Asal Usul dan Sejarah Pamekasan, Wilayah di Madura yang Jadi Pangkalan Pemberontak Mataram
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pamekasan merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Pulau Madura . Wilayah ini rupanya memiliki proses sejarah yang cukup panjang.
Menurut laman resmi Kabupaten Pamekasan, Wilayah Pamekasan sebelumnya dikenal sebagai Pamellengan atau Pamelingan, dengan rajanya Ki Wonorono, keturunan Wikramawardhana Raja Majapahit (1389-1429).
Setelah Kerajaan Majapahit mulai runtuh, Wilayah Pamelingan ini akhirnya melepaskan diri sekira tahun 1478.
Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah
Pemerintahan Ki Wonorono ini lalu dilanjutkan oleh putrinya yaitu Nyi Banu (Ratu Pamelingan), selanjutnya oleh putra Nyi Banu yaitu Pangeran Bonorogo (Nugroho), dan putra Pangeran Bonorogo yaitu Raden Aryo Seno (Panembahan Ronggosukowati).
Hingga akhirnya ajaran Islam mulai masuk ke wilayah tersebut pada masa Walisanga. Disebarkan pertama oleh Aryo Menak Senoyo yang membuka wilayah Parupuh (Proppo).
Wilayah ini baru disebut sebagai Pamekasan setelah naik tahtanya Panembahan Ronggosukowati. Sesuai semboyan Mekkas Jatna Paksa Jenneng Dibi yang artinya memerintah dengan kemampuan sendiri.
Naik takhtanya Panembahan Ronggosukowati pada tanggal 3 November 1530 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pamekasan.
Baca juga : Asal Usul dan Sejarah Penyematan Nama Mojokerto, Daerah Hasil Perebutan 2 Kesultanan
Beliau mewariskan tata kota Pamekasan yang ada sampai saat ini. Seperti, Maseghit Ratoh di lokasi Masjid Agung Asy Syuhada, asrama tentara di area asrama A Kodim, seppir (penjara) di area asrama B Kodim, pasar di area Pasar Sore, dan jalan Se Jimat di area Monumen Arek Lancor.
Menurut laman resmi Kabupaten Pamekasan, Wilayah Pamekasan sebelumnya dikenal sebagai Pamellengan atau Pamelingan, dengan rajanya Ki Wonorono, keturunan Wikramawardhana Raja Majapahit (1389-1429).
Setelah Kerajaan Majapahit mulai runtuh, Wilayah Pamelingan ini akhirnya melepaskan diri sekira tahun 1478.
Baca juga : Asal-usul dan Sejarah Keberadaan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah
Pemerintahan Ki Wonorono ini lalu dilanjutkan oleh putrinya yaitu Nyi Banu (Ratu Pamelingan), selanjutnya oleh putra Nyi Banu yaitu Pangeran Bonorogo (Nugroho), dan putra Pangeran Bonorogo yaitu Raden Aryo Seno (Panembahan Ronggosukowati).
Hingga akhirnya ajaran Islam mulai masuk ke wilayah tersebut pada masa Walisanga. Disebarkan pertama oleh Aryo Menak Senoyo yang membuka wilayah Parupuh (Proppo).
Wilayah ini baru disebut sebagai Pamekasan setelah naik tahtanya Panembahan Ronggosukowati. Sesuai semboyan Mekkas Jatna Paksa Jenneng Dibi yang artinya memerintah dengan kemampuan sendiri.
Naik takhtanya Panembahan Ronggosukowati pada tanggal 3 November 1530 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pamekasan.
Baca juga : Asal Usul dan Sejarah Penyematan Nama Mojokerto, Daerah Hasil Perebutan 2 Kesultanan
Beliau mewariskan tata kota Pamekasan yang ada sampai saat ini. Seperti, Maseghit Ratoh di lokasi Masjid Agung Asy Syuhada, asrama tentara di area asrama A Kodim, seppir (penjara) di area asrama B Kodim, pasar di area Pasar Sore, dan jalan Se Jimat di area Monumen Arek Lancor.