dibanding triwulan sebelumnya, kecuali lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 1,75 persen.
"Sementara dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami kontraksi dibanding triwulan sebelumnya, kecuali komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 12 persen," kata Asim.
(eyt)