Jenderal Dudung Geram Pembangunan Asrama Yonif Mekanis 516/CY Mengecewakan
loading...
A
A
A
GRESIK - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meninjau pembangunan asrama milik Yonif Mekanis 516/CY di Desa Wedoroanom, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur, Selasa (2/5/2023).
Jenderal Dudung ingin mengetahui secara langsung rumah yang kini dihuni sekitar 50 kepala keluarga dari 89 unit tersebut. Sebab pembangunan asrama tersebut merupakan bentuk kepedulian pimpinan TNI-AD terhadap kesejahteraan prajurit.
Dalam penilaiannya, Jenderal Dudung merasa kecewa dan secara terang-terangan menyoroti mutu dan kualitas di lapangan.
Mutu pekerjaan yang dilaksanakan pihak rekanan dianggap tidak sesuai dengan fakta yang dijanjikan.
Oleh karena itu, Jenderal Dudung mendesak keras agar rekanan penerima pekerjaan tersebut segera dievaluasi kembali. Terutama supaya sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah diterima atau dijanjikan.
"Bagaimana bisa nyaman tinggal di sini kalau di dalamnya panas, pengap karena tidak ada ventilasi. Kasihan prajurit yang sudah kepanasan di hutan, tapi sampai di rumah masih kepanasan juga," kata Jenderal Dudung.
"Panggil segera rekanan pembangunannya, lakukan perbaikan, cat ulang, harus ada perbaikan, apalagi bocor di mana-mana. Pokoknya saya ingin tempat tinggal ini harus nyaman dan berfungsi baik untuk prajurit," tegasnya.
Jenderal Dudung mencontohkan, pembangunan markas komando sangat bagus. Ironisnya, rumah tinggal untuk prajurit kerap tidak sesuai spesifikasi yang dijanjikan atau terkesan asal-asalan.
Padahal seharusnya, harus dijamin kualitas, serta hasil pembangunan tetap terjaga dan bisa bermanfaat.
"Kita seharusnya menjadi contoh dan bukan bermegah-megahan. Bangun markas komando saja bisa megah, tapi rumah prajurit jelek. Harusnya dibuat agar nyaman dan berfungsi baik. Pengembangnya harus bertanggungjawab, jangan-jangan banyak korupsinya," sentilnya.
"Saya saja ditawari uang oleh rekanan tapi saya tolak. Ada buktinya. Sebab kalau saya terima pasti mempengaruhi hasil yang dibuat, akan tidak baik, tidak bisa sesuai spesifikasi," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu penghuni rumah, Pratu Robby Natalis anggota Kompi 516 bersama istri, Zulia Puspa Ningrum menyampaikan keluhannya kepada Jenderal Dudung.
"Belum ada tiga bulan ditempati tapi dua kamar saya bocor, teras depan juga lalu wastafel airnya mengembang dan tidak mengalir," katanya.
"Sempat kemarin ditinggal pulang kampung dan kebanjiran karena air masuk dari belakang dan tidak keluar ke saluran depan. Semoga setelah ini ada perbaikan dan nyaman ditinggalkan. Terlebih saya akan punya bayi pertama dalam waktu tiga bulan lagi," paparnya.
Di tempat yang sama, Jenderal Dudung menyapa dan mendoakan Zulia agar nantinya dapat melahirkan dengan selamat dan sehat.
"Terima kasih banyak Bapak KSAD. Saya kini hamil tujuh bulan dan dikunjungi, diperhatikan, diberikan "salam tempel" serta didoakan. Semoga bapak KSAD sehat selalu dan lancar rezekinya," imbuhnya.
"Tadi Bapak berpesan agar nama anak saya dibelakangnya ada Abdurachman-nya. Semoga suami saya bisa mewujudkannya. Sekali lagi terima kasih banyak," pungkasnya.
Jenderal Dudung ingin mengetahui secara langsung rumah yang kini dihuni sekitar 50 kepala keluarga dari 89 unit tersebut. Sebab pembangunan asrama tersebut merupakan bentuk kepedulian pimpinan TNI-AD terhadap kesejahteraan prajurit.
Dalam penilaiannya, Jenderal Dudung merasa kecewa dan secara terang-terangan menyoroti mutu dan kualitas di lapangan.
Mutu pekerjaan yang dilaksanakan pihak rekanan dianggap tidak sesuai dengan fakta yang dijanjikan.
Oleh karena itu, Jenderal Dudung mendesak keras agar rekanan penerima pekerjaan tersebut segera dievaluasi kembali. Terutama supaya sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah diterima atau dijanjikan.
"Bagaimana bisa nyaman tinggal di sini kalau di dalamnya panas, pengap karena tidak ada ventilasi. Kasihan prajurit yang sudah kepanasan di hutan, tapi sampai di rumah masih kepanasan juga," kata Jenderal Dudung.
"Panggil segera rekanan pembangunannya, lakukan perbaikan, cat ulang, harus ada perbaikan, apalagi bocor di mana-mana. Pokoknya saya ingin tempat tinggal ini harus nyaman dan berfungsi baik untuk prajurit," tegasnya.
Jenderal Dudung mencontohkan, pembangunan markas komando sangat bagus. Ironisnya, rumah tinggal untuk prajurit kerap tidak sesuai spesifikasi yang dijanjikan atau terkesan asal-asalan.
Padahal seharusnya, harus dijamin kualitas, serta hasil pembangunan tetap terjaga dan bisa bermanfaat.
"Kita seharusnya menjadi contoh dan bukan bermegah-megahan. Bangun markas komando saja bisa megah, tapi rumah prajurit jelek. Harusnya dibuat agar nyaman dan berfungsi baik. Pengembangnya harus bertanggungjawab, jangan-jangan banyak korupsinya," sentilnya.
"Saya saja ditawari uang oleh rekanan tapi saya tolak. Ada buktinya. Sebab kalau saya terima pasti mempengaruhi hasil yang dibuat, akan tidak baik, tidak bisa sesuai spesifikasi," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu penghuni rumah, Pratu Robby Natalis anggota Kompi 516 bersama istri, Zulia Puspa Ningrum menyampaikan keluhannya kepada Jenderal Dudung.
"Belum ada tiga bulan ditempati tapi dua kamar saya bocor, teras depan juga lalu wastafel airnya mengembang dan tidak mengalir," katanya.
"Sempat kemarin ditinggal pulang kampung dan kebanjiran karena air masuk dari belakang dan tidak keluar ke saluran depan. Semoga setelah ini ada perbaikan dan nyaman ditinggalkan. Terlebih saya akan punya bayi pertama dalam waktu tiga bulan lagi," paparnya.
Kasih Nama untuk Calon Bayi
Di tempat yang sama, Jenderal Dudung menyapa dan mendoakan Zulia agar nantinya dapat melahirkan dengan selamat dan sehat.
"Terima kasih banyak Bapak KSAD. Saya kini hamil tujuh bulan dan dikunjungi, diperhatikan, diberikan "salam tempel" serta didoakan. Semoga bapak KSAD sehat selalu dan lancar rezekinya," imbuhnya.
"Tadi Bapak berpesan agar nama anak saya dibelakangnya ada Abdurachman-nya. Semoga suami saya bisa mewujudkannya. Sekali lagi terima kasih banyak," pungkasnya.
(shf)