Terdampak Corona, Forum Guru Usul Semester Genap Diperpanjang
loading...
Foto/istimewa
A
A
A
BANDUNG - Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) mengusulkan pengubahan periode tahun ajaran akademik sebagai antisipasi wabah corona atau COVID-19. Bila wabah masih berlangsung lama, FAGI mengusulkan tahun akademik yang biasanya dimulai bulan Juni diubah ke bulan Januari.
Ketua FAGI Iwan Hermawan mengatakan, bila pandemi berlanjut sampai pertengahan semester ganjil 2020/2021, sebaiknya ada perpanjangan semester genap 2019/2020. Dengan demikian, awal tahun pelajaran kembali ke bulan Januari seperti sebelum tahun 1978.
"Perubahan ini sangat beralasan, karena para guru merasakan pelaksanaan PBM dengan cara daring tidak maksimal. Hasilnya tidak maksimal tidak seperti lulusan tahun-tahun sebelumnya," kata Iwan, Selasa (14/4/2020).
Untuk mengisi waktu menunggu tahun pelajaran baru, sebaiknya siswa diarahkan ke kompetensi yang menitikberatkan kepada keterampilan. Beberapa waktu terakhir, keterampilan bahasa, teknologi kewirausahaan maupun pendidikan karakter kurang memperoleh perhatian. Apalagi, selama ini siswa hanya mengutamakan pengetahuan untuk kejar target kurikulum untuk memenuhi persyaratan kenaikan kelas dan ujian sekolah atau ujian nasional.
Dalam pelaksanaan perpanjangan ini, kata dia, sebaiknya dari bulan Juli-Desember 2020 dan selanjutnya siswa tidak lagi dibebankan dengan iuran, SPP atau pungutan lainnya. Untuk siswa tidak mampu pemerintah harus memberikan bantuan biaya personal untuk kepentingan pribadi selama sekolah.
Dengan kembalinya tahun pelajaran ke bulan Januari, maka tahun anggaran sekolah atau yang di sebut Rencana Kegiatan dan Anggaran sekolah (RKAS) kembali ke Januari – Desember sama dengan tahun anggaran pemerintah.
”FAGI sudah mencoba jajak pendapat di beberapa Media Sosial pada umumnya baik guru maupun masyarakat sepakat dengan perpanjangan ini, tapi jika merebaknya Covid 19 berlanjut," imbuh Iwan.
Arif budianto
Ketua FAGI Iwan Hermawan mengatakan, bila pandemi berlanjut sampai pertengahan semester ganjil 2020/2021, sebaiknya ada perpanjangan semester genap 2019/2020. Dengan demikian, awal tahun pelajaran kembali ke bulan Januari seperti sebelum tahun 1978.
"Perubahan ini sangat beralasan, karena para guru merasakan pelaksanaan PBM dengan cara daring tidak maksimal. Hasilnya tidak maksimal tidak seperti lulusan tahun-tahun sebelumnya," kata Iwan, Selasa (14/4/2020).
Untuk mengisi waktu menunggu tahun pelajaran baru, sebaiknya siswa diarahkan ke kompetensi yang menitikberatkan kepada keterampilan. Beberapa waktu terakhir, keterampilan bahasa, teknologi kewirausahaan maupun pendidikan karakter kurang memperoleh perhatian. Apalagi, selama ini siswa hanya mengutamakan pengetahuan untuk kejar target kurikulum untuk memenuhi persyaratan kenaikan kelas dan ujian sekolah atau ujian nasional.
Dalam pelaksanaan perpanjangan ini, kata dia, sebaiknya dari bulan Juli-Desember 2020 dan selanjutnya siswa tidak lagi dibebankan dengan iuran, SPP atau pungutan lainnya. Untuk siswa tidak mampu pemerintah harus memberikan bantuan biaya personal untuk kepentingan pribadi selama sekolah.
Dengan kembalinya tahun pelajaran ke bulan Januari, maka tahun anggaran sekolah atau yang di sebut Rencana Kegiatan dan Anggaran sekolah (RKAS) kembali ke Januari – Desember sama dengan tahun anggaran pemerintah.
”FAGI sudah mencoba jajak pendapat di beberapa Media Sosial pada umumnya baik guru maupun masyarakat sepakat dengan perpanjangan ini, tapi jika merebaknya Covid 19 berlanjut," imbuh Iwan.
Arif budianto
(muh)
Lihat Juga :
