BMKG: Curah Hujan Tinggi Menjadi Salah Satu Penyebab Banjir Luwu Utara

Minggu, 19 Juli 2020 - 16:02 WIB
loading...
BMKG: Curah Hujan Tinggi Menjadi Salah Satu Penyebab Banjir Luwu Utara
Banjir bandang yang melanda wilayah Masamba, Luwu Utara. Foto : SINDOnews/Muchtamir Zaide
A A A
JAKARTA - Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , Indra Gustari mengatakan curah hujan yang tinggi menjadi penyebab banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Utara.

“Curah hujan kalau kita meninjau di Luwu Utara , Luwu Utara adalah daerah yang curah hujannya hampir tinggi sepanjang tahun,” kata Indra dalam Konferensi Pers penanganan banjir bandang Luwu Utara, Sulawesi Selatan di Media Center BNPB, Jakarta, Minggu (19/7/2020).

Indra mengatakan bahwa di Luwu Utara merupakan wilayah yang berada di zona hitam yang artinya adalah curah hujan harian per 10 hari. Dimana hampir sepanjang tahun curah hujannya di atas 50 mm. “Dan memang secara ketika ada event dimana contoh fenomena global, curah hujannya bisa turun. Tetapi secara rata-rata di atas 50 mm,” katanya. (BACA JUGA: Muluskan Proyek Perluasan Pesisir Utara Jakarta, DPRD Revisi Perda RDTR Reklamasi Ancol)

“Ini kalau kalau kita bandingkan pada saat el nino di 2015 itu yang warna merah bisa turun di bawah itu tetapi secara ntar dia tinggi. Dan puncak hujan untuk daerah Masamba ini adalah di akhir Maret sampai akhir Juni kalau kita lihat dari data history-nya,” kata Indra.

Indra mengatakan sebenarnya curah hujan di Luwu Utara pada 13 Juli saat terjadi banjir cenderung rendah. Namun, pada hari-hari sebelumnya curah hujan cenderung tinggi. “Pada kasus kemarin tanggal 13 Juli, sebenarnya curah hujan yang diamati dari titik pengamatan di permukaan itu tidak tinggi di 13 Juli, berada pada kriteria rendah ya, di bawah 50 mm dalam 10 hari,” katanya.

“Tetapi curah hujan sebelumnya tanggal 12 Juli itu sudah tinggi diatas 50 mm dalam 10 hari. Jadi curah hujan atau banjir di Masamba ini bukan hanya diakibatkan oleh hujan yang turun pada tanggal 13 Juli tetapi juga masih dari hujan yang turun di hari-hari sebelumnya,” jelasnya. (BACA JUGA: (BACA JUGA: China Jadi Raksasa Teknologi, Jaksa Agung AS Salahkan Perusahaan Amerika)

Hal ini, kata Indra menegaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia khususnya yang bagian selatan ekuator berada pada periode musim kemarau. “Tentu menjadi pertanyaan bagi kita semua, kenapa pada saat ini ada daerah yang masih curah hujannya tinggi ekstrim bahkan banjir? Bahwa luasnya wilayah kita itu berakibat pada pola cuaca dan iklimnya tidak seragam. Artinya apa walaupun musim kemarau tidak semua daerah Indonesia itu berada pada periode kemarau.”
(vit)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2096 seconds (0.1#10.140)