Tanggapi Pidato Presiden, Gibran: Komitmen Solo Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 sejak Era Pak Rudi
loading...
A
A
A
SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka turut menanggapi pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni 2023 mendatang.
Gibran pun sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang meminta meminta seluruh pihak tak mencampuradukkan persoalan politik dengan olahraga.
"Presiden statement? Yowes. Wong rene meh bal-balan, lha meh ngopo to kok do ribet (Yasudah. Mereka ke sini mau sepak bola, lha kenapa kok pada ribet," ujar Gibran saat diwawancarai di Gedung Paripurna, DPRD Solo, Rabu (29/3/2023).
Putra sulung Presiden Jokowi itu juga menegaskan sikapnya dan komitmennya mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Gibran juga tidak mempermasalahkan keikutsertaan timnas Israel dalam ajang tersebut.
"Kecuali rene meh jajah yo tak tolak (Kecuali ke sini mau menjajah ya saya tolak)," tegas Gibran.
Gibran juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak meminta dukungan siapapun terkait komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terhadap penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Hal itu dikarenakan komitmen tersebut sudah terbentuk sejak era FX. Rudy Hadiatmo.
"Saya tidak minta dukungan siapa-siapa. Dulu yang tanda tangan pak Rudy. Saya lanjutkan. Agreement baru dengan tanda tangan saya. Artinya pak Rudi sudah komitmen jadi saya lanjutkan," beber dia.
Setelah menjabat sebagai Wali Kota Solo, lanjut Gibran, dokumen-dokumen terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 mulai ditandatanganinya sebagai wujud komitmen dukungan.
"Kalau saya tidak komitmen tidak mungkin saya tandatangani, tidak mungkin mengajukan diri jadi tuan rumah. Dimulai awal menjabat 2021. Seluruh wali kota yang tuan rumah," ujarnya.
Selain itu, Gibran juga menyindir para kepala daerah yang melakukan protes setelah perbaikan venue dan anggaran yang dibutuhkan untuk ajang Piala Dunia U-20 hampir selesai.
"Kalau aku mau protes protes e sak durunge tanda tangan (Kalau mau protes ya protesnya sebelum tanda tangan). Se simple itu (Sesederhana itu). Ini venue wes dadi, anggaran wes metu, kene wes kesel kabeh bar kui protes (Ini venue sudah jadi, anggaran sudah keluar, kita sudah capai semua kok setelah itu protes). Ngopo protese saiki. Kene ki wes kesel. Tenogone entek (Kenapa protesnya sekarang. Kita sekarang sudah capai. Tenaganya sudah habis)," pungkas Gibran.
Gibran pun sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang meminta meminta seluruh pihak tak mencampuradukkan persoalan politik dengan olahraga.
"Presiden statement? Yowes. Wong rene meh bal-balan, lha meh ngopo to kok do ribet (Yasudah. Mereka ke sini mau sepak bola, lha kenapa kok pada ribet," ujar Gibran saat diwawancarai di Gedung Paripurna, DPRD Solo, Rabu (29/3/2023).
Putra sulung Presiden Jokowi itu juga menegaskan sikapnya dan komitmennya mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Gibran juga tidak mempermasalahkan keikutsertaan timnas Israel dalam ajang tersebut.
"Kecuali rene meh jajah yo tak tolak (Kecuali ke sini mau menjajah ya saya tolak)," tegas Gibran.
Gibran juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak meminta dukungan siapapun terkait komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terhadap penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Hal itu dikarenakan komitmen tersebut sudah terbentuk sejak era FX. Rudy Hadiatmo.
"Saya tidak minta dukungan siapa-siapa. Dulu yang tanda tangan pak Rudy. Saya lanjutkan. Agreement baru dengan tanda tangan saya. Artinya pak Rudi sudah komitmen jadi saya lanjutkan," beber dia.
Setelah menjabat sebagai Wali Kota Solo, lanjut Gibran, dokumen-dokumen terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 mulai ditandatanganinya sebagai wujud komitmen dukungan.
"Kalau saya tidak komitmen tidak mungkin saya tandatangani, tidak mungkin mengajukan diri jadi tuan rumah. Dimulai awal menjabat 2021. Seluruh wali kota yang tuan rumah," ujarnya.
Selain itu, Gibran juga menyindir para kepala daerah yang melakukan protes setelah perbaikan venue dan anggaran yang dibutuhkan untuk ajang Piala Dunia U-20 hampir selesai.
"Kalau aku mau protes protes e sak durunge tanda tangan (Kalau mau protes ya protesnya sebelum tanda tangan). Se simple itu (Sesederhana itu). Ini venue wes dadi, anggaran wes metu, kene wes kesel kabeh bar kui protes (Ini venue sudah jadi, anggaran sudah keluar, kita sudah capai semua kok setelah itu protes). Ngopo protese saiki. Kene ki wes kesel. Tenogone entek (Kenapa protesnya sekarang. Kita sekarang sudah capai. Tenaganya sudah habis)," pungkas Gibran.
(shf)