Cerita Mantan Kiper PSIS Semarang yang Kini Jadi Tukang Pijat Panggilan

Jum'at, 10 Maret 2023 - 07:11 WIB
loading...
Cerita Mantan Kiper PSIS Semarang yang Kini Jadi Tukang Pijat Panggilan
Puji yang sekarang tinggal di kawasan Manyaran, Semarang Barat, awalnya tak dikenal warga pernah menjadi legenda kiper PSIS. iNews TV/Taufik
A A A
SEMARANG - Sekilas tidak ada yang istimewa dengan pria lansia yang berprofesi tukang pijat ini. Namun siapa sangka, ternyata dia adalah mantan kiper klub sepak bola PSIS yang telah mengharumkan nama Kota Semarang di dunia sepak bola .

Dia adalah Puji Rahardjo mantan kiper PSIS era tahun 1976-1985. Banyak keriput yang kini menghias wajah karena usianya bulan depan akan genap 68 tahun. Meski demikian, kakek enam anak dan enam cucu ini harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Sejak pandemi COVID-19, puji kini menjalani profesi baru sebagai tukang pijat. Sebab, sebelumnya dia harus keluar dari tempat kerja sebagai pengelola wisata di Rembang. Selain itu, dia juga tak lagi bisa melatih sepak bola karena semua lapangan tutup akibat COVID-19.

Puji yang sekarang tinggal di kawasan Manyaran, Semarang Barat, awalnya tak dikenal warga pernah menjadi legenda kiper PSIS. Warga hanya mengetahuinya sebagai tukang pijat yang sesekali dibutuhkan untuk memijat pemain PSIS ketika cedera.

Pengalamannya sebagai kiper yang rentan cedera menjadi pelajaran berharga baginya ketika menjalani terapi pijat waktu itu. Apalagi, Puji juga pernah mengenyam pendidikan kuliah olah raga, sehingga mendapatkan materi pembelajaran pijat dan anatomi tubuh. "Karena pandemi kemarin, jadi saya berlaih profesi jadi tukang pijit untuk menyambung hidup," ujar Puji.

Puji Rahardjo ketika menjadi pemain PSIS mendapatkan penghargaan dengan direkrut sebagai karyawan sebuah bank BUMN mulai 1979. Namun dia mengajukan pensiun dini pada 2008 karena ingin fokus melatih sepak bola pada anak-anak.

Baca: Pulang dari Rantau, Warga Bantul Ditemukan Tewas Tergantung di Dapur Rumahnya.

Akan tetapi, impiannya itu mendapat tantangan besar ketika badai pandemi COVID-19 datang karena kehilangan mata pencaharian. Baru setahun terakhir, kerinduannya melatih sepak bola kembali terwujud setelah pandemi mereda.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)