Rencana Pesta Sabu di Wajo Berujung Drama Penyanderaan

Selasa, 21 Juli 2020 - 10:03 WIB
loading...
Rencana Pesta Sabu di Wajo Berujung Drama Penyanderaan
Seorang pria di Kabupaten Wajo jadi korban pengeroyokan oleh rekan-rekannya sendiri gara-gara perkara sabu-sabu. Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Sebuah drama penyanderaan terjadi di Kabupaten Wajo Minggu, 19 Juli 2020 lalu. Kejadian tersebut melibatkan Nr (35) sebagai korban dan 11 orang yang terduga sebagai pelaku.

Dari penjelasan Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Sulsel, Kompol Supriyanto, drama penyanderaan itu bermula dari rencana pesta narkoba jenis sabu-sabu di salah satu rumah terduga pelaku yang masih buron berinisial Sg di Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo Jumat 17 Juli 2020 lalu.



Nr awalnya disuruh membeli sabu senilai Rp20 Juta oleh Ms (33) salah satu terduga pelaku penyanderaan. Tapi Nr mengelabuhi Ms, dan rekan-rekan lainnya dengan membawa beberapa paket garam. Alhasil Ms yang merasa ditipu, lalu menyandera Nr. Korban juga dikeroyok oleh 10 orang lain.

"Korbannya itu disuruh beli sabu-sabu, tapi malah dibelikan garam dikasih. Pelaku dan korban ini saling kenal, berkawan lama. Di situ Nr disandera, saya kurang tahu uangnya dipakai apa, masih kita dalami itu," kata Supriyanto kepada SINDOnews, Senin 20 Juli kemarin.

Korban kemudian menelepon keluarganya dan meminta uang sebesar Rp50 juta, dengan mengaku diculik dan dianiaya oleh Ms dan rekan-rekannya. Seketika disebutkan Supriyanto, tantenya melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sulsel .



"Laporan pengaduan, tantenya di Wajo yang lapor. Karena si korbannya sendiri nelepon dia minta uang. Dia mengaku kalau saya ini diculik, terus katanya penculiknya ini minta tebusan. Padahal uang yang diminta itu mau digunakan untuk mengembalikan uang buat beli sabu itu," ucap Supriyanto.

Petugas kemudian bergerak cepat mengamankan para pelaku, dan membebaskan Nr dari penyanderaan di Kabupaten Wajo, sayangnya polisi hanya berhasil mengamankan dua orang masing-masing Ms (33) dan Ar (43), sedang sembilan orang lainnya masih dalam pencarian.

Dalam penggerebekan itu, pihak petugas mengamankan dua handphone milik pelaku.

"Korban mengalami luka-luka di bagian wajah, bahkan empat gigi korban rontok," paparnya.

Terkait dugaan penyalahgunaan narkoba, kata Supriyanto pihaknya masih mendalami kasus tersebut, sebab dari hasil tes urine yang dilakukan terhadap korban dan para pelaku hasilnya negatif. Polisi juga tidak menemukan barang bukti sabu-sabu di rumah tersebut.



Kendati demikian, Nr sendiri disebutkan Supriyanto pernah terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba, dan menjalani rehabilitasi.

"Seingat saya dulu pernah direhabilitasi, saya lupa waktunya kapan yang jelas dia pernah direhab karena narkoba," ungkapnya.

Supriyanto mengaku pihaknya kini berkonsentrasi pada dugaan keterlibatan jaringan narkoba yang diduga terkait dengan korban dan pelaku. Sebab pihaknya belum bisa memproses kasus dugaan penculikan dan penganiayaan yang dialami Nr.

"Kalau untuk masalah penculikan dan penyekapan itu tidak bisa kita proses, makanya kira mau proses dalami ke arah narkoba itu. Apalagi korban tidak keberatan soal penganiayaan tidak mau menuntut itu. Jadi yang sekarang didalami adalah keterkaitan narkoba," ucap Supriyanto.



Dilanjutkan perwira menengah itu, pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan penyalahgunaan narkoba jenis sabu. Termasuk mengumpulkan bukti-bukti, sebagai bekal proses hukum untuk dilimpahkan ke Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sulsel.

Petugas juga masih memburu sembilan orang pelaku lainnya masing-masing berinisial Ad, Ac, Th, Hk, PG, Iw, Rs, Sr dan Mn.

"Nanti kalau udah fiks itu kita dapat barang bukti baru kita limpahkan ke Ditresnarkoba. Kalau misalkan besok belum kita dapat, nanti pelakunya kita pulangkan dulu, sambil kita lidik kita dalami. Jadi belum (tersangka) masih saksi semua itu," pungkasnya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)