Asal Usul Nama dan Sejarah Kediri, Berasal dari Pembagian Kekuasaan

Kamis, 09 Maret 2023 - 14:56 WIB
loading...
Asal Usul Nama dan Sejarah...
Kediri merupakan salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan masa kepemimpinan Raja Airlangga. Foto DOK wikipedia
A A A
JAKARTA - Kediri merupakan salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan masa kepemimpinan Raja Airlangga . Kala itu sang raja terpaksa membagi wilayah kekuasaannya karena memiliki dua anak laki-laki.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari perebutan kekuasaan . Putra pertama, Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, Daha. Putra kedua, Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Jenggala yang berpusat di kota lama, Kahuripan.

Dalam buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, dikisahkan nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling Wai Tai Ta.

Baca juga : Asal Usul dan Sejarah Penyematan Nama Mojokerto, Daerah Hasil Perebutan 2 Kesultanan

Wilayah Kerajaan Kediri ini berada di bagian selatan Kerajaan Kahuripan. Konon saat itu, Raja Kameswara menikah dengan Dewi Kirana, putri Kerajaan Jenggala. Dengan demikian akhirnya Jenggala kembali dipersatukan dengan Kediri.

Nama Kediri akhirnya menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini ditulis dalam Kitab Kakawin Smaradahana yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji.

Melansir dari laman resmi kabupaten Kediri, terdapat beberapa pendapat tentang nama Kediri, mulai dari kata "Kedi" yang berarti "Mandul" atau " Wanita yang tidak datang bulan". Bila menurut Kamus Jawa Kuno Wojo Wasito, "Kedi" berarti orang Kebiri Bidan atau Dukun.

Baca juga : Asal Usul dan Sejarah Pamekasan, Wilayah di Madura yang Jadi Pangkalan Pemberontak Mataram

Menurut Soekarton Kartoadmodjo, nama Kediri tidak ada kaitannya dengan "Kedi". Namun berasal dari kata "diri" yang berarti "adeg" (berdiri) yang mendapat awalan "Ka" yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti "Menjadi Raja".

Kediri juga dapat berarti mandiri atau berdiri tegak, berkepribadian atau berswasembada. Jadi pendapat yang mengatakan Kediri dengan perempuan, apalagi dengan Kedi kurang beralasan.

Menurut Soepomo Poejo Soedarmo, dalam kamus Melayu, kata "Kediri" dan "Kendiri" sering menggantikan kata sendiri.

Perubahan pengucapan "Kadiri" menjadi "Kediri" paling tidak ada dua gejala. Pertama, gejala usia tua dan gejala informalisasi. Hal ini berdasarkan pada kebiasaan dalam rumpun bahasa Austronesia sebelah barat, dimana perubahan seperti tadi sering terjadi.

Terdapat beberapa prasasti yang menyebutkan nama Kediri, seperti Prasasti Ceber, berangka tahun 1109 saka yang terletak di Desa Ceker, sekarang Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo.

Saat ini wilayah kediri dikenal sebagai kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut laporan jatim.bpk.go.id.

Kediri juga merupakan ibukota dari Karesidenan Kediri yang terdiri dari beberapa kota dan kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek.
(bim)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1441 seconds (0.1#10.140)